PENGAWET makanan memang ajaib. Tanpa pengawet, berton-ton makanan akan membusuk. Tanpa pengawet, makanan di dunia tidak akan bervariasi. Akan tetapi, beberapa jenis pengawet masih menyebabkan lebih banyak efek negatif dibandingkan manfaat positifnya.
Ada baiknya Anda mulai berhati-hati memilih makanan. Pastikan makanan yang Anda pilih bebas dari pengawet yang berbahaya. Untuk membantu Anda, berikut 3 pengawet yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Ada baiknya Anda mulai berhati-hati memilih makanan. Pastikan makanan yang Anda pilih bebas dari pengawet yang berbahaya. Untuk membantu Anda, berikut 3 pengawet yang berdampak buruk bagi kesehatan.
1. BHA, BHT
Beberapa hasil studi laboratorium yang dilakukan pada hewan menunjukkan kalau butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) bisa menyebabkan kanker dan tumor. Selain itu, ada bukti yang mendukung kalau kedua pengawet ini menyebabkan gangguan metabolisme pada manusia. Di Amerika, kedua pengawet ini dilarang digunakan pada produk makanan bayi . Sedang di Jepang, Romania, Swedia, dan Australia, kedua pengawet dilarang total untuk digunakan.
Terdapat dalam: BHA bisa ditemukan pada lemak. Bisa pada mentega, daging, sereal, makanan yang dipanggang, snack, kentang yang dikeringkan, serta makanan olahan lainnya. Selain itu, bahan ini juga digunakan pada permen karet dan bir.
2. Sulfites
Potassium bisulfite, potassium metabisulfite, sodium sulfite and sulfur dioxide
Pernahkah Anda merasa pusing setelah minum anggur? Sebagian besar orang meyakini kalau rasa sakit ini disebabkan oleh sulfites, pengawet yang digunakan pada anggur. Sulfites berfungsi untuk menjaga agar anggur tidak berubah menjadi cuka. Benarkah? Hal ini ternyata hanya mitos semata. Anggur merah, seperti dipaparkan pada situs askmen, bisa menyebabkan sakit kepala. Tapi, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan kalau sulfites adalah pemicunya.
Beberapa orang dinyatakan mengalami reaksi alergi akibat sulfites. Karena itu, makanan dan anggur yang mengandung sulfites dilarang beredar di Amerika Serikat. Selain itu, penggunaan sulfites dengan menyemprot pada sayuran dan buah segar untuk mempertahankan warna juga dilarang.
Terdapat dalam:Sulfites terdapat pada semua anggur. Selain itu, juga ditemukan pada makanan kering dan kentang yang dikeringkan.
3. Sodium Nitrite
Kandungan ini merupakan salah satu alasan lagi untuk mengurangi konsumsi hot dog. Pengawet satu ini bisa membentuk zat-zat kimia penyebab kanker di dalam usus. Sodium nitrite merupakan sejenis garam yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengawetkan daging dan mencegah pertumbuhan clostridium botulinum, bakteri penyebab keracunan makanan. Zat ini merupakan penyebab warna merah pada ham. Komponen ini bisa bereaksi dengan protein-protein di dalam lambung dan berfungsi sebagai dapur pembuatan N-nitrosamines, penyebab kanker.
Terdapat dalam:Sodium nitrite ditemukan pada daging olahan, termasuk ham, bacon, hot dog, dan beberapa jenis sosis. selain itu, ada juga pada ikan asap. (OL-08)
Pengawet makanan merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan makanan. Penggunaan pengawet terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi makanan mudah rusak. Dengan pemberian bahan pengawet tersebut, diharapkan makanan tetap terpelihara kesegarannya. Selain juga mencegah terjadinya kerusakan bahan makanan.
Beberapa hasil studi laboratorium yang dilakukan pada hewan menunjukkan kalau butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) bisa menyebabkan kanker dan tumor. Selain itu, ada bukti yang mendukung kalau kedua pengawet ini menyebabkan gangguan metabolisme pada manusia. Di Amerika, kedua pengawet ini dilarang digunakan pada produk makanan bayi . Sedang di Jepang, Romania, Swedia, dan Australia, kedua pengawet dilarang total untuk digunakan.
Terdapat dalam: BHA bisa ditemukan pada lemak. Bisa pada mentega, daging, sereal, makanan yang dipanggang, snack, kentang yang dikeringkan, serta makanan olahan lainnya. Selain itu, bahan ini juga digunakan pada permen karet dan bir.
2. Sulfites
Potassium bisulfite, potassium metabisulfite, sodium sulfite and sulfur dioxide
Pernahkah Anda merasa pusing setelah minum anggur? Sebagian besar orang meyakini kalau rasa sakit ini disebabkan oleh sulfites, pengawet yang digunakan pada anggur. Sulfites berfungsi untuk menjaga agar anggur tidak berubah menjadi cuka. Benarkah? Hal ini ternyata hanya mitos semata. Anggur merah, seperti dipaparkan pada situs askmen, bisa menyebabkan sakit kepala. Tapi, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan kalau sulfites adalah pemicunya.
Beberapa orang dinyatakan mengalami reaksi alergi akibat sulfites. Karena itu, makanan dan anggur yang mengandung sulfites dilarang beredar di Amerika Serikat. Selain itu, penggunaan sulfites dengan menyemprot pada sayuran dan buah segar untuk mempertahankan warna juga dilarang.
Terdapat dalam:Sulfites terdapat pada semua anggur. Selain itu, juga ditemukan pada makanan kering dan kentang yang dikeringkan.
3. Sodium Nitrite
Kandungan ini merupakan salah satu alasan lagi untuk mengurangi konsumsi hot dog. Pengawet satu ini bisa membentuk zat-zat kimia penyebab kanker di dalam usus. Sodium nitrite merupakan sejenis garam yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengawetkan daging dan mencegah pertumbuhan clostridium botulinum, bakteri penyebab keracunan makanan. Zat ini merupakan penyebab warna merah pada ham. Komponen ini bisa bereaksi dengan protein-protein di dalam lambung dan berfungsi sebagai dapur pembuatan N-nitrosamines, penyebab kanker.
Terdapat dalam:Sodium nitrite ditemukan pada daging olahan, termasuk ham, bacon, hot dog, dan beberapa jenis sosis. selain itu, ada juga pada ikan asap. (OL-08)
Pengawet makanan merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan makanan. Penggunaan pengawet terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi makanan mudah rusak. Dengan pemberian bahan pengawet tersebut, diharapkan makanan tetap terpelihara kesegarannya. Selain juga mencegah terjadinya kerusakan bahan makanan.
Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 26 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Adapun kelompok pengawet tersebut adalah: asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, belerang dioksida, etil p-hidroksi benzoat, kaloum benzoat, kalium bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoat, kalsium propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium bisulfit, natirum metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, natrium sulfit, nisin, propil-p-hidroksi benzoat. Penggunaan pengawet tersebut harus mengikuti takaran yang dibenarkan.
Pengawet yang tidak diizinkan namun kemungkinan dipergunakan seperti formalin dan boraks pada makanan tertentu sangatlah berbahaya. Bahayanya penggunaan formalin karena dapat menyebabkan di antaranya kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan diantaranya gangguan pada otak, hati, dan kulit.
Upaya produsen (pelaku usaha) dalam memberikan perlindungan konsumen sehubungan dengan penggunaan bahan pengawet pada makanan, adalah dengan memenuhi ketentuan tentang pengaturan penggunaan pengawet terhadap produk makanannya. Penggunaan pengawet yang diizinkan dan takaran yang benar, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan penggunaan zat yang mengandung bahaya.
Hak konsumen atas keamanan dan keselamatan terhadap barang yang dikonsumsi harus dihormati oleh produsen. Sebab, hak tersebut dilindungi oleh undang-undang yang memberikan perlindungan terhadap konsumen (UUPK No.8 tahun 1999).
Kembali ke alam atau makanan yang alami bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Bahaya pengawet terhadap tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pengawet yang digunakan, dalam hal ini jenis dan takaran serta pola konsumsi.
Lama dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat racun yang bisa memicu reaksi yang menyebabkan sakit. Tanggung jawab konsumen terhadap kesehatan, salah satunya adalah dengan lebih selektif memilih pola konsumsi.
anpa pengawet, makanan akan membusuk. Akan tetapi, beberapa jenis pengawet masih menyebabkan efek negatif dibandingkan manfaat positifnya. Ada baiknya Anda mulai berhati-hati memilih makanan. Pastikan makanan yang Anda pilih bebas dari pengawet yang berbahaya. Berikut 3 pengawet yang berdampak buruk bagi kesehatan.1. BHA, BHT
Beberapa hasil studi laboratorium yang dilakukan pada hewan menunjukkan kalau butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) bisa menyebabkan kanker dan tumor. Selain itu, ada bukti yang mendukung kalau kedua pengawet ini menyebabkan gangguan metabolisme pada manusia. Di Amerika, kedua pengawet ini dilarang digunakan pada produk makanan bayi . Sedang di Jepang, Romania, Swedia, dan Australia, kedua pengawet dilarang total untuk digunakan. Terdapat dalam: BHA bisa ditemukan pada lemak. Bisa pada mentega, daging, sereal, makanan yang dipanggang, snack, kentang yang dikeringkan, serta makanan olahan lainnya. Selain itu, bahan ini juga digunakan pada permen karet dan bir.
2. Sulfites
Potassium bisulfite, potassium metabisulfite, sodium sulfite and sulfur dioxide Pernahkah Anda merasa pusing setelah minum anggur? Sebagian besar orang meyakini kalau rasa sakit ini disebabkan oleh sulfites, pengawet yang digunakan pada anggur. Sulfites berfungsi untuk menjaga agar anggur tidak berubah menjadi cuka. Benarkah? Hal ini ternyata hanya mitos semata. Anggur merah, seperti dipaparkan pada situs askmen, bisa menyebabkan sakit kepala. Tapi, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan kalau sulfites adalah pemicunya. Beberapa orang dinyatakan mengalami reaksi alergi akibat sulfites. Karena itu, makanan dan anggur yang mengandung sulfites dilarang beredar di Amerika Serikat. Selain itu, penggunaan sulfites dengan menyemprot pada sayuran dan buah segar untuk mempertahankan warna juga dilarang. Terdapat dalam:Sulfites terdapat pada semua anggur. Selain itu, juga ditemukan pada makanan kering dan kentang yang dikeringkan.
3. Sodium Nitrite
Kandungan ini merupakan salah satu alasan lagi untuk mengurangi konsumsi hot dog. Pengawet satu ini bisa membentuk zat-zat kimia penyebab kanker di dalam usus. Sodium nitrite merupakan sejenis garam yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengawetkan daging dan mencegah pertumbuhan clostridium botulinum, bakteri penyebab keracunan makanan. Zat ini merupakan penyebab warna merah pada ham. Komponen ini bisa bereaksi dengan protein-protein di dalam lambung dan berfungsi sebagai dapur pembuatan N-nitrosamines, penyebab kanker.
Terdapat dalam:Sodium nitrite ditemukan pada daging olahan, termasuk ham, bacon, hot dog, dan beberapa jenis sosis. selain itu, ada juga pada ikan asap.
VIVAnews - Sempat merasa resah dengan pengawet makanan yang bisa membahayakan kesehatan? Anda tidak sendirian. Namun, yang perlu Anda tahu tidak semua pengawet makanan berbahaya.
Mengutip dari situs Badan POM, jika pengawet makanan yang telah lolos uji labrotarium ini digunakan sesuai batas yang ditentukan berarti aman kita konsumsi. Bahan pengawet yang aman dikonsumsi, antara lain jenis asam dan garam benzoat, sorbat, dan propionat, belerang dioksida dan sulfit, nitrit dan nitrat, natrium klorida, gula, asam, nisin, natamycin, subtilin, serta antioksidan BHA dan BHT.
Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
Tentu saja, ada bahan tambahan yang dilarang dipakai untuk pangan. Bahan kimia yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya dalam pangan, yaitu asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin.
Namun, yang perlu Anda tahu, jangan sampai lengah saat membeli bahan makanan. Sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:
- Teliti komposisi gizi apa saja yang terkandung dalam bahan pangan yang tercantum pada labelnya.
- Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, atau es krim berwarna terlalu mencolok kemungkinan ditambahi zat pewarna. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya semerah daging segarnya.
- Coba cicipi. Biasanya, lidah kita cukup jeli membedakan yang aman dan tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, sangat gurih dan membuat lidah 'tersengat'.
- Membaui aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak/terkontaminasi mikroorganisme.
- Hati-hati, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini mungkin menimbulkan reaksi alergi.
- Perhatikan, apakah makanan tersebut telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Dinas Kesehatan yang bisa dilihat dari label kemasannya. VIVAnews - Sempat merasa resah dengan pengawet makanan yang bisa membahayakan kesehatan? Anda tidak sendirian. Namun, yang perlu Anda tahu tidak semua pengawet makanan berbahaya.
Mengutip dari situs Badan POM, jika pengawet makanan yang telah lolos uji labrotarium ini digunakan sesuai batas yang ditentukan berarti aman kita konsumsi. Bahan pengawet yang aman dikonsumsi, antara lain jenis asam dan garam benzoat, sorbat, dan propionat, belerang dioksida dan sulfit, nitrit dan nitrat, natrium klorida, gula, asam, nisin, natamycin, subtilin, serta antioksidan BHA dan BHT.
Benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, serta sari buah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain. Propionat merupakan bahan pengawet untuk roti dan keju olahan. Sorbat biasanya digunakan untuk mengawetkan margarin, pekatan sari buah, dan keju.
Sulfit merupakan bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, dan pekatan sari nenas. Sedangkan nitrit dapat digunakan sebagai pengawet daging olahan seperti sosis, korned dalam kaleng, atau keju.
Tentu saja, ada bahan tambahan yang dilarang dipakai untuk pangan. Bahan kimia yang dikategorikan sebagai bahan berbahaya dalam pangan, yaitu asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin.
Namun, yang perlu Anda tahu, jangan sampai lengah saat membeli bahan makanan. Sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:
- Teliti komposisi gizi apa saja yang terkandung dalam bahan pangan yang tercantum pada labelnya.
- Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, atau es krim berwarna terlalu mencolok kemungkinan ditambahi zat pewarna. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya semerah daging segarnya.
- Coba cicipi. Biasanya, lidah kita cukup jeli membedakan yang aman dan tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, sangat gurih dan membuat lidah 'tersengat'.
- Membaui aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak/terkontaminasi mikroorganisme.
- Hati-hati, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini mungkin menimbulkan reaksi alergi.
- Perhatikan, apakah makanan tersebut telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Dinas Kesehatan yang bisa dilihat dari label kemasannya.
DEPOK -- Bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya dan melebihi kadar masih ditemukan dalam jajanan anak di sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kota Depok. Hal ini diketahui setelah dilakukan survey di 60 SD di empat kecamatan oleh Seksi Perbekalan Kesehatan dan POM Dinas Kesehatan, Kota Depok, mulai Rabu (10/6) hingga Selasa lalu (14/7).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Hardiyono menjelaskan presentase dari BTP berbahaya yang beredar di masyarakat secara umum mengalami penurunan. Namun, pihaknya akan terus berusaha melakukan pengawasan hingga tidak ditemukan lagi BTP.
“Hasil survey ini belum bisa dikatakan mewakili keseluruhan jumlah penggunaan BTP berbahaya dan melebihi kadar di Kota Depok,” terangnya disela acara seminar Hasil Survey Makanan Jajanan Anak Sekolah, di Balaikota Kota Depok, Selasa (29/7).
Hardiyono menegaskan BTP sangat berbahaya bagi yang mengkonsumsinya dan memiliki efek jangka panjangnya yaitu terkena kanker. Dia menambahakan setiap temuan akan ditindaklanjuti untuk dilakukan pendekatan persuasif kepada pedagang yang menggunakannya.
Herjubinartin, Kepala Bidang Perbekalan Kesehatan dan POM, Dinas Kesehatan Kota Depok, menjelaskan empat kecamatan di Kota Depok yang dijadikan sampel meliputi Sukmajaya, Cimanggis, Pancoran Mas dan Sawangan dijadikan sampel. “Survey ini menggunakan metode wawancara ke setiap pedagang jajanan makanan yang ada di kantin sekolah dan yang diluar sekolah,” ujarnya.
Herjubinatin menjelaskan BTP berbahaya contohnya Methanil Yellow (pewarna kuning), Rodamin B (pewarna merah), Boraks (pengawet), Formalin (pengawet), dan BTP melebihi kadar ialah Siklamat (pemanis makanan berkalori rendah) dan Benzoat (pengawet).
Herjubinartin mencontohkan wilayah pedagang jajanan SD yang banyak mengunakan BTP berbahaya dan melebihi kadar yaitu Boraks di Sawangan, formalin di Sukmajaya, Rhodamin B di Sawangan, Sukmajaya dan Cimanggis, Benzoat pada saos yang melebihi kadar terdapat di Sukmajaya. “untuk Benzoat angkanya naik 20 persen dari tahun 2008, dikarenakan banyak munculnya jenis saos baru,” paparnya.
Herjubinatin menambahkan hasil survey dan labotarium akan dibagikan ke setiap sekolah yang telah menjadi sampel. “Nanti pihak sekolah yang akan melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pedagang untuk mengurangi pemaikan BTP berbahaya,” ujarnya. Masyarakat hendaknya dapat berperan dalam menyampaikan aduan masalah dan masukan untuk pencegahan beredarnya BTP berbahaya.
Sementara itu, Yanti Ratnasari, Kepala Seksi Survei dan Penyuluhan, BPOM Jakarta, mengatakan kasus pengunaan BTP berbahaya dan melebihi kadar mencapai angka 40 persen di Indonesia tahun 2008. “kami akan terus melakukan pengawasan kepada distributor besar dan pengecer BTP berbahaya,” tegasnya. C03/ahi
Waspada Formalin dan boraks
Formalin dan boraks adalah zat yang sering digunakan sebagai pengawet makanan. Padahal penggunaannya sebagai pengawet makanan sangat membahayakan. Sebenarnya apa sih yang dimaksud formalin dan boraks ? Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Kemudian bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung formalin dan boraks? Silahkan kamu baca kelanjutan artikel ini...
FORMALIN
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol.Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
- Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
- Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
- Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
- Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
Mendeteksi Formalin secara phisik
- Ayam potong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk
- Bakso yang tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar dan memiliki tekstur yang sangat kenyal
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, bau menyengat khas formalin.
- Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan bersih dan cerah, namun tidak berbau khas ikan asin.
- Tahu yang biasanya berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, bau menyengat khas formalin.
- Mie Basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), bau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
B. BORAKS
Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH : 9,5.
Penggunaan :
Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa. Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir.
Pengaruh terhadap kesehatan :
- Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
- Tanda dan gejala kronis
- nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Ciri Makanan Yang Mengandung Formalin
Masih adanya pemakaian bahan pengawet berbahaya seperti formalin yang berlebihan perlu disikapi oleh konsumen. Berikut ini ciri-ciri makanan yang mengandung formalin :
Mi basah:
- Bau sedikit menyengat.
- Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25Âș Celsius). Pada suhu 10ÂșC atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
- Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.
Tahu:
- Bentuknya sangat bagus.
- Kenyal.
- Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25ÂșC). Pada suhu lemari es (10ÂșC) tahan lebih dari 15 hari.
- Bau agak menyengat.
- Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Bakso:
- Kenyal.
- Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan:
- Warna putih bersih.
- Kenyal.
- Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
- Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Ikan asin:
- Ikan berwarna bersih cerah.
- Tidak berbau khas ikan.
- Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ÂșC).
- Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong:
- Berwarna putih bersih.
- Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
Boraks Bisa Mematikan
Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Ciri Makanan Mengandung Boraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
Bakso
- Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan lama atau awet beberapa hari.
- Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
- Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
- Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
- Sangat keras dan susah dibelah.
- Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Pewarna Kain di Jajanan Anak
Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanil yellow, amaranth. Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.
Cara Memilih Makanan Bebas Formalin
1. Ikan:
- Ikan segar biasanya justru dikerubuti lalat. Jika tidak, Anda malah boleh curiga.
- Perhatikan kondisi daging dan insangnya. Bila daging masih segar, sementara insangnya sudah merah kecoklatan, Anda harus curiga. Daging yang segar alami biasanya diikuti insang ikan yang juga merah segar.
2. Memilih Tahu Dan Tempe Yang Baik :
Ketika memilih tahu, pilih yang kekenyalannya normal. Tahu yang terlalu kenyal kemungkinan menggunakan formalin. Jangan pilih yang berbau asam atau berlendir. Sedangkan ketika memilih tempe, pilih yang baunya segar dan kedelainya padat. Menyimpan tahu sebaiknya direbus dulu sebentar agar fermentasinya terhenti sehingga tidak asam rasanya. Simpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin. Sementara tempe harus dibungkus rapat saat disimpan di lemari pendingin. Tempe tidak tahan lama. Sebaiknya tidak disimpan lebih dari dua hari.
Formalin Merusak Saraf Pusat
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas.
Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.
Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.
Pertolongan pertama pada keracunan akut
Tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
*Sebelum ke rumah sakit : Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran coma atas.
*Di rumah sakit : Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila dilakukan teropong usus untuk mendiagnosis trauma esofagus dan saluran cerna).
Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh. Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan berat yang mengganggu metabolisme).
Ciri makanan berformalin :
Mi basah :
- Bau sedikit menyengat.
- Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10 derajat C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
- Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.
Tahu :
- Bentuknya sangat bagus.
- Kenyal
- Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius). Pada suhu lemari es 10 derajat Celcius tahan lebih dari 15 hari.
- Bau agak menyengat.
- Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Ikan :
- Warna putih bersih.
- Kenyal.
- Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
- Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Bakso :
- Kenyal.
- Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan asin :
- Ikan berwarna bersih cerah.
- Tidak berbau khas ikan.
- Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat C).
- Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong :
- Berwarna putih bersih.
- Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
Boraks Bisa Mematikan
Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Ciri makanan berboraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
Bakso
Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Tahan lama atau awet beberapa hari Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
Sangat keras dan susah dibelah. Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Pewarna Kain di Jajanan Anak
Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanyl yellow, amaranth.
Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.
Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B :
- Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
- Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
- Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
- Baunya tidak alami sesuai makanannya. @
Tidak ada komentar:
Posting Komentar