Join emridho's empire

Jumat, 30 Desember 2011

paper telur

PENDAHULUAN

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral.
Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot.
Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan.

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Telur
Telur merupakan salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan bagi tercapainya kecukupan bagi gizi masyarakat.Sebagai bahan makanan telur  mempunyai beberapa kelebihan yaitu mengandung zat gizi yang di butuhkan oleh tubuh,rasanya enak ,mudah dicerna,dan dapat diolah menjadi berbagai macam  produk makanan(Sarwono 1994).
Sebagai bahan makanan telur mudah sekali mengalami kerusakan .Ada beberpa factor yang dapat menyebabkan kerusakan telur diantaranya adalah adanya kuman pencemar,suhu lingkungan ,kelembapan,factor penanganan dan kondisi penyimpanan.(Sarwono 1994).
Besarnya kontaminasi kuman pada telur dan tingkat pertumbuhan kuman akan menentukan lamanya daya simpan telur.Jumlah kuman akan meningkat bila telur disimpan pada suhu yang sesuai dengan pertumbuhan kuman,sehingga akan menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu telur (Jekti ,1990).
Perlu diperhatikan dalam pemilihan telur adalah kualitas telur .Untuk menentukan kualitas telur ada dua factor yaitu kualitas telur bagian luar dan kualitas bagian dalam (Neisheim et al,1979).Kualitas telur bagian luar meliputi berat ,kebersihan kulit dan retak tidaknya kulit telur ,sedangkan kualitas bagian dalam meliputi keadaan albumin ,rongga udara ,dan proporsi bagian telur (Board,1986)Dari segi mikrobiologis pengetahuan tentang jumlah dan jenis kuman tertentu dalam bahan makanan sangat penting dalam usaha menghindari keracunan yang berasal dari bahan makanan termasuk telur.
Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang berkaitan dengan isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur.


Dalam kondisi baru, kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya telur.
Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, misalnya Haryoto (1996), Muhammad Rasyaf (1991), dan Antonius Riyanto (2001), dinyatakan bahwa kerusakan isi telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak yang keluar, sehingga derajat keasaman meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menyusut, dan putih telur menjadi lebih encer. Masuknya mikroba ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak isi telur.
Telur segar yang baik ditandai oleh bentuk kulitnya yang bagus, cukup tebal, tidak cacat (retak), warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi kuning telur di tengah-tengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah.Beberapa cara memilih telur yang baik : karena sifatnya yang tidak tahan lama, beli telur seperlunya. ini baik untuk menghindari telur kedaluarsa, ciri-ciri telur yang baik adalah, kondisi cangkang tidak retak, bersih dari kotoran yang menempel serta kontaminasi mikroba, telur yang baik akan terlihat jernih, kuning telur berada di tengah ketika di teropong. ciri lain telur yang baik adalah, tidak terapung ketika di rendam di dalam air.
2.2 Komposisi Telur
Telur ayam pada umumnya memiliki berat sekitar 50-57 gram perbutirnya, yang terdiri dari 11% bagian kulit telur, 50% bagian putih telur, 31% bagian kuning telur.
Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Protein telur termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan.
Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di samping itu telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat penting guna meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja. Anak balita setiap hari membutuhkan kurang lebih 15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi apabila anak balita mengkonsumsi 2 butir telur ayam perhari. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan, dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan guna mengganti sel tubuh yang rusak..
Komposisi zat gizi telur ayam dalam 100 gram
1. Kalori (kal) : 162,0
2. Protein (g) : 12,8
3. Lemak (g) :11,5
4. Karbohodrat (g) : 0,7
5. Kalsium (mg) : 54,0
6. Fosfor (mg) : 180,0
7. Besi (mg) : 2,7
8. Vitamin A : 900,0
9. Vitamin B : 0,1
10. Air (g) : 72
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979
2.3.Komposisi dan gizi
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling bergizi dan dapat disiapkan dalam berbagai bentuk olahan. Telur dikatakan pula sebagai bahan pangan yang sempurna. Karena telur mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh suatu makhluk hidup seperti protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup. Disamping itu protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi dan memiliki susunan asam amino essensial yang lengkap. Sehingga protein telur sering dijadikan patokan dalam menentukan mutu protein dari berbagai bahan pangan lainnya.
Telur ayam mengandung 11% kulit, 31% kuning telur dan 55% putih telur. Isi telur tanpa kulit terbagi atas 65% putih dan 35% kuning telur. Yolk atau kuning telur mengandung 50% padatan yang terdiri dari 1/3 bagian protein dan 2/3 bagian lemak. Yolk bila disentrifuse akan terpisah menjadi 3 fraksi, yaitu livetin, komponen glanular, dan lipovitelenin. Lipovitelin dan lipovitelenin adalah campuran komplek lipoprotein yang apabila lipidanya diekstrak dengan 80% alkohol akan meninggalkan phosphoprotein, vitelin dan vitelenin.
Putih telur cair mengandung 12% protein. Ada 4 lapisan putih telur, yaitu bagian luar cairan (lapisan tipis), bagian viscous cairan (lapisan tebal), bagian dalam cairan (lapisan tipis), dan bagian lapisan kecil padat mengelilingi membran vitelin kuning telur disebut “chalaza” untuk mempertahankan posisi yolk.Disamping nilai gizinya yang tinggi dan sifat-sifat fungsionalnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam pengolahan pangan, telur merupakan bahan pangan yang mudah atau cepat rusak sehingga tidak tahan lama disimpan tanpa perlakuan apa-apa.
Umumnya telur yang masih segar yaitu yang baru keluar dari ayam adalah steril, akan tetapi segera setelah itu kulit telur dapat terkontaminasi oleh kotoran ayam (fecal matter), air cucian (bila telur itu dicuci), penanganan dan mugkin dari bahan pengepak.
Untuk menjaga dan mempertahankan kualitas telur, telur hendaknya disimpan pada tempat yang dingin yang jauh dari bau-bauan yang dapat diserap melalui pori-pori kulit. Telur segar dapat disimpan sampai 2 minggu dalam refrigerator. Untuk hasil yang baik sebelum digunakan keluarkan setengah jam sebelumnya.



2.4 Mutu Telur
            Penentuan mutu telur sebenarnya sangat penting sekali di kerjakan ,terutama untuk isi telur .Tetapi yang banyak di jumpai pada rakyat biasa ,Hal ini belum banyak di kerjakan .Ada beberapa cara penentuan mutu telur yaitu :
a.       Berdasarkan Kebersihan dan Ketebalan Kerabang.
Secara estetis,telur yang kerabangnya akan lebih menarik dari pada telur yang kerabangnya kotor .Kerabang kotor dapat di sebabkan oleh bekas kotoran ayam atau bekas darah .Tebalnya kerabang akan menentukan mudah tidaknya telur pecah.Telur yang kerabangnya tebal relative lebih mudah pecah dari pada telur yang kerabangnya tipis.Berdasarkan kebersihan dan ketebalam kerabang ,telur – telur dapat di kelompokkan menjadi 4 golongan mutu,yaitu :
*      Kelas mutu I ,Adalah telur – telur yang berkerabang  tidak terang atau tidak pecah.
*      Kelas mutu II yaitu telur – telur yang kerabangnya ada yang retak tapi isinya belum keluar .
*      Kelas mutu III yaitu telur – telur yang kerabangnya ada yang retak tapi isinya belum keluar .
*      Kelas mutu IV ,yaitu telur – telur yang kerabangnya sudah pecah sebagian isinya keluar.
b.      Berdasarkan Ukuran Telur.
Meskipun bentuk dan ukuran setiap telur hanpir tidak selalu sama ,namun telur – telur dapat di golongkan menjadi 4 golongan mutu berdasarkan ukuran .Biasanya ukuran telur di hubungkan dengan beratnya .Makin besar ukurannya maka akan semakin berat .





III.ISI
PENYEBAB KERUSAKAN TELUR
A.Mikroba
            Penurunan kualitas telur tersebut disebabkan kontaminasi mikroba dari luar yang masuk melalui pori-pori kulit telur dan kemudian merusak isi telur .Mikroba yang seringkali menyebabkan kerusakan pada telur antara lain oleh bakteri(busuk-putih, hitam, campuran dan telur basah), dan cendawan (kulit jamuran dan bercak hitam).
Kebusukan oleh bakteri dapat dihindari dengan :
*      mencegah adanya air pada permukaan setelah ditelurkan.
*      menjaga agar sarangnya tetap kering .
*      menyimpan segera pada suhu 29ºCsampai 31ºC .
*      menjaga supaya tidak sekali-kali menyimpan telur yang dicuci dan pasteurisasi telur dengan perlakuan pemanasan.
Salah satu mikroba yang sering mengkontaminasi telur adalah Salmonella. Kontaminasi Salmonella di dalam telur, terutama oleh S. pullorum, dapat dimulai dari ovari, dimana bakteri ini masuk ke dlam ovum atau kuning telur pada waktu ovulasi. Kontaminasi Salmonella yang lebih sering terjadi pada telur adalah dengan cara penetrasi dari kotoran unggas melalui kulit telur sewaktu ditelurkan dari induknya. Jika telur kemudian tidak disimpan pada suhu rendah, bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam membran kulit, dan akan mengkontaminasi isi telur sewaktu telur dipecahkan untuk diolah. Endotoksin yang merupakan bagian lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut diduga merupakan penyebab dari timbulnya gejala demam pada penderita salmonellosis dan demam tifus. Beberapa galur Salmonella juga dapat menimbulkan gejala yang menyerupai gejala intoksikasi yang ditimbulkan oleh enterotoksin.Pencucian telur dengan air yang terutama ditujukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran, sebaliknya dapat merangsang terjadinya kontaminasi Salmonella. Tetapi pencucian telur dengan menggunakan air hangat pada suhu kira-kira 77ºC selama 3 menit dapat mengurangi jumlah Salmonella.

.
B.Suhu
Meskipun telur merupakan produk ternak bernilai gizi tinggi, tetapi juga mempunyai sifat-sifat yang sangat rentan. Sifat-sifat rentan tersebut, antara lain, kualitasnya mudah menurun akibat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kelembaban (suhu), temperatur, ventilasi dan kualitas awal telur itu sendiri. Kulit telur mudah pecah, retak, dan tidak dapat menahan tekanan mekanis yang terlalu besar. Dengan demikian, telur tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu kemasan.
           Menurut data statistik Ditjen Bina Produksi Peternakan, di Indonesia kerusakan telur setelah panen mencapai 25 persen. Hal ini, antara lain, disebabkan terbatasnya perlakuan teknologi, rantai pemasaran yang terlalu panjang, serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Telur akan mengalami penurunan kualitas sejak 5-7 hari dari saat peneluran, yang ditandai dengan isi telur yang kocak. Atau bila dipecah isinya sudah tidak menggumpal lagi, seperti telur segar, alias busuk.
Untuk mengantisipasi penurunan kualitas telur pascapanen diperlukan suatu teknologi pengawetan. Prinsip dari pengawetan khususnya telur konsumsi adalah mencegah masuknya mikroba ke dalam telur serta mencegah penguapan air dan gas-gas dari dalam telur melewati pori-pori kulit telur .
.Untuk mencegah kerusakan pada telur maka di upayakan suhu jangan sampai menurun di bawah -3ºC, yaitu titik beku telur. Disamping itu kuning telur yang mengalami pembekuan akan mengalami kerusakan yang sifatnya ‘irreversible’. Suhu yang baik untuk menyimpan telur adalah –1,5ºC dengan kelembaban nisbi 82-85 %. Kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan isi telur menguap sehingga kantong udara di dalamnya menjadi besar. Telur harus disimpan pada suhu rendah sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyebabkan isi telur membeku yang dapat menyebabkan telur tersebut pecah.
Suhu juga berkaitan erat dengan perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak kualitas telur.Dan dapat di upayakan untuk pencegahannya dengan pencucian telur pada suhu 77 ºC selama 3 menit.Jika telur disimpan dalam suhu kamar maka akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme pada cangkang telur yang nantinya akan masuk kedalam telur melalui pori-pori telur.
Telur dapat di pertahankan kesegarannya dalam waktu yang relative lama apabila di simpan dalam ruang dingin yang bersuhu sekitar 0 C .Pada penyimpanan dingin harus di perhatikan kelembapannya dan kecepatan aliran udara dingin dalam ruangan.Kelembapan di atur antara 85 – 90 % ,sedang kecepatan sirkulasi udara dingin di atur antara 125 -175 ft (kaki )per menit.Selain itu dapat pula di kerjakan dengan menyimpan telur dalam ruangan dihembuskan pula gas karbondioksida ± 10 %.
Suhu yang rendah dalam penyimpanan telur akan memperlambat hilangnya CO2 dan air dalam telur maupun penyebaran air dari putih ke kuning telur .Pengendalian kelembapan udara dalam ruangan yaitu 80 – 90 % di butuhkan untuk memperlambat kehilangan air ,kadar karbon dioksida kira – kira 3 % dalam udara akan mengurangi kehilangan CO2 .Pendinginan menggunakan CO2 pada kosentrasi 60 % dalam atmosfer gudang pendinginan kadang – kadang di lakukan.Hal ini mempunyai keuntungan mencegah pertumbuhan jamur tanpa menggunakan ozon.











Piper
Teknologi pengolahan telur dan daging unggas



Oleh Kel i:
FERISYA DWI RIZKI        07 163 034
MAL FAZRI                        07 163 018
REFI YANTO                       07163 016
YOLYA AMRIAN               07 163 013
EFRIAL SUMANTI F.        07 163 012



 






Fakultas peternakan
Universitas andalas
Padang
2008
Tujuan dan Kegunaan
            Piper ini di buat untuk memenuhi tuntutan mata kuliah Ilmu  dan Teknologi Pengolahan Telur dan Daging Unggas serta untuk mengetahui kualitas telur dari segi kerusakannya berdasarkan mikroba dan suhu.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

            ……..2008.www.google.com.Kualitas Telur.Fakultas Peternakan .Padang
            Bucle.1987.Ilmu Pangan.Universitas Indonesia.Jakarta.
            Sugitha.I.Made.1995.Teknologi Hasil Ternak.Fakultas Peternakan.Universitas
                        Andalas.Padang.
           

















IV.PENUTUP
Kesimpulan
            Dari paparan mengenai kualitas telur yang membahas tentang kerusakannya berdasarkan mikroba dan suhu dapat di tarik kesimpulan bahwa kerusakan telur oleh kontaminasi mikroba oleh bakteri golongan salmonella ,yaitunya dari bakteri Salmonenlla pullorum yang menimbul kan cirri pad telur yang dikontaminasinya antara lain menimbulkan bau yang busuk dengan adanya warna putih ,hitam ,dan keadaan telur basah serta pada kerabang luar telur tersebut bercendawan (kulit berjamur dan bercak hijau.Suhu yang baik untuk menjaga agar telur tetap dalam keaadn baik adalah – 1.5ºC dengan kelembapan 82 – 85 % .Untuk mencegah pertumbuhan dari  mikroba sebelum di simpan sebaiknya telur di cuci pada suhu 77 ºC selama 3 menit ,kemudian dapat di simpan dalam ruangan yang di hembuskan gas CO2 ± 10 %.









Tinjauan pustaka Kajian Perubahan sosial



Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan- perubahan tersebut ada yang menarik dalam arti mencolok, adapula yang pengaruhnya terbatas maupun luas. Serta adapula perubahan yang lambat sekali akan tetapi adapula yang berjalan dengan cepat (soeknto,1997:333).

Gillin dan gillin mengatakan perubahan sosial sebagai sebagai suatu variasi dari cara- cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis .kebudayaan material , komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan- penemuan baru. Defenisis lain dari selo soemardjan bahwa perubahan sosial adalah gejala perubahan- perubahan pada lembagakemasyarakatan didalam suatu masyarakat ,yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok- kelompok dlam masyarakat. Tekanan pada defenisi ini terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan kelompok manusia, perubahan- perubahan mana kemudian mempengaruhi segala struktur masyarakat lainnya (soekanto, 1997:337)

Banyak yang digunakan untuk mempengaruhi perubahan
Metode ini biasanya dipilih berdasarkan asumsi tertentu chann dan Benne mengemukakan tiga jenis strategi yang mereka sebut dengan
  1. rasional emphiris
  2. normatif edicatif
  3. pelaksanaan kekuasaan
starategi pertama berasumsi bahwa manusia adalah rasional dan mereka akan memenuhi kebutuhan mereka sendiri , bila keputusan itu ditujukan kepada mereka . strategi kedua juga berasumsi bahwa manusia adalah rasional tetapi mengakui manusia manusia bertindak berdasarkan norma- norma sosial, pengetahuan dan kepentingan sendiri,karena itulah perlumengembangkan nilai dan siskap maupun pemberian pengetahuan, strategi ketiga berasumsi bahwa manusia beertindak berdasarkan hubungan kekuasaan hubungan kekuasaan sah atau paksaan(lauer, 2001: 495-496)
dengantrjadinya interaksi antara masyarakat dengan jemaah tabligh akan trjadi perubahan pada perilaku, sikap pada masyarakat, karena setiap individu dalammmasyrakat selalu ingin menjadi yangterbaik dibandingkan dengan keadan terdahulu sehingga menyebabakan orang untuk mengambil keputusanpribadi dan akhirnya berpengaruh pada kelompok

kajian tentang stratifiakasi
Dilihat dari sudut pandang ini maka akanterlihat adnya pelapisan sosial didalam masyaraakat. Makin besar pengaruh suatu kelompok maka semakin tinggi pula kedudukannya didalam masyarakat. Jika keduduka kelompok begitu kuat maka kan semaki sulit untuk ditembus oleh kolmpokalainya (Robertson dalam Damsar , 1982:26)
stratifikasi mincul akrena ada interaksi didalam anggota sendiri. Bila orang- orang dalam dalam suatu masyarakat berinteraksi dalam waktu yang lama maka akan cenderung membandingka dan merangking orang atau kelompok yang ada.nilai dan harga mereka secara relatif ditentukan atau diputuska berdasrkan kriteria khusus.status dan peran yang ada dalam masyarakat itu lambat laundievaliasi dan dibandingkan antara yang satu dengan yang lain, akhirnya beberapa status dan peran dipandang lebih penting karena dinilai dan dihargai lebih tinggi dari yang lain(hury:128).
Kriteri yang dapat dipakai dalam menggolongkan anggota- anggita masyarakatdalam suatu lapisan masyrakat adalah sebagai berikut;
  1. ukuran kekayaan
barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas, kekayaan tersebut misalnya dpat dilihat pada bentuk rumah yangbersangkutan, mobil pribadi, cara berpakain dan bahan pakian yang dipakai, kekuasaan dalam bebelanja barang- barang mahal dan seterusnya.
  1. ukuran kekuasaan
barang siapa yang memilikikekuasaan atau yang mempunyai wewenang diletakkan pada lapisan atas.
  1. ukuran kehormatan
ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran kekayaan dan kekuasaan . oarang yang paling disegani  dan dihormati masyrakat  mendapat tempat teratas . ukuran semacam ini hanya dapat terlihat pada masyrakat tradisional atau golongan tua.
  1. ukuran ilmu pengetahuan
ilmupengetahuan sebagai ukuran dipakai masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan , akantetapi ukuran tersebut kadang- kadang menyebabkan terjadinya akibat negatif , karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akantetapi gelar kesarjanaanya.sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untukmendapatkan gelar walaupun tidak halal (soekanto 1997;236)
Menurut prof selo soemardjan pelapisan sosial akn selalu ada selam adalam sutau masyrakat terdapat sesutau yang dihargai dan merupakan bibit yangdapt menumbuhkan adnya sistem yangberlapis- lapis.semakin banyak sesutu yang dihatgai dimiliki maka akan semakin tinggi stratanya. Semakin kompleks masyrarakat maka semakin bervariasi pula stratifikasi sosialnya.sesuatu yang dihargai itu dapat berupa uang, atau hal lain yang bernilai ekonomis, politik, dan status sosial seperti tanah, kekayaan, ilmu penetahuan, kekuasaan, kesalehan atau keturunan keluarga terhormat atau bangsawan (waridah dan sukardi,2003: 111).

Organisasi keagamaan dalam kerangka sosiologi
Agam merupakan faktor yag dodminan dalam masyarakat dimana ia mendapat mempengaruhi pola fikir, tingkah laku, gaya hidup sesorang dan juga mempengaruhi sistem sosial dalam masyarakat. Agama dapat mencerminkan pola tingkah laku individu, sekelompok masyrakat, bahkan suatu masyarakat bangsa. Menurut Emil Dhurkeimagama adlah pensucian tradisi yang menyatukan kebutuhan- kebutuhan masyarakat dalam perilaku masyarakatatas tumpuan akhir masyrakat tersebut. Agama berkaitan dengan usaha- usha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan alam semesta.
Masyarakat

contoh proposal penelitian


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
            Setiap manusia pasti menginginkan kebahaian, salah atu cara yang digunakan oleh manusia untuk menjawab pesoalan-persoalan kemanusiaan dan member makna moral terhadap situasi apapun dari dunia nyata dan  yang tersembunyi, untuk mencapai kebahagian tersebut adalah agama. Banyak kalangan dari ilmu sosial dan pakar ilmu disiplin lainnya yang berpendapat bahwa agama sudah ketinggalan zaman dan tinggal menunggu waktu untuk digantikan fungsinya oleh kemajuan sains dan teknologi. Pendapat itu diyakini banyak orang sampai sekarang.namun fakta yang di tampilkan oleh penemuam- penemuan ilmu social yang lebih matang menunjukkan hal yang berbeda.fungsi social agama ternyata bersifat fundamental dan faham-faham baru yang mencoba menghapus agama ternyata hanya mampu mengganti nama agama tersebut[1].
            Agama dan beragma adalah gejala universal dalam masyarakat manusia, demikian pula demikian pula dalam stratifikasi dalam masyarakat adalah  fenomena sosial yang ada di mana-mana.stratifikasi menimbulkan tinggi rendahnya suatu strata dari yang lain dari masyarakat yang bersangkutan atau dalam pandngan orang luar. Tetapi pembagian tugas dalam masyarakat seperti ada yang menjadi dokter, guru, sopir, pegawai negeri dan lain sebagainya harus ada. Pembagian ini di dasarkan kepada pembagian menurut lapangan pekerjaan (division of labour). Seharusnya, division of labour tidak menimbulkan kesan tinggi rendahnya anggota, masyarakat yang menduduki jabatan atau tugas tertentu tidak menimbulkan stratifikasi, tetapi di banyak masyarakat apalagi di masyarakat negara-negara terbelakang dan baru berkembang, jenis pekerjaan juga menimbulkan tinggi rendahnya penghargaan masyarakat kepada seseorang. Dokter, pejabat dan professor di nilai lebih tinggi dari petani,sopir dan buruh. Ini berarti stratifikasi di banyak masyarakat juga di tentukan oleh oleh jenis pekerjaan, sebagaimana banyak masyarakat yang menjadikan kekayaan, kharisma pengaruh dan asal-usul keturunan menjadi ukuran tiggi rendahnya seseorang dalam masyarakat.   
            Telah dikemukakan bahwa penilaian mulia tidaknya seorang umat islam dalam pandangan islam hanyalah karena ketaqwaannya, karena itu umat islam juga diajarkan untuk tidak membedakan manusia satu sama lainnya berdasarkan kekayaan, pangka, keturunan, warna kulit dan lainnya. Perbedaan manusia dengan dasar ketaqwaan seseorang dengan sesungguhnya. Yang dapat di ketahui manusia dengan meyakinkan hanyalah sesuatu yang dapat dilihat atau di amati oleh masyarakat itu sendiri.
Iman dan ketaqwaan tidak dapat diamati, tetapi yang dapat diketahui secara nyata adalah komitmen moral seseorang. Orang-orang yang punya akhlak mulia suka menolong orang lain, penyantun, sopan dan sifat-sifat muliia lainnya. Seyogyanya mereka mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi di masyarakat, ini berarti pandangan Allah dekat dengan pandangan manusia yang rasional ini. Tergantung kepada manusia bagaimana dia menghargai seseorang. Mereka yang meletakkan penghargaan pada kekayaan seseorang sebagaimana banyak pula yan meletakkan penilaian pada pangkat, bebagai gelar yang disandang dan bentuk fisik seseorang. Islam tidak mengajarkan stratifikasi pada manusia.namun pada kenyataan social, perbedaan antara ahli agama dengan penganut awam (lasty) juga suatu kenyataan sosial[2].
            Menurut Prof Selo Sumardjan, pelapisan social akan selalu ada selama dalam suatu masyarakat terdapat sesuatu yang di hargai, dan merupakan bibit yang dapat menumbuhkan adanya sisti berlapis. Semakin banyak sesuatu yang dihargai, dimiliki maka semakin berfariasi pula steatifikasi sosoalnya. Sesuatu yang di hargai itu bisa berupa hal-hal yang bersifat ekonomis, politik dan status social,ilmu pengetahuan,dan asal- usul keturunan[3].
            Berbagai gerakan islam yang ada sekarang ini tidak terlalu memperliahatkan adanya stratifikasi secara jelas meskipun ada sesuatu yang di hargai. Stratifikasi yang terlihat yaitu antara antara pemimpin atau Amir dengan jemaahnya saja terlepas dari kaya miskinnya seseorang. Gerakan islam sebagai salah satu wadah pengembangan diri umat islam memiliki mekanisme sendiri dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama kepada para penganutnya. Masuknya sejumlah stimulus keagamaan kedalam siri seseorang menimbulkan proses internalisasi nilai. Selanjutnya, pada level individu nilai-nilai tersebut ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan proses secara keseluruhan tidak dapat lepas dari pengaruh latar belakang keagamaannya, baik di lingkungan masyarakatnya. Umat islam khususnya di Indonesia terbagi dalam beberapa kategori. Hal itu pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan latar belakang yang mempunyai proses internalisasimnya dengan Islam itu sendiri.
            Munculnya gerakan-gerakan spiritual yang mencoba memberikan alternatif pemahaman dan pengalaman islam merupakan fenomena yang unik di tengah masyarakat. Gerakan ini tidak seperti gerakan dakwah umumnya seoerti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah atau persis yang sudah memiliki karakter sendiri, bukan pula aktivitas dakwah di kalangan mahaiswa seperti masjid Salman di ITB atu Jamaah Salahuddin di UGM. Tapi gerakan yang dikenal dengan Ishlah Arab harakan benar-benar baru, umumnya hidup di kampus perguruan tinggi. Ide gerakan ini umumnya berasal dari luar negeridengan satu semangat yaitu membangkitkan kembali kejayaan Islam. Jamaah gerakan ini menurut data majalah Tempo kurang lebih ssepuluh harakan, diantaranya : Ikhwanul Muslimin, Hizbuttahrir, Tarbiyah, Salafiyah, Darul Arqam dan Jemaah Tbligh.
1.2. Rumusan Masalah
            Islam di turunkan untuk seluruh umat manusia, lain halnya dengan agama Nasrani dan Yahudi yang di turunkan khusus untuk Bani Israil saja. Oleh sebab itu banyak  hamaba-hamba sahaya yang masuk Islam pada zaman permulaan Islam di siarkan. Dan banyak golongan kasta terendah yang masuk Islam pada zaman Islam nusantara. Banyak orang kulit hitam di Amerika yang masuk Islam , itu karena Islam tidak membedakan antara satu manusia dengan manusia lainnya berdasarkan fisik, ras dan status sosial dan Islam menerima perbedaan di antara mereka. Selain itu, ajaran Islam tidak bertentangan dengan fitrah manusia[4].
            Jemaah Tabligh merupakan salah satu harakan Islam yang berusaha yang berusaha menghidupkan kembali amalan agama dengan menonjolkan aktivitas dakwah, ta’lim (belajar), zikir dan ibadah serta berkhidmad (amalan makami) dan amalan keluar (khuruj) dari rumah ke rumah atau dari masjid ke masjid. Tiga hari pada setiap bulannya di tambah empat puluh hari setiap tahun dan empat bulan sekurang-kurangnya seumur hidup. Khuruj adalah keluarnya seseorang untuk berdakwah di jalan Allah yang di batasi pada hari-hari tertentu bahkan hendaknya berdakwah sesuai dengan kemampuan tanpa di batasi pada hari-hari tertentu, pada semua orang tanpa melihat status mereka di dalam masyarakat. Baik itu kaya ataupun miskin, semua sama karena yang hanya bisa membedakan seorang hamba di mata Allah hanya tingkat ketaqwaannya.
            Kadang mereka melakukan perjalanan keluar negeri, sedangkan biayanya ditanggung sendiri oleh jamaah. Gerakan ini menurut Ahamad Zulfikar (penaggung jawab Jemaah Tabligh Indonesia) marak di sejumlah Negara ASEAN, Australia, Amerika dan Timur Tengah kecuali Irak dan Iran[5].
            Dari waktu ke waktu Jamaah Tabligh semakin di respon positif oleh masyarakat Dharmasraya umumnya nagari Ampang Kuranji jorong Lubuk Agam. Awal kedatangan Jemaah Tabligh di Dharmasraya adalah tahun 2004. Sebelumnya keadaan atau kondisi keagamaan khususnya dilihat dari segi peribatan masyarakat Dharmasraya layaknya umat Islam kebanyakan. Artinya, tidak terlalu menonjol dilihat dari segi pelaksanaan ibadah dan pada hari-hari besar lainnya.
            Fakta menunjukkan bahwa umat Islam sebagai mayoritas adalah umat Islam dalam kategori statistik, yakni dimana kolektifitas massa yang semata-mata di persatukan oleh terdaftarnya mereka resmi sebagai muslim/muslimah, sebagai sebuah kategori statistik yaitu ketaatan pada realitas Islam, mereka adalah muslim yang seharui-hari menjalankan ritual keislaman.
            Jemaah Tabligh di bawa ke ampang kuranji oleh seorang da’i yaitu orang ampang kuranji asli yang telah lama merantau keluar negeri salah stunya di Arab Saudi, dan beliau juga pernah menjadi imam di salah satu mesjid di Mekkah dan dengan beberapa orang anggotanya mereka pertama kali menempati pesantren Nurul Haqyang akhirnya sekarang dijadikan pusat kegiatan (markas) Jemaah Tabligh. Dari sinilah mereka mulai menyebarkan dan mengajak masyarakat untuk ikut bergabung belajar bersama Jemaah Tabligh. Mereka melakukan dakwah dari rumah ke rumah, dari masjid ke masjid, dan yang banyak yang tertarik pada waktu itu adalah orang-orang yang berada pada kelas ekonomi menengah kebawah. Hal itu trerus berlanjut sampai akhirnya masyarakat yang tergolong masyarakat kelas ekonomi menengah keatas juga tertarik dan ikut bergabung tanpa terlalu mempermasalahkan latar belakang ekonomi mereka.
            Terlibatnya orang-orang dari berbagai kelas pada keanggotaan Jemaah Tabligh merubah moral dan etika pada diri orang-orang yang awalnya hanya melandaskan pada pandangan hidup (world view), namun setelah setelah masuknya Jemaah Tabligh mereka akan menjadikan ajaran-ajaran Jamaah Tabligh yang mengacu pada Al Quran dan Hadist sebagai pedoman hidupnya.
            Pembicaraan mengenai hubungan social pada mastyarakat sangat menarik untuk diteliti. Sebab tidak di sangkal bahwa di dalam masyarakat terdapat bentuk-bentuk struktural seperti kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga social, stratifikasi dan kekuasaan yang kesemuanya itu mempunyai satu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan terjadinya pola perilaku yang berbeda tergantung pada situasi, prubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamikanya karena para warga mengadakan mengadakan hubungan social antara satu dengan yang lain baik dalam bentuk orang perorangan maupun kelompok[6].
            Sudah banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang Jemaah Tabligh, tapi belum ada penelitian tentang alasan-alasan masyarakat kelas ekonomi menengah keatas untuk ikut dalam keanggotaan Jemaah Tabligh.
            Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu seperti penelitian Edwin Fathoni pada tahun 1997 yang mengatakan bahwa keberadaan Jemaah Tabligh terhadap dilemma organisasi keagamaan dalam masyarakat. Wanda Satria pada tahun 2007 juga melihat Jemaah Tabligh namun lebih ditekankan pada resistensi budaya konsumen diatas local pada kelompok keagamaan Jemaah Tabligh. Sedangkan Syafei pada tahun 2007 juga tentang Jemaah Tabligh yaitu tentang interaksi Jemaah Tabligh dengan etnis Tiong Hoa di kota Padang. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui lebih jauh tentang jemaah Tabligh.
            Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
  1. Apa alasan-alasan yang mendorong masyarakat ekonomi kelas menengah keatas ikut keanggotaan Jemaah Tabligh?
2.    Bagaimana deskripsi kegiatan Jemaaah Tabligh di Nagari Ampang Kuranji kabupaten Dharmasraya?

1.3. Tujuan Penelitian
       1. Untuk mengetahui alasan-alasan yang mendorong masyarakat ekonomi kelas menengah keatas menngikuti keanggotaan Jemaah Tabligh.
       2. Mendeskripsikan keberadaan Jemaah Tabligh melalui kegiatan-kegiatan yang dilkukan, itiasi dan kondisi yang di hadapi serta pandangan dan harapannya.

1.4. Manfaat Penelitian
       1. Dari segi akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengayaan terhadap kajian tentang alasan-alasan masyarakat ekonomi kelas mnengah ikut bergabung dalam keanggotaan Jemaah Tabligh.
       2. Dari segi praktis agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan penanggung jawab Jemaah Tabligh.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Tinjauan Pustaka
1.5.1     Perspektif sosiologi
            Perspektif sosiologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial.Sesuai dengan permasalahan penelitian ,paradigma perilaku sosial dimaulai mampu menjelaskan mengenai alasan-alasan  kelas menengah ikut keanggotaan dalam organisasi jemaah tabligh.Disini dilihat dari peran anggota dalam mengajak para masyarakat dari semua lapisan untuk ikut mendengarkan pengajian.
            Paradigma ini memandang manusia sebagai makluk hidup yang berfikir dan kretif,tetapi manusia juga tidak terlapas dari faktor-faktor yang berada diluar dirinya (tidak bebas).Ritzer (2003.92)menjelaskan bahwa paradigma perilaku sosial memusatkan perubahan kepada tingkah laku individu yang berlangsung dalam lingkungan yang menimbulkan akibat/perubahan terhadap tingkah laku berikutnya.Maksudnya adalah tingkah laku dikonstruksikan secara social bentuk dalam proses interaksinya.
                   Realitas sosial dalam paradigma perilaku sosial dipandang sangat berpengaruh terhadap manusia .Memberikan peluang kepada manusia untuk mengembangkan sesuatu,
                   Berdasarkan paradigma ini,para anggota jemaah tabligh dipandang sebagai makluk hidup yang berfikir bagaimana cara untuk mengajak saudara (masyarakat) untuk ikut bergabung dalam jemaah tablih.
            Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interasionis simbolik.Teori pertukaran menyangkut pada aspek perilaku,sikap dan hal-hal yang terpola atau terstruktur.menurut teori ini didalam realitas social terdapat sesuatu yang dipertukarkan.manusia adalah sebagai pemburu keuntungan,terdapat ganjaran (reward) dan hukuman (punishment) dalam setiap perilakunya (Ritzer,2003:78).
            Para penganut teori pertukaran sosial menjelaskan adanya saling ketergantungan (konsekuensi) sebagai suatu hasil dari kenyataan bahwa orang-orang saling bergantung karena adanya penghargaan atau imbalan,baik yang bersifat materil ataupun non materil.Penganut teori pertukaran,menyatakan bahwa terdapat pengaruh nilai-nilai yang muncul dan pengawasan yang memaksa dalam proses perukaran ini (Jhonson,1986:225).Nilai-nilai tersebut dapat berupa benda (ekstrinsik) dan non benda (intrinsik) seperti kepercayaan,prestasi,perlakuan khusus,gengsi dan lainya.
 Persfektif sosiologis
Persfektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial.s esuai dengan permasalahan penelitian, paradigma perilaku sosial dimana mampu menjelaskan mengenai alasan-alsan faktor yang berada dikelas menengah ikut keanggotaan Jema’ah Tabligh. Disini dilihat dari peran anggota Jema’am Tabligh yang sudah lama dalam mengajak paramasyrakat dari semua lapisan unyuk mrnghadiri pengajian.
Paradigma ini dalam memandang manusia sebagai sebagai makhluknya yang berfikir, tetapi manusia juga tidak terlepas dari faktor- faktor yangberada dalam diriya(tidak bebas).menjelaskan bahwa paradigma perilaku sosial yang memusatkan perhatian pada tingkah laku individu yang berlangsung dalam lingkungnayayang menimbulkan akibat atau perubahanterhadap tingka laku setelahnya. Maksudnya adlah tingkah laku dikonstruksikan secara sosial dan dalam bentuk proses interaksinya.

Realitas sosial dalam paradigam perillalku sosialdipandang sangat berpengaruh terhadap manusia. Tetapi tidak memaksa  (oyektif  dan subektif), realitas sosial digunakan oleh manusia dan memberikan kepada manusia untuk mengmbangkan sesuatu, berdasarkan paradigma ini, para anggota jt dipandang sebagai makhluk yang berfikir bagaimana car untuk ikut brgabung dalam Jema’ah tabligh.
Teori yang digunakan dlam penelitian iniadalah teori pertukaran sosial.
Teori pertukaran menyangkut pada aspek perilaku, sikap dan hal-hal yangtrpola atau terstruktur. Menurut teori ini, didalam realitas sosial terdapat sesuatu yang dipertukarkan. Manusia adalah sebagai pemburu keuntungan, trapat ganjaran (reward) dn hukuman(punishment) dalam setiap perilakuny (Ritzer, 1986:225).
            Para penganut teori pertukaran sosial menjelaskan adanya saling bergantungan  (konsekuensi) sebagai suatu hasil dari kenyataan bahwa orang- orang saling bergantung karena adanya penghargaan atau imbalan, baik yang bersifat materil maupun non materil. Penganut teori pertukaran, menyatakan bahwa terdapat pengaruh nilai- nilai yang munculdan pengawasan yang memaksa dalam proses pertukaran itu (Jhonson, 1968:225). Nolai- nilai tersebut dapat berupa benda (ektrinsik) dan non benda (intrinsuk) seperti keperceyaan, prestasi, perlakuan khusus, gengsi, dan lainnya.
            Tindkan sesorang di latar belakangai oleh faktor- fakrtor dalam lingkungannya. dalam Poloma (2003:61-65), Homans sebagai salah satu pengemuka teori ini megembangkan lima proposisi untuk menjelaska tindakan seseorang:
1.      proposisi Sukses
dalam setiap tindaka, semakin sering suatu tindaka tertentu memperoleh ganjaran, mak kin kerap ia akan melakukan tindakan.
2.      Proposisi Stimulus
Jika dirasa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan sseseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang  ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yanga gak sama.
3.      Proposisi Nilai
Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang melakukan tindakan itu.
4.      Proposisi Depriasi- Satiasi
semakin sesorang menerima hadiah khusus dimsa lalu yang dekat, makin kurang bernilai baginya unit ahdiah berikutnya.
5.      Proposisi Restu Agesti
Jika  tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang tidak diingnkan, maka dia akan marah, menjadi cenderung berperilaku agresif dan hasil perilaku demikian menjadi lebih bernilai baginy.
Kaitan dengan penelitian ini yaitu semua manusia pada umunya pemburu reward baik secara intrinsik maupaun ektrinsik. Baik itu reward didunia maupun juga di akhirat. Jemaah Tabligh tidak hanya mengingin kan rward dari manusia tapi lebih mengharapakan reward dari tuhan..
1.5.2 Pendekatan dan tipe penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana menurut Chad wick (1991) menjelaskan bahwa metodologi kualitatif adalah strategi penelitian yang memungkinkan peneliti memperoleh informasi dari tangan pertama mengenai maslah emphiris yang hendak dipecahkaan.
            Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif yang mencoba menjelaskan secara terperinci maalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang dugambarkan adalah keberadaan jemaah tabligh Sebagai harakan spritual islam. Semua data mengenai permaslahan penelitian ini di  dapat kan melalui data lisan dan tulisan dari pengamatan terhaap ampel, yaitu karkun sebagai anggota jemaah Tabligh, hal ini sesui dengan pendekatan yang digunakan yaitu kualitaiaf natualistik, yaituprosedur penelitian yang menghasilkan dat lisan dan tulisan dari perilaku yang diamati (moleong, 2000:3).
            Dalam penelitian kualitatif dikenal bebrapa metode, seperti studi kasus (case study) induksi analilitis urban (modifiedanalytic induduction) dan metode komparatif konstan (constan comparative method). Study kasus merupakan studi yang menguji secara lengkap dan intensif segi- segi, isu- isu dan mungkin peristiwa tenteng latar belakangdari fenomena- fenonena yang diamati ber ulang-ulang.kasus tidak hanya terbats pada orang atau organisasi, tetapi juga terbatas pada sistem, program, tanggung jawab, koleksi atau populasi.
            Sedangkan menurut Robert ,k Yin studi kasus merupakan metode penelitian yang menyelidikifenomena dan konteksnya saling berkaitan serta memanfaatkan banyak bukti dan informasi untuk pencarian datanya (Robertk,kYin,:18)
            Berkaitan dengan permasalahaa penelitian ini, maka fenomena jemaah tabligh sebagai gerakan keagamaan memang ada dalm kenyataandan tidak dapat dipishkan dari struktur masyrakat. Sehubungan dengan desain studi kasus diperlukan pula unitanalisis. Unit analisis yaitu semua anggota jema’ah Tabligh.
1.5.3 Teknik pengumpulan data
            Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu adalah wawancara dan pengamatan langsung. Wawancara adal suatu percakapadengan tujuan yaitu untuk memperoleh konstruksi yangtrjadisekarang tentangorang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan , motivasi, pengakuan kerisauan dsb (Arifin:63).
            Wawancara yang bertipe opended dalam studi kasus adalah wawancara yang dilakkukan terhadap informan kunci untuk menyakan sekaligus opininya. Dalam penelitian ini adalah pihak yangterkai dengan Jema’ah Tabligh, termasuk juga amir atau pemimpin halakah. Sedangkam wawancara mendalam , yaitu wawancara dimana informan mengetahui scara garis besar maksud dan tujuan penelitian, sedangkan pewawancaratidak terkait dengan daftar pertanyaan.
            Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengamati tingkah laku yang aktual, yang berlangsung selam diadakan , jenis observasi yang digunakan adlah participan as observer dimana peneliti memberitahukan maksud nya pada kelompok yang diteliti (Ritzer,1985:74).
1.5.4 Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambillokasi di Dharmasraya tepetnya di Nagari ampang Kuranji, jorong lubuk Agam, di pesantren Nurul Haq.dan markasnya di mesjid taqwa yang terletak dijorong KotoGadang. Alasan pemilhan lokasi karena kalau dilihat  sedikit sulit untuk
sumenentukan dan membedakan antara JT dengan harakah lainnya.banyak harakah yang ada didharmasraya hanya JT  yang menonjoldan memperlihatkan aktifitas yang berpengaruh pesatpada masyarakat sekitar. Selain itu juga mempertimbangkan watu, tenaga ,dan finansial yang miliki peneliti.


1.5.5 Subyek penelitian
Dalam penelitian inisubyek penelitian adalah seluruh anggota jTyang pernah telibat dan masih aktif. Sedangakan pemilihan informan sebagai yang mewakilisubyek penelitian  (purvorsive sampling).
Kriteria pemilihan informan ditentukan berdasarkan tiga hal yaitu:
            1.Lama mengikuti kegiatan minimal 2 Th telah aktif dalam kegiatan JT.alsanya waktu 2 th sudah dianggap cukup untuk seorang anggota memahamifungsi dan perannnya sebafai anggota JT.
            2. Pengalaman khuruj. Minimal sudah mengikutu khuruj 40 hr, alsannya waktu 4o hari dah dianggapcukup untuk memberukan pemahaman kepada seorang anggota terhadap sitiasi dan kpndisi yang dihadapi.
            3. Latar belakang ekonomi.alasanya yang akan diteliti didalam penelitian iin adalah masyrakat kelas menengah untuk memutuskab bergabung dengan JT.
Tinjauan pustaka
1.Organisasi keagamaan dalam kerangka sosiologi
Agam merupakan faktor dominan dalam masyarakat dimana ia dapat mempengaruhi pila fikir , tingkah laku gaya hidup seseorang dan juga mempengaruhi sistem sosial dalam masyarakat. Agam adapat mencerminkan pola tingkah laku individu, sekelompok masyarakat,bahkan suatu masyarakat bangsa. Menurut emil dhurkeim(1985 :23) agama adlah pensucian tradisi yang menyatuka kebutuhan –kebutuhan masyarakat dalam perilaku manusia atas tumpuan akhir masyaakat tersebut
agama merupakan usaha manusia mengukur dalamya makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semsta.
Masyarakat  lebih besar dari individu , dimana ia memberikan kekuatan dan dukungan rhadap individu. Agama juga dapat merupakan sumber ide dan nilai- nilai yang membuat idup mereka bermakna , agama dapat membuat individu menjadi mkhluk sosial. Agama melestarikan masyarakat , emelihranya dihadapan manusia dalam arti memberi nilai bagi diri manusia. Dlam ritus pemujaan, masyrakat mengukuhkan kembali dirinya perbuatan- perbuatanya simbolik  yang dengan itu memperkuat sikap yangdianut bersama.sehingga memperkuat masyarakat itu sendiri. untuk mewujudkan pengalaman- pengalsmsn agama baik yang sifatnya lahiriah maupun batiniah tersebut butuh dukungan kelompok atau yang lebih sering disebut jamaah. Jemaah merupakan kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai suatu maksud dan tujuan ,suatu fikir,suatu pembicaraan ,serta satu hati dan ksih syang. Hal inilah yang akhirnya membentuk organisasi keagamaan dengan salah satu manifestasi –manifestasinya yang penting adlah gerakan keagamaan.
Saikh yusuf alkardawi mnegartikanharakah atau (gerakan islam ) sebagai aktivitas rakyat yang bersifat bersama (jama,iyah ) dan terorganisasi, yang berupaya mengembalkan agar islam agar kembali dalam segala aspek kehidupan .notingham (1985 :155) mengatakan bahwa gerakan keagamaan adlah setiap usaha yangterorganisasi untuk menyebarkan agama baru atu interpretasi baru mengenai
Umat islam dalam kategori yang sosial merupakan massa yang selain dipersamakan dlam statistik dan menjalankan ritual islam, juga secara sadar berinteraksi dalam masyarakat dengan memakai identitas islam. Kalangan ini sudah beraktifitas baik secara individu , kelompok , ataupun kelompok terorganisasi  dengan menggunakan identitas islam , namun belum menjadikan politik sebagi agenda kolektif. Kelmpok studi , komite- komite aksi, institusi- institusi – institusi dakwah , LSM, ormas yang
Berdasrkan pengertian tersebut ,maka jemaah tabligh dapat dianggap sebagaisalah satu organisasi keagamaan karena aktivitasnya melibatkan banyak orang yang terdiri dari berbagai tingkat dan lapisan masyrakat dengan menekankan aspak dakwah dalam kegiatannya.artiannya jika dikaitkan dengan kategorisasi umat islam didunia diindonesia jemaah tabligh dapat dikelompokkan sementara dalam kategori ketiga.
Selanjutnya untuk meneliti Jemaah tabligh menurut ilmu sosiologi, maka Jema’ah tablih dapat dilihat sebagai intuisi atau lembaga. Intuisi adalah sutu sistem norma untuk mecapai suatu tujuan atau kegiatan masyrakat yang dianggap penting, atau secara formal sekumpulan kebiasaan dan tat kelakuan yangberkisar pada suatu kegiatan pokok manusia (Horton dan Hunt 1984:224). Dengan arti lain , institusi merupakan sistem hubungan sosial yangtrorganisir dalam menerapkan nilai- nilai serta prosedur umum tertentu  dan memenuhi kebutuhan dasar masyrakat. Dalam pengertian tersebut , nilai-nilai umum mengacu pada cita- cita dan tujuan bersama, prosedur umum adalah pola –pola perilaku yang dibakukan dan didikuti, serta sistem hubungan adalah jaringang peran danstatus yang menjadi wahanaunruk melakukan perilaku tersebut.
Lebih lanjut, institusi memiliki enam karakteristik yaitu:
  1. tiap institusi memiliki tujuan bersama yaitu kebutuhan khusus masyrakat.
  2. institusi atau lembaga mengandung nilai- nilai pokok yang besrumber dari para anggotanya.
  3. lembaga bersifat permanen, dalam hal pola- pola perilaku yang ditetapkan dalam lembaga menjadi tradisi.
  4. dasr-dasar lembaga sosial begitu luas sehingga kegiatan- kegiatan meeka mendapat kedudukan sentral dalam masyrakat. Perubahan dramatis dalam suatu lembaga kemungkinan besar dapat mengakibatkan perubahan pada lemaga lainnya.
  5. meskipun semua lembaga memiliki sifat saling ketergantungan dalam mayrakat, masing- masing lembaga disusu dan diorganisir secara sempurna disekitar pola-pola norma dan perilaku yang diharapkan.
  6. Ide- ide lembaga pada umunya diterima oleh anggota masyrakat, tidak peduli apakah berpartisipasi atau tidak.
Berdarkan uraian tersebut , maka Jema’ah Tabligh dapat dianggap sebgai subuah institusi karena mempunyai karakteristik lembaga anara lainnya:
1.        Jema’ah Tabligh melibatkan bermacam- macam peran yang saling berhubungan.
2.        Jema’ah Tablig memiliki nilai- nilai pokok.
3.        Terdapanya serangkaian pola-pola norma, nilai dan perilaku yang diharapakan.
4.        Jema’ah Tabligh mempunyai tujuan bersama.
Dalam institusi juga terdapat proses penerapan suatu norma menjadi bagian dari lembaga. Proses tersebut dalam sosiologi disebut pelembagaan (institusionalisasi). Pada Jema’ah Tablihg dapat dilihat, bahwa setiap anggotanya diterapakan suatu niali- nilai yang dianut bersamadan menjadi bagian dalam Jema’ah itu sendiri.
Penelitian ini mengarahkan analisinya untuk memahami bagimana masyrakat kelas menengah memutuskan untuk ikut bergabung dengan organisasi keanggotaan Jema’ah Tabligh. Jema’ah Tablihg merupakan suatu organisasi keagamaan yang slalu berusaha mengajak orang lain untuk mendekatkan dii kepada Allah tanpa harus melihat kedudukan seseorang ditengah masyarkat.
Tinjauan Pustaka
Kajian Perubahan sosial
Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan- perubahan tersebut ada yang menarik dalam arti mencolok, adapula yang pengaruhnya terbatas maupun luas. Serta adapula perubahan yang lambat sekali akan tetapi adapula yang berjalan dengan cepat (soeknto,1997:333).
Gillin dan gillin mengatakan perubahan sosial sebagai sebagai suatu variasi dari cara- cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis .kebudayaan material , komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan- penemuan baru. Defenisis lain dari selo soemardjan bahwa perubahan sosial adalah gejala perubahan- perubahan pada lembagakemasyarakatan didalam suatu masyarakat ,yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok- kelompok dlam masyarakat. Tekanan pada defenisi ini terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan kelompok manusia, perubahan- perubahan mana kemudian mempengaruhi segala struktur masyarakat lainnya (soekanto, 1997:337)
Banyak yang digunakan untuk mempengaruhi perubahan.Metode ini biasanya dipilih berdasarkan asumsi tertentu chann dan Benne mengemukakan tiga jenis strategi yang mereka sebut dengan
  1. rasional emphiris
  2. normatif edicatif
  3. pelaksanaan kekuasaan
starategi pertama berasumsi bahwa manusia adalah rasional dan mereka akan memenuhi kebutuhan mereka sendiri , bila keputusan itu ditujukan kepada mereka . strategi kedua juga berasumsi bahwa manusia adalah rasional tetapi mengakui manusia manusia bertindak berdasarkan norma- norma sosial, pengetahuan dan kepentingan sendiri,karena itulah perlumengembangkan nilai dan siskap maupun pemberian pengetahuan, strategi ketiga berasumsi bahwa manusia beertindak berdasarkan hubungan kekuasaan hubungan kekuasaan sah atau paksaan(lauer, 2001: 495-496)
dengantrjadinya interaksi antara masyarakat dengan jemaah tabligh akan trjadi perubahan pada perilaku, sikap pada masyarakat, karena setiap individu dalammmasyrakat selalu ingin menjadi yangterbaik dibandingkan dengan keadan terdahulu sehingga menyebabakan orang untuk mengambil keputusanpribadi dan akhirnya berpengaruh pada kelompok

kajian tentang stratifiakasi
Dilihat dari sudut pandang ini maka akanterlihat adnya pelapisan sosial didalam masyaraakat. Makin besar pengaruh suatu kelompok maka semakin tinggi pula kedudukannya didalam masyarakat. Jika keduduka kelompok begitu kuat maka kan semaki sulit untuk ditembus oleh kolmpokalainya (Robertson dalam Damsar , 1982:26)
stratifikasi mincul akrena ada interaksi didalam anggota sendiri. Bila orang- orang dalam dalam suatu masyarakat berinteraksi dalam waktu yang lama maka akan cenderung membandingka dan merangking orang atau kelompok yang ada.nilai dan harga mereka secara relatif ditentukan atau diputuska berdasrkan kriteria khusus.status dan peran yang ada dalam masyarakat itu lambat laundievaliasi dan dibandingkan antara yang satu dengan yang lain, akhirnya beberapa status dan peran dipandang lebih penting karena dinilai dan dihargai lebih tinggi dari yang lain(hury:128).
Kriteri yang dapat dipakai dalam menggolongkan anggota- anggita masyarakatdalam suatu lapisan masyrakat adalah sebagai berikut;
  1. ukuran kekayaan
barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas, kekayaan tersebut misalnya dpat dilihat pada bentuk rumah yangbersangkutan, mobil pribadi, cara berpakain dan bahan pakian yang dipakai, kekuasaan dalam bebelanja barang- barang mahal dan seterusnya.
  1. ukuran kekuasaan
barang siapa yang memilikikekuasaan atau yang mempunyai wewenang diletakkan pada lapisan atas.
  1. ukuran kehormatan
ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran kekayaan dan kekuasaan . oarang yang paling disegani  dan dihormati masyrakat  mendapat tempat teratas . ukuran semacam ini hanya dapat terlihat pada masyrakat tradisional atau golongan tua.
  1. ukuran ilmu pengetahuan
ilmupengetahuan sebagai ukuran dipakai masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan , akantetapi ukuran tersebut kadang- kadang menyebabkan terjadinya akibat negatif , karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akantetapi gelar kesarjanaanya.sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untukmendapatkan gelar walaupun tidak halal (soekanto 1997;236)
Menurut prof selo soemardjan pelapisan sosial akn selalu ada selam adalam sutau masyrakat terdapat sesutau yang dihargai dan merupakan bibit yangdapt menumbuhkan adnya sistem yangberlapis- lapis.semakin banyak sesutu yang dihatgai dimiliki maka akan semakin tinggi stratanya. Semakin kompleks masyrarakat maka semakin bervariasi pula stratifikasi sosialnya.sesuatu yang dihargai itu dapat berupa uang, atau hal lain yang bernilai ekonomis, politik, dan status sosial seperti tanah, kekayaan, ilmu penetahuan, kekuasaan, kesalehan atau keturunan keluarga terhormat atau bangsawan (waridah dan sukardi,2003: 111).

Organisasi keagamaan dalam kerangka sosiologi
Agam merupakan faktor yag dodminan dalam masyarakat dimana ia mendapat mempengaruhi pola fikir, tingkah laku, gaya hidup sesorang dan juga mempengaruhi sistem sosial dalam masyarakat. Agama dapat mencerminkan pola tingkah laku individu, sekelompok masyrakat, bahkan suatu masyarakat bangsa. Menurut Emil Dhurkeimagama adlah pensucian tradisi yang menyatukan kebutuhan- kebutuhan masyarakat dalam perilaku masyarakatatas tumpuan akhir masyrakat tersebut. Agama berkaitan dengan usaha- usha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan alam semesta.











[1] Fathoni,98.
[2] Agus,2003: 100-102.
[3] Waridah dan Sukardi,Musnidar.2007
[4] QS 34:28.
[5] Fathoni,97.
[6] Soekanto,2002:59.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas 2009 Alumni Ponpes Asy-Syarif Angkatan 09,, Alumni Ponpes Madinatul Munawwarah angkatan 06.