PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT HALUS
( AG – 02 )
A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu / 29 Desember 2010
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang.
B. TUJUAN PRATIKUM
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus dan mengelompokkannya berdasarkan berat jenisnya.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus dengan baik dan benar.
c. Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis agregat halus.
d. Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus yang diperoleh dengan standar yang digunakan.
C. REFERENSI
1. Laboratorium rekayasa jalan. 2001, “Modul Pratikum mix design”
2. PDEC, 1989 “pengujiam bahan” PDEC,Bandung
3. SNI 03 – 1970 – 1990 tentang pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus.
D. DASAR TEORI
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.
Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel)
2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara yang dapat menyerap air.
4. Berat jenis efektif
Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.
Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan water arbsorbsi :
1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm
2. Ukuran butiran antara 40 mm – 50 mm menggunakan metode gasjar
3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer
Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :
1. Keadaan kering oven atau mutlak
Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 110 ±5’C.
2. Keadaan kering udara
Yaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkering permukaanya.
3. Keadaan jenuh kering muka ( SSD )
Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan kering kondisi ini dinamakan dalam keadaan SSD.
4. Keadaan basah atau penuh
Yaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanya disebut air permukaan.
Jenis agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenis :
1. Agregat normal
Berat jenisnya antara 2,5 – 2,7. Biasanya berasal dari granit, basalt dan kuarsa
2. Agregat berat
Barat jenis lebih besar dari 2,8. Misalnya magnetic ( Fe3C4 ), barites ( BaSO4 ) atau serbuk besi.
3. Agregat ringan
Berat jenisnya kurang dari 2,5
Untuk mendapatkan nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar dihitung dengan menggunakan rumus :
- Bj Bulk
- Bj Ssd
- Bj semu
- Penyerapan
Dimana :
BK = berat benda uji kering oven
BT = berat bejana berisi air
B = berat bejana + benda uji + air
Wssd = berat benda uji permukaan kering
E. PERALATAN DAN BAHAN
1. Peralatan
§ Kerucut Abraham
§ Spatula
§ Timbangan digital kapasitas 2000 gr dengan ketelitian 0,01 gr
§ Tongkat penumbuk
§ Saringan no 2.36 mm
§ Hairdrayer
§ Oven dengan suhu pemanasan 110 ± 5˚C
§ Pan
§ Botol reagen
§ Spatula
2. Bahan
§ Agregat halus sebanyak 500 gr
§ Air bersih
F. KESELAMATAN KERJA
1. Memakai pakaian praktek selama kegiatan pratikum
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum memulai pratikum
3. Gunakan peralatan sesuai fungsinya berdasarkan petunjuk pengujian dan petunjuk pembimbing pratikum
4. Periksalah keadaan peralatan sebelum digunakan
5. Gunakan sarung tangan saat melakukan pengujian
6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai pratikum
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Menentukan agregat dalam keadaan SSD
· Mencuci benda Uji hingga bersih dan rendam selama 24 jam
· Kemudian keringkan benda uji kedalam kerucut abraham dalam 3 lapis pada masing-masing lapisan ditumbuk 8 kali dan ditambah 1 kali pada bagian terakhir
· Lalu angkat kerucut secara vertikal keatas
· Kemudian lihat bentuk agregat hasil cetakan
Jika :
Kondisi kerinH SSD Basah
Agregat pada ssat kondisi No.2 lah agregat dengan berat jenis SSD, dan timbang
· Timbang agregat dalam keadaan Wssd dam masukan agregat tsb kedalam botol reagen
3. Masukan air bersih sekitar 90 % isi botol reagen kedalam botol reagen yang berisi benda uji, kemudian digoyang-goyang dan diputar sampai gellembung udaranya hilang
4. Timbang botol reagen berisi air + benda Uji (B)
5. Keluarkan benda uji dan bersihkan botol reagen yang telah dibersihkan tadi dan timbang (Bt)
6. Benda Uji yang dikeluarkan tadi dikeringkan didalam oven selama 24 jam sampai berat kering tetap kemudian dingikan dan timbang beratnya (BK)
H. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan,diperoleh data sebagai berikut :
1. Benda uji I
§ BK = 492,5 gr
§ BT = 1086,32 gr
§ B = 1402,77 gr
§ Wssd = 519 gr
a) Bj bulk
= 2,797 gr
b) Bj SSD
= 2,557 gr
c) Bj semu
= 2,448 gr
d) Penyerapan
= 5,51 %
Dengan menggunakan cara yang sama untuk benda uji II didapat data nilai sebagai berikut :
§ Bj bulk = 2,536 gr
§ Bj SSD = 2,451 gr
§ Bj semu = 2,397 gr
§ Penyerapan = 2,28 %
Jadi rata-rata nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah :
1. Bj bulk
= 2,666 gr
2. Bj SSD
= 2,504 gr
3. Bj semu
= 2,422 gr
4. Penyerapan
= 3,895 %
I. ANALISA DATA
Pengujian berat jenis penyeraspan agregat halus ini penting dilakukan sebelum agregat dipakai sebagai campuran bahan pekerasan jalan kerena jika agregat halus yang kita pakai pada suatu konstruksi memiliki Berat jenis atau penyerapan yang tidak memenuhi standart maka hasil yang akan didapat dari konstruksi tersebut tidak akan maksimal atau mutu konstruksi rendah.
Penyerapan agregat dipengaruhi pori-pori yang ada pada agregat, semakin besar porositas agregat tsb, maka semakin besarlah persentase penyerapan agg tsb.
J. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat jenis bulk = 2,666 gr
Berat jenis SSD = 2,504 gr
Berat jenis semu = 2,422 gr
Penyerapan = 3,895 %
2. Berta jenis yang diisyaratkan adalah berkisar antara 2,5 – 2,7 gr dan nilai penyerapan kecil dari 3 %.
3. Agregat yang diuji termasuk golongan agregat normal berdasarkan berat jenisnya.
4. Agregat tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dan dapat digunakan sebagai bahan dalam campuran beraspal.
K. LAMPIRAN
1. Data Kelompok
2. Skema Prosedur Pengujian
3. Gambar Prosedur Pengujian
4. Gambar Peralatan Pengujian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar