Join emridho's empire

Jumat, 30 Desember 2011

PAPER BAHAN PENYAMAK NABATI Dengan Menggunakan Akasia


PAPER
BAHAN PENYAMAK NABATI
Dengan Menggunakan Akasia
Teknik penyamakan kulit untuk pedesaan Karangan Drh.R.mulyono Judoamijoyo.penerbit ANGKASA bandung

Disusun

      O

                                             L

       E

       H

REFI YANTO
   07 163 016
 
TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010

BAHAN PENYAMAK NABATI
1.      PENGERTIAN UMUM
Tannin adalah substansi pahit yang terdapat dalam babakan,buah kacang
Kacangan,daun,akar atau biji.Dipakai untuk mengubah hewan mentah menjadi kulit samak.
karena zat tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan,maka namnya adalah bahan penyamak nabati.sumber bahan penyamak ini bermacam-macam,sehingga berbeda-beda pula dalam kekuatan dan sifat,warna kosentrasi dan kualitasnya.jadi hasil kulitnya pun sangat berbeda,bahkan diperuntukkan menyamak berbagai macam kulit yang keras empuk,warna gelap atau terang,berat dan ringan.tannin tersebut dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara berbagai kombinasi untuk memperolwh berbagai efek.
Meskipun bahan tannin ini terdapat hampir disemua daerah di dunia ini tapi yang dibicarakan hanya sebagian saja,yaitu yang punya arti ekonomis.hanya digunakan oleh pabrik-pabrik besar maupun penyamak dipedesaan.
Black wattle,disebut pula mimosa.dipasarkan dalam bentuk babakan dan mengandung tannin rata-rata 35%.atau dalam bentuk ekstrak yang padat mengandung tannin rata-rata 63% tannin.black wattle berasal dari australia.di afrika selatan dan diirodesia bagian selatan penanaman dilakukan secara ekstensif.di india di mulai denganprogram penanaman.
Di filipina dan beberapa negara lain tannin dari mimosa digunakan  pula untuk mewrnai jala,tali layar.larutanya sangat astringen.
Camachile adalah babakan dari pohon chamachile (pithecolobium dulce) dan tumbuh dimeksiko,filipina dan india bagian selatan .kadar tanninnya kira-kira 25%.
Chestnut berasal dari pohon chestnut yang tumbuh di eropa dan amerika serikat.penggunaan praktisnya adalah dalam bentuk cair (35% tannin) atau sebagai bubuk (70% tannin).hasil kulit samakanya keras dan berwarna merah tua.
Gambier  adalah hasil ekstraksi daun danranting muda tanaman semak yang tumbuh diindonesia.mengandung tannin sebesar 40%,bersifat sangat lemah,menghasilkan kulit samak berwarna coklat abu-abu yang akan luntur jika sinar matahari.
Gambir biasanya dalam penyamakan dikombinasikan dengan bahan penyanak lain yang lebih astringen untuk meninggikan tegangan putus kulit samaknya.

2.      BAHAN PENYAMAK NABATI UNTUK PENYAMAK PEDESAAN
Para penyamak pedesaan yang sederhana tentunya lebih ingin menggunakan bahan penyamak kulit ringan,sehingga dengan demikian biaya akan sangat rendah bahkan kadang-kadang tanpa dibeli,meskipun akhirnya bermutu agak rendah.
Tidaklah mungkin meybeutkan semua tumbuhan yang mengandung tannin meskipun para penyamak telah menggunakannya sejak berabad-abad lamanya.
Babakan dikupas dengan alat khusus dari besi.Pengupasan dilakukan sedemikian rupa,sehingga sedemikian saja dari babakan yang terambil.Dengan demikian tik akan merusak pohonnya secara permanen.
Dalam tingkat penyamakan pertama,jangan mencampur 2 atau lebih bahan penyamak,meskipun pada akhir penyamakan akan dikombinasikan juga.
Untuk para penyamak di daerah pedesaan  daerah tropik atau subtropik afrika dan asia,acasia merupakan salah satu pohon yang menghasilkan bahan penyamak yang sangat penting.beberapa spesies seperti acisica arabica,acacia nilotic,acacia adam sonia telah menghasilkan buah dan babakan sejak dahulu kala.
Buah polong akasia yang yang digunakan untuk menyamak berukuran panjang 10-15cm.Lebar 10cm dan mempunyai 8-10buah biji.bertentangan dengan kepercayaan umum,bijinya tidak mengadungn tannin dan hanya tinggal didalam polong saja.Polong harus dipanen setelah masak karena kadar tanninnya mencapai maksimum bila polong itu hamoir jatuh dari pohonnya.Tidaklah disarankan un tuk mengumpulkan polong tersebut dari tanah karena akan terkontaminasi oleh tanah,pasir,jamur dan kotoran-kotoran lainnya.
Babakan acasia mengandung tannin tidak lebih dari 14%.Babakan pohon tua menghasilkan zat penyamak campuran.













PROSEDUR PENYAMAKAN
1.      PENGGILINGAN
Dengan penggunaanya secara alami,baik cara ditaburkan maupun cara dilarutkan,bahan harus digiling terlebih dahulu dengan cara memotong-motong atau menumbuk.Partikel dasar menebabkan tannin tidak dapat seluruhnya dilarutkan.Dengan demikaian disarankan untuk menggilingnya sedemikian rupa sehingga partikelnya sekecil mungkin.Para penyamak dipedesaan dapat menghaluskan bahan penyamak dengan cara memarang atau mengampak sampai diperoleh uuran yang dikehendaki.
Bila yang digunakan buah akasia maka bijinya tidak disukai karena tingginya kadar gula.Yang dapat menyebabkan terlalu cepatnya ferentasi cairan penyamak.biji tersebut dapat dipisahkan dengan getaran atau dengan ditampi.
2.      PENYARINGAN
Dalam tong penyamakan sebaiknya jangan digunakan babakan yang telah digiling,daun maupun buahya karena tidak dapat diperkirakan.
Lagi pula kecepatan penyamakannya berlangsung sangat lambat.dengan demikian dianurkan untuk mengekstrak tanninnya terlebih dahulu dengan cara melarutkan secara khusus sehingga larutan penyamak dapat dilarutkan bila diperlukan.
Tujuan cara melarutkan yang baik adalah :
1.      Untuk mengekstraksi semaksimal mungkin bahan-bahan yang mengandung tannin
2.      Untuk mencegah kerusakan larutan oleh zat kapur,zat besi atau oleh suatu pemanasan



3.      Produksi cairan penyamak secara kontinyu

Dalam memproduksi cairan penyamak secara kontinyu yang ekonomis adalah dengan menggunakan tong.bak ataujambangan yang terbuat dari kayu,tanah, atau batu bata dan semen.
Peraturan yang perlu di ikuti adalah sebagai berikut :
1.      Dalam keadaan bagaimanapun,cairan penyamak tidak boleh kontak dengan zat besi atau zat kapur.jadi  tong-tong atau bejana yang digunakan untuk memindah-mindahkan  cairan penyamak,alat pengaduk,alat penyaring dan lain-lain sebagainya harus terbuat dari kayu,tanah,aluminium,tembaga dan bambu,
2.      Air yang digunakan harus air hujan,air sungai yang lunak dan bersih.jika perlu harus disaring
3.      Babakan harus seluruhnya terendam air pada waktu melarutkan untuk mencegah oksidasi yang dapat menyebabkan hasil penyamakan berwarna gelap.
4.      Meskipun temperatur tinggi membantu melarutkan,janganlah sekali-sekali menggunakan air mendidih.

4.      PROSEDUR
Isilah 6 buah bejana dengan akasia yang telah ditumbuk.pada hari pertama isilah air dalam bejana A sehingga seluruh babakan terendam.
Pada hari kedua,cairan penyamak yang terjadi pada penyamak terjadi pada bejana A dituangkan pada bejana B yaitu bejana kedua.Kedalam bejana A di isi lagi air bersih jika mungkin lagi yang panas,untuk melarutkan yang kedua kalinya.
Pada hari ke3 cairan ;penyamak bejana B dituangkan kedalam bejana C.dari bejana A dituangkan kedalam bejana B.kedalam bejana A di isi lagi air bersih.
Proses ini di ulang pada hari ke4,ke5 dan ke6.jadi setia pahri penggunaan bejana bertambah sebuah sehingga seluruh persediaan terpakai.pada waktu ini babakan pada bejana dilarutkan 6 kali.
Bahan tersebut tentunya telah terlaurut habis,cairan penyamak pada bejana 6 menjadi cairan yang terkuat (terpekat) karena melalui ke6 cairan bejana yang ada.sehingga siap untuk digunakan dan dapat sisimpaan dalam tangki reserv oil.
Sejak hari ke7 dan selanjutnya dibutuhkan sebuah tangki cadangan untuk dapat melanjutkan proses tahap kemudian.
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam operasi batri ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memperkuat larutan penyamak,selalu digunakan bahan baru
2.      Air bersih,jika mungkin yang panas,digunakan untuk melautkan gahan yang terlemah bahkan yang telah hampir habis zat penyamakanya.
3.      Cairan penyamak yang terkuat disimpan dalam tangki cadangan
4.      Setelah babakan dilarutkan 6 kali maka ampasnya dapat dibuang.
Dengan cara seperti ini si penyamak dapat membuat cairan kuat penyamak dalam jumlah terentu untuk tangki cadangan.Dari tangki tersebut,bila diperlukan dapat dikeluarkan cairan penyamak.Cairan penyamak ini dapat digunakan untuk memperkuat cairan penyamak dalam masing-masing serinya.





Daftar pustaka
Judoamijoyo R. Muljono.Teknik Penyamakan Kulit Untuk Pedesaan.1980.Angkasa.Bandung

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas 2009 Alumni Ponpes Asy-Syarif Angkatan 09,, Alumni Ponpes Madinatul Munawwarah angkatan 06.