Join emridho's empire

Kamis, 29 Desember 2011

Strategi pengelolaan rumah potong hewan


Strategi pengelolaan rumah potong hewan pd. dharma jaya dalam rangka peningkatan mutu daging segar di wilayah dki jakarta /--2001
Master Theses from MBIPB / 2008-11-05 11:32:27
Oleh : Zulmaneri, MB-IPB
Dibuat : 2008-11-05, dengan 1 file

Keyword : Pengelolaan RPH PD. Dharma Jaya, Daya saing daging lokal , Analisis Internal - Eksternal, Grand Strategy, Analisis SWOT, Implikasi strategi fungsional, Kemitraan usaha, Integrasi horizontal, Pengembangan unit usaha, Pengawasan Kualitas.
Subjek : MANAJEMEN STRATEGI
Nomor Panggil (DDC) : 30(18)Zul s
RINGKASAN EKSEKUTIF

Zulmaneri, 2001. Strategi Pengelolaan Rumah Potong Hewan PD.Dharma Jaya Dalam Rangka Peningkatan Mutu Daging Segar di Wilayah DKI Jakarta. Dibawah bimbingan E. Gumbira Sa'id dan Wati Hermawati


Beralihnya perdagangan internasional dari rezim protektif kepada perdagangan bebas AFTA 2003 sesuai dengan perjanjian perdagangan WTO yang ditandatangani tanggal 1 Januari 1995, berdampak langsung pada produk - produk agribisnis terutama daging segar dan daging beku. Dampak jangka pendek produksi daging negara importir menurun, konsumsi daging meningkat terutama negara Asia Timur, produk daging dalam negeri kalah bersaing. Peningkatan konsumsi daging terjadi di Indonesia karena tingkat konsumsi rata - rata Indonesia masih jauh dibawah tingkat konsumsi daging dunia.

Untuk komoditi daging, DKI Jakarta mempunyai posisi pasar yang strategis dengan pertumbuhan penduduk DKI Jakarta sebesar 1,31% per tahun diperkirakan pada tahun 2003 kebutuhan daging sapi dan kerbau adalah sebesar 67.832 ton per tahun dan 70 % dari kebutuhan tersebut dipasok oleh PD. Dharma Jaya, dengan tidak menutup kemungkinan adanya pasokan daging ilegal terutama menjelang hari besar agama.

Penyediaan daging lokal yang berkualitas sesuai dengan tuntutan konsumen, dan meningkatkan daya saing daging lokal merupakan tanggung jawab Dinas Peternakan DKI Jakarta, Rumah Potong Hewan dan perusahaan importir daging. Dalam upaya memperbaiki kualitas daging segar dan memenengkan persaingan PD. Dharma Jaya harus memiliki strategi bisnis dalam mengelola perusahaan sesuai kondisi lingkungan internal dan eksternl yang selalu berubah.

Berangkat dari kondisi tersebut maka masalah yang dirumuskan dalam gladikarya ini adalah: (1) Strategi apa yang telah diterapkan oleh PD Dharma Jaya saat ini dan faktor apa yang jadi penentu dalam merumuskan strategi. (2) Bagaimana Perusahaan mengelola jasa pemotongan sapi. (3) Strategi pengelolaan yang bagaimana yang paling cocok untuk diterapkan di RPH PD.Dharma Jaya sesuai dengan kondisi bisnis saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi dan menganalisa faktor - faktor yang mempengaruhi strategi pengelolaan RPH PD Dharma Jaya saat ini (menggunakan analisis Internal - Eksternal dan matriks SWOT). (2) Memberikan saran - saran perbaikan manajemen pengelolaan RPH,(3)Merekomendasikan prioritas strategi yang tepat untuk diterapkan perusahaan dari hasil analisis matriks SWOT.

Metodologi yang digunakan adalah studi kasus dan analisis diskriptif dengan mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan yang ada. Analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan menggunakan matriks IFE, matriks EFE dan matriks I - E untuk menentukan posisi perusahaan, dilanjutkan dengan analisis menggunakan matriks SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis Internal - Eksternal perusahaan dengan menggunakan matriks I - E, diketahui bahwa perusahaan berada pada kwadran V yaitu posisi stabilitas dan pertumbuhan (Stability and growth) dengan skor faktor kekuatan 1.53 dan skor faktor kelemahan 0.82. Sedangkan untuk faktor peluang memiliki skor 1.76 dan ancaman dengan skor 0.83. Strategi tingkat perusahaan (grand strategy) yang disarankan untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah melakukan integrasi horizontal dan mengadakan konsolidasi kedalam.

Untuk menerapkan grand strategy tersebut analisis menggunakan matrik SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi fungsional diantaranya adalah: (1) Strategi SO yang terdiri dari strategi kemitraan untuk meningkatkan kapasitas produksi skor 2.44 dan strategi integrasi horizontal skor 2.39. (2) Strategi ST, strategi menjaga kualitas produk dan kehalalan sebagai selling point, skor 1,33 dan Strategi pengembangan unit usaha sampingan skor 1.478. (3) Strategi WO terdiri dari strategi aliansi dan joint venture,skor 1.08 dan strategi efisiensi biaya skor 1.405 (4) Strategi WT melalui strategi restrukturisasi organisasi kelembagaan kearah yang lebih professional dengan skor 1.13. Dari alternatif strategi yang diperoleh kemitraan usaha dan integrasi usaha mendapat prioritas pertama dan kedua, disusul strategi pengembangan usaha sampingan dan efisiensi biaya pada urutan ke - 3 dan ke - 4 dan seterusnya.

Implikasi alternatif strategi tersebut bagi perusahaan adalah :

A. Kemitraan Usaha
Strategi kemitraan usaha dapat dilakukan PD.Dharma Jaya terutama dengan pemasok bahan baku yaitu peternak, koperasi dan perusahaan penggemukan sapi swasta dan pedagang sapi antar pulau dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi. Kemitraan usaha dapat dilaksanakan dalam bentuk penyertaan modal,penjamin kredit UKM, penyediaan bibit, penyediaan jasa pemotongan, penyediaan fasilitas dan infrastruktur dan pendistribusian daging.

B. Integrasi Usaha
Strategi integrasi horizontal dapat dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur serta fasilitas yang dimiliki dan jaringan pemasaran yang luas untuk menarik mitra usaha bergabung melakukan pemasaran bersama daging produksi RPH maupun produk impor. Strategi integrasi vertikal kebelakang dalam jangka pendek menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku , dalam jangka menengah dan panjang menghasilkan bahan baku sendiri. Diharapkan PD.Dharma Jaya dapat menyediakan berbagai jenis dan kualitas daging sapi, kerbau, domba dan kambing serta ayam beku dalam kapasitas besar. Jaringan bisnis yang terbentuk akan mendukung perencanaan PEMDA membuka terminal agribisnis daging di wilayah DKI. Integrasi kedepan adalah meningkatkan pengawasan terhadap pesaing.

C. Pengembangan Unit Usaha Sampingan
Limbah organik tersedia dalam jumlah besar sebagai bahan baku pupuk organik bermutu tinggi jika diolah dengan baik. Sedangkan kulit, tanduk dan tulang melalui proses penyamakan dapat dijual dengan nilai tinggi. Hasil penjualan pupuk telah terbukti dapat menutupi kekurangan biaya operasional RPH saat ini. Usaha sampingan lainnya adalah pembukaan out let daging dan jasa konsultasi mencari ternak dan daging berkualitas serta perhitungan rugi laba bisnis daging lokal.

D. Efisiensi Disegala Bidang
Strategi efisiensi biaya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan efektifitas kerja sumber daya perusahaan yang ada. Untuk mengatasi keterbatasan modal kerja dan biaya operasional perusahaan perlu mengadakan perencanaan penghematan diberbagai bidang. Implikasi strategi efisiensi biaya adalah: 1. Meminimalkan Kenaikan Biaya Tetap dengan cara pertumbhan pegawai negatif dan rasionalisasi pegawai. 2. Mengurangi Biaya Tetap tunai dengan cara pengaturan struktur modal melalui penggunaan fasilitas kredit jangka panjang untuk memenuhi modal kerja dan penggunaan fasilitas kredit lunak UKM sehingga beban bunga lebih rendah. 3. Efisiensi biaya variabel
dilakukan ditingkat proses produksi dengan cara pengaturan penggunaan lini mesin pemotongan sesuai jumlah sapi . Biaya variabel juga dapat dihemat dengan strategi kemitraan usaha baik ditingkat on farm (penyediaan bahan baku), maupun pemasaran produk sehingga biaya operasional ditanggung barsama.

E. Pengawasan KualitasTerpadu
Strategi perbaikan kualitas terus menerus memerlukan pengetahuan dan teknologi yang tepat sehingga suatu saat perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen atas berbagai produk yang dapat dibuat dari komoditi daging. Pengawasan kualitas dilakukan mulai dari memilih bibit sapi bakalan dari jenis yang baik, pakan, pemeliharaan dan pengendalian penyakit, sampai pada perlakuan saat proses pemotongan. Perbaikan kualitas melibatkan peternak, mitra usaha, lembaga pengawasan pangan, MUI, LIPI, Perguruan Tinggi, Dinas Karantina dan Dinas Peternakan.

F. Restrukturisasi
Perobahan sistem pengelolaan dan bentuk perusahaan memungkinkan manajemen melakukan penyesuaian dalam perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu alternatif adalah melakukan restrukturisasi operasional yang mengarah kepada: Perubahan profesionalisme dan spesialisasi diikuti dengan pemberlakuan reward dan tindakan disiplin yang disesuaikan dengan prestasi karyawan, penghapusan pengaruh birokrasi, dan pelaksanaan desentralisasi operasional usaha yang memberikan wewenang bagi cabang perusahaan untuk mengambil keputusan strategis yang mencakup keputusan tentang harga, sistem pemasaran, pengembangan unit usaha menjadi unit bisnis strategis berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, wilayah kerja dan jasa yang ditawarkan sehingga dalam jangka panjang PD.Dharma Jaya menjadi Holding company yang bertindak sebagai penjamin koordinasi yang perlu antar SBU dan pengambilan keputusan strategik untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan.

G. Aliansi dan Joint Venture
Merintis kerjasama dalam bentuk aliansi strategis terutama dibidang perbaikan kualitas produksi dan pemasaran jasa pemotongan dengan perusahaan multinasional sehingga daging produksi RPH. PD.Dharma Jaya memenuhi standar
internasional dan dapat di ekspor kenegara - negara muslim yang membutuhkan.


Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas 2009 Alumni Ponpes Asy-Syarif Angkatan 09,, Alumni Ponpes Madinatul Munawwarah angkatan 06.