BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Produk
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Keberadaan produk di dunia ditempuh melalui suatu tahap-tahap siklus kehidupan, yaitu (Kristanto dan Manopo, 2010):
1. Ditemukan kebutuhan produk
2. Perancangan dan pengembangan produk
3. Pembuatan dan pendistribusian produk
4. Pemanfaatan produk (pengoperasian dan perawatan produk)
5. Pemusnahan.
2.2 Tahapan Perancangan Produk
Ada tiga fase dalam merancang produk, yaitu (Prasetya dan Lukiastuti, 2009):
1. Functional design
Tujuan utama suatu desain fungsional adalah untuk mengembangkan suatu model fungsional yang aktif dari suatu produk, tanpa memendang apakah produk akan berakhir seperti apa.
2. Industrial design
Merancang untuk keindahan dan untuk pemakai akhir, biasanya dimasukkan dalam industrial design.
3. Design for manufacturability
Dalam memasukkan fungsional desain produk ke dalam produk yang manufacturable, perancang harus mempertimbannkan banyak aspek. Mereka dapat menggunakan berbagai metode dan alternatif bahan baku untuk membuat produk.
2.3 Bahan Baku
From ancient times, wood and stone have been important construction materials. Stone has diminished in importance, but wood is still our most versatile building material. It is reasonable to claim that wood and wood products are among our important construction materials, ranking along with structural steel and reinforced concrete for building construction. By weight, more wood is used in construction each year than cement or steel (Radkau, 2012).
Dari zaman kuno, kayu dan batu telah menjadi bahan konstruksi yang penting. Batu telah berkurang pentingnya, namun kayu masih menjadi bahan bangunan yang paling serbaguna bagi kita. Hal ini masuk akal untuk mengklaim bahwa kayu dan produk kayu adalah bahan konstruksi yang penting, peringkatnya sama dengan baja struktural dan beton bertulang untuk konstruksi bangunan. Juga, lebih banyak kayu yang digunakan dalam konstruksi setiap tahun daripada semen atau baja (Radkau, 2012).
2.3.1 Kayu
Wood is commonly used construction material in many parts of the world because of its reasonable cost, ease of working, attractive appereance and adequate life if protected from moisture and insect. However, forest are a valuable natural resource that must be conserved, practicularry in areas with marginal rainfall. As good a material as wood may be, there are regions where other material should be considered first, simply on a conservation basis (Mehta et al., 2012).
Kayu yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi di berbagai belahan dunia karena biayanya yang wajar, kemudahan bekerja, penampakan menarik dan kehidupan yang memadai jika dilindungi dari kelembaban dan serangan serangga. Namun, hutan adalah sumber daya alam yang berharga yang harus dilestarikan, biasa tumbuh di daerah dengan curah hujan marjinal. Bahan seperti kayu, ada pada wilayah-wilayah di mana materi lain harus dipertimbangkan terlebih dahulu, sederhananya hanya atas dasar konservasi (Mehta et al., 2012).
2.3.2 Sambungan dengan Pasak
Sambungan-sambungan pasak cincin: Pasak cincin termasuk golongan pasak yang ditanam. Ia merupakan macam pasak, yang dipasang dalam alur budar, yang telah dibuat sebelumnya dengan mesin yang bermata khusus. Alur ini tidak boleh terlalu dalam. Pasakcincin ini harus sampai setengah dari lebarnya/tebalnya (b) masuk ke dalam kayu yang akan disambung. Jikalau tidak, maka perhitungan kekuatan menerima beban hanya dengan perkiraan. hendaknya digunakan pasak cincin dengan merek terkenal, seperti misalnya Kubler atau kugler dari jerman atau Locher atau Rigling dari Swiss. Seterusnya yang akan dibicarakan ialah golongan terakhir, karena merupakan pasak cincin besi cor (besi hitam) yang bercincin bundar belah luka. Belah-belah itu akan masih bisa menjamin kokohnya pasak cincin, meskipun timbulperubahan bentuk kayu. Pasak cincin itu dipasang dalam aluran yang sudah dibuah, sehingga belahnya terletak pada garis-garis sudut kedua kayu yang disambung (Frick dan Moediartianto, 2004).
2.3.3 Amplas
Look at sandpaper up close, and you`ll see that the sharp tips of the abrasive grains look like small, irregularly shaped sawteeth. The grains are supported by a cloth or paper backing and two adhesive bonds, much the way that sawteeth are supported by the sawblade. As sandpaper is pushed across wood, the abrasive grains dig into the surface and cut out minute shavings, which are called swarf in industry jargon. To the naked eye, these shavings look like fine dust. Magnified, they look like the shavings produced by saws or other cutting tools (Fazekas, 2004).
Lihatlah amplas dari dekat, dan Anda akan melihat bahwa ujung tajam dari butir kasar terlihat seperti kecil, bergerigi berbentuk tidak teratur. Butir didukung oleh kain atau backing kertas dan dua ikatan perekat, banyak cara sawteethdidukung oleh amplas sawblade. Saat amplas digesekkan pada kayu, biji-bijian abrasif menggali ke permukaan dan memotong serutan menit, yang disebut swarf dalam jargon industri. Dengan mata telanjang, ini terlihat seperti serutan debu halus. Diperbesar, mereka terlihat seperti serutan gergaji atau dihasilkan oleh alat pemotong lainnya (Fazekas, 2004).
2.3.4 Pelitur
Sesuai dengan namanya, cat ini tidak menutup permukaan kayu secara rapat. Akan tetapi, warna alami kayu tetap dipertahankan dan serat-serat maupun teksturnya tetap terlihat. Jika pagar memakai kayu yang serat dan teksturnya unik, cat jenis ini sangat cocok untuk menampilkan keunikan tersebut. Salah satu jenis cat transparan adalah pelitur. Pilihlah pelitur yang berkualitas baik dan tahan terhadap sinar matahari sehingga warna kayu tidak memudar (Chan dan Wibisono, 2008).
2.4 Bahan Pengemas
Bahan kemas yang digunakan sebagai pengemas atau wadah pada industri pengolahan pangan saat sekarang dituntut tidak hanya memenuhi persyaratan utama sebagai pengemas saja melainkan wadah atau kemasan tersebut harus memiliki ketahanan yang kuat terhadap proses – proses tambahan seperti proses sterilisasi dalam bejana yang bertekanan, pembekuan dan pencairan kembali dalam proses freezing, pemasakan atau pengovenan serta penyiapan makanan berupa pemanasan menjelang konsumsi (Susanto dan Nyoman, 2003).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Produk
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan sumber daya alam. Salah satu bukti dari pernyataan tersebut adalah luasnya hutan alami yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini tentu saja dapat menjadi suatu sumber komersial tersendiri bagi negara kita mengingat hasil hutan sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pada era modern ini, hasil hutan berupa kayu mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya pun dapat bervariasi mulai dari sebagai bahan bangunan, furnitur, atau interior untuk memperindah ruangan dengan modifikasi desainnya. Maka dari itu, mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang furnitur dapat dijadikan pilihan bisnis.
Perusahaan Liam Malik Furnitur ini merupakan perusahaan yang menawarkan produk-produk futnitur, diantaranya adalah lemari, tempat tidur, meja belajar,kursi, sofa, maupun meja komputer. Perusahaan kami memiliki berbagai macam variasi model pada tiap jenis produknya. Variasi-variasi tersebut kami kelompokkan berdasarkan fungsi dan desainnya.
Pada penjelasan ini, kami akan mendeskripsikan desain salah satu produk meja komputer kami yaitu tipe CutyPoly-27 . Meja komputer tipe ini diproduksi dari bahan baku kayu jati yang berkualitas tinggi. Alasan kami menggunakan kayu jati adalah karena kualitasnya dari segi kekokohan dan keawetannya yang memang telah diakui masyarakat luas. Selain itu, bahan dan alat penunjang lain yang digunakan merupakan alat-alat yang telah didesain khusus untuk keperluan produksi furnitur. Bahan dan alat-alat tersebut adalah pasak atau paku untuk menyambung bagian-bagian meja yang belum dirakit, mesin pemotong, amplas atau mesin penghalus permukaan kayu, dan pelitur serta cat untuk memperindah tampilan furnitur.
Model yang akan dipilih adalah model meja komputer yang ergonomis dengan desain lucu dan feminin. Didesain ergonomis agar pengguna merasa nyaman saatmenggunakan produk meja komputer ini. Sedangkan didesain lucu dan feminin karena sasaran utama meja komputer tipe ini adalah remaja atau wanita dewasa yang feminin. Sedangkan pada harga, meja komputer ini dijual ekonomis yaitu Rp 790.000,00.
Spesifikasi produk meja komputer sendiri terdapat beberapa komponen. Komponen yang dimaksud adalah daun meja pertama untuk menempatkan komputer, daun meja dua untuk menempatkan keyboard, ambang samping kanan dan kiri, ambang bawah tengah untuk pijakan kaki, ambang bawah samping untuk menempatkan CPU, ambang belakang, dan pelisir. Untuk ukuran panjang, lebar, dan tinggi dari meja komputer akan dijelaskan secara grafis pada ukuran produk.
Merek dagang yang digunakan untuk meja komputer ini adalah “CutyPoly-27”. Nama ini berasal dari dua suku kata yang digabungkan. Pertama kata “Cuty” yang diambil dari kata “cute” yang berarti lucu. Sedangkan kata “poly” merupakan singkatan dari istilah polkadot yang didasarkan pada desain meja dengan motif gambar bulat-bulat. Kemudian penggunaan “27” pada merek dagang merupakan nomor seri dari warnanya yaitu merah muda dan putih.
Kelebihan dari produk meja komputer CutyPoly-27 ini adalah pada kualitas bahan dan desainnya. Didesain nyaman dan praktis digunakan. Selain itu produk kami ini dapat dijadikan pilihan nomor satu untuk remaja dan wanita yang menyukai desain unik yang sesuai karakter mereka. Nama merek dagangnya juga mudah diingat dan memberi kesan pada konsumen. Sedangkan kekurangannya adalah meja komputer tipe ini merupakan produk baru yang masih belum dikenal masyarakat luas.
3.4 Kemasan Produk
Fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk pada saat dikirimkan dari pabrik menuju pusat distribusi dan pengecer. Kemasan sebagai sebuah wadah perlu memperhatikan beberapa kriteria yang tidak dapat diubah, seperti jarak antara rak dan ukuran dari barang yang akan tampak dari sektor distribusi. Kemasan menginformasikan kepada kita akan fungsi dan fitur suatu produk.
3.4.1 Deskripsi Kemasan
Setiap produk membutuhkan kemasan yang spesifik sesuai karakteristiknya. Pemilihan jenis kemasan perlu mempertimbangkan kualitas kemasan untuk meningkatkan daya saing produk dan mengurangi biaya bahan kemasan dan distribusi. Masalah dalam pemilihan kemasan di antaranya adalah keterbatasan bahan dan teknologi pengemasan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, inefisiensi desain kemasan dan standardisasi, keterbatasan desain, kemasan kecil untuk sistem rantai dingin (cold chain), dan tingginya biaya distribusi (Qanytah dan Ambarsari, 2010).
Pada produk meja komputer CutyPoly-27 ini , perusahaan Liam Malik Furnitur menggunakan kemasan berupa karton atau kardus. Dipilihnya karton sebagai kemasan dikarenakan kemasan kardus lebih aman dalam meletakkan produk yang berbahan seperti kayu. Kemasan kardus ini dapat melindungi produk dari sengatan matahari secara langsung, menjauhkan dari benda tajam, dan menjaga kebersihan produk. Bentuk kemasan yang ringkas dan sederhana menjadi faktor terpenting dalam memakai kardus sebagai kemasan. Selain itu, harga dari kemasan karton relatif lebih murah dan cukup kuat dibandingkan kemasan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar