Join emridho's empire

Jumat, 30 Desember 2011

makalah management agribisnis ( komoditi teh )


SEJARAH TEH

Kata “teh” atau “Tee” atau “Tea” berasal dari bahasa Cina Selatan dari bentukan tschhā [lat. Camellia sinensis, dari familia Theaceae]. Tumbuhan ini berasal dari Provinsi Assam India dan Provinsi Yunnan di Cina Selatan. Pohonnya berbentuk semak yang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daunnya mengandung Alkaloid Koffein yang membawa pengaruh menyegarkan dan menenangkan. Bukti tertulis tentang teh pertama kali ditemukan di Cina pada abad ke 3 sebelum masehi. Teh dibawa ke Eropa baru pada tahun 1610 oleh perusahaan dagang Asia Timur milik Belanda dan Inggris. Teh menjadi kultur tersendiri bagi negara-negara di Asia seperti Cina, Jepang, India, Srilanka, Afrika Timur, Rusia dan Indonesia. Seperti anggur di negara-negara Eropa, teh menjadi tradisi di negara-negara Asia Timur, Barat, Selatan dan Tenggara. Teh pun kemudian menjadi minuman nasional di Inggris dan Irlandia.
Tumbuhan teh Assam berbentuk bulat dengan tinggi pohonnya yang bisa mencapai tinggi 15 meter. Tumbuhan ini tidak bisa tumbuh di daerah bertemperatur rendah dan memerlukan kelembaban udara yang tinggi dan curah hujan yang banyak. Berlainan dengan teh Cina yang tinggi semaknya hanya mencapai 4 meter dan memerlukan suhu udara yang cukup dingin, periode musim kering yang cukup panjang serta kelembaban udara yang rendah. Jenis-jenis teh yang dikenal saat ini merupakan hasil penyilangan dari kedua jenis teh ini.
Ada yang menyebut nama Kaisar Shennong (Shen Nung) sebagai orang yang pertama kali merasakan kenikmatan teh di tahun 2.737 SM, atau hampir 5.000 tahun yang lalu. Kisahnya berawal dari selembar daun teh yang diterbangkan angin, dan mendarat tepat dalam cangkir berisi air minum yang masih panas milik sang Kaisar. Air minum itu pun berubah warnanya, dan menarik perhatian Kaisar Shennong. Berhubung ia juga adalah seorang tabib, atau bisa jadi karena tertarik dengan aromanya, tanpa ragu Kaisar Shennong meminum air di cangkirnya yang telah berubah menjadi cairan berwarna kemerahan. Seketika ia jatuh hati pada minuman asing yang memberikan kenikmatan dan kesegaran tersendiri itu.
PRODUKSI TEH
Untuk memudahkan proses produksi yang dimulai dengan proses pemetikan pucuk daunnya, pohon teh ini dipotong rendah. Daun-daun teh ini berbentuk sedikit oval, selalu berwarna hijau dan agak berkulit serta memiliki panjang antara 4 sampai 10 cm. Bunganya berwarna putih sebesar 3 cm berasal dari pucuk daunnya dan berbentuk lonjong seperti kapsul dan di dalamnya berisi sampai 3 bijih benih. Tanaman ini memerlukan iklim sedang dengan temperatur antara 18 sampai 28 derajat celcius dengan curah hujan yang teratur sekitar 2000 mm. Untuk hasil yang baik, sebaiknya tanaman ini tumbuh di tanah berketinggian antara 500 sampai 2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan cara penyetekan batang setinggi sekitar 1 m.


Produksi teh meliputi beberapa tahap :
ü    Pelayuan
ü    Penggulungan
ü    Fermentasi
ü    Pengeringan
ü    Sortasi
ü    Pengepakan
ü    Pengawasan Mutu
ü    Pengiriman Teh Jadi
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada setiap tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
KONSUMSI TEH
Pada dasarnya, teh diproses menjadi empat jenis yaitu teh hijau ,teh putih, teh hitam , dan teh oolong . Lebih dari tiga perempat teh dunia diolah menjadi teh hitam, salah satu jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia .
Dari sisi permintaan, permintaan akan komoditi teh saat ini cenderung meningkat. Ini dikarenakan telah banyak dilakukannya penelitian tentang manfaat teh bagi kesehatan. Sehingga ini mendorong negara-negara produsen meningkatkan kapasitas produksinya tanpa mengabaikan mutu dan kualitas teh yang dihasilkan. Manfaat teh bagi kesehatan telah banyak membantu dunia kesehatan dalam mengatasi berbagai macam penyakit. Dan ini tentunya akan meningkatkan komsumsi teh dunia dan pentingnya akan manfaat dengan meminum teh serta akan menjadi tradisi minum teh, seperti yang ada di Jepang, di mana minum teh sudah menjadi tradisi turun-menurun hingga saat ini.
PROSPEK TEH INDONESIA SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL
MINUMAN/MAKANAN FUNGSIONAL
Pada umumnya, orang menilai makanan/minuman dari kandungan nutrisi dan kemampuannya memuaskan selera. Pada beberapa tahun terakhir ini, penilaian tersebut berkembang ke arah fungsi makanan/minuman dalam mengatur metabolisme tubuh secara biologis. Makanan yang dapat memenuhi fungsi tersebut disebut sebagai makanan/minuman fungsional .
TEH SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin , yaitu suatu kerabat tanin terkondensasi yang juga akrab disebut polifenol karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu, teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama-sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh di antaranya adalah vitamin P, vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun diduga keras menurun aktivitasnya akibat pengolahan masih dapat dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluoride yang dapat memperkuat struktur gigi.
POTENSI TEH HIJAU INDONESIA UNTUK KESEHATAN
Potensi teh untuk kesehatan terutama terletak pada kandungan katekinnya. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa teh hijau Indonesia ber-kadar katekin (10,81-11,60 persen) dan lebih tinggi dari pada teh Jepang dan teh Cina. Teh hitam Sri Lanka berkadar katekin hampir sama dengan teh hitam Indonesia (7,028,24 persen) karena sama-sama dibuat dari tanaman teh varietas assamica. Teh wangi Indonesia memiliki kadar katekin cukup tinggi yaitu 9,28 persen. Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa berdasarkan kadar katekinnya teh Indonesia terutama teh hijau dan teh wangi memiliki potensi menyehatkan yang lebih besar dari pada teh Cina maupun teh Jepang. Di samping itu hasil penelitian kandungan katekin beberapa teh Indonesia ini juga dapat membuka peluang pasar baru bagi teh Indonesia, yakni sebagai bahan baku industri katekin. Prospek penggunaan katekin teh sebagai sarana penjaga ke-sehatan sangat bagus dengan makin maraknya kebutuhan akan minuman penyegar penjaga stamina “functional food” maupun “dietary food”.
Semakin tinggi kadar katekin pada teh semakin besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Katekin dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah kanker.
PERMASALAHAN TEH
Pengembangan agribisnis teh masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan, yaitu :
ü    Lambatnya Instansi terkait dalam menerbitkan perizinan khususnya perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) menyebabkan adanya ketidakpastian hukum dan konflik sosial yang berdampak pada tingginya resiko investasi pada industri teh.
Dasar Hukuma Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan Pasal 19 Ayat 2;b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 587/Kpts/OT.160/9/2006 tentang Pembentukan Komisi Teh Indonesia;c. Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 55/Kpts/OT.130/7/06 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Persiapan Pembentukan Dewan Teh Indonesia.
ü    Belum terbangunnya infrastruktur yang efisien dan kenaikan biaya produksi komoditi tersebut.
ü    Saat ini produksi teh dunia mengalami over suplai sekitar 8.000 ton dari total produksi mencapai 3,4 juta ton, menyebabkan harga teh di pasar global kini menjadi tertekan (turun).
ü    Negara konsumen seperti Inggris dan Amerika Serikat memberlakukan standar produk.
ü    Kendala lain yang menggelayuti para petani, yaitu masalah modal dan manajemen.
ü    Produktivitas kebun teh yang relatif rendah dan cenderung menurun. Produktifitas kebun teh saat ini sekitar 1.900-2.000 kilogram teh kering per hektar per tahun. Angka itu masih rendah dibanding negara penghasil teh utama yang mencapai 3.000 kg teh kering per hektar per tahun.
ü    Banyak mutu teh yang belum memenuhi standar internasional (ISO 3720).
ü    Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai dipandang mendesak untuk menggairahkan industri hilir teh di Indonesia.
ü    Tingkat produksi dunia yang meningkat 4%-5%, sedangkan daya serap pasar hanya 2,5% (atau kurang), dan hal ini tentu memicu berlebihnya stok dan penurunan harga.
ü    Kenaikan UMR, bahan baku, pajak, kenaikan BBM dan tarif listrik, yang memicu naiknya biaya produksi dan komponen produksi.
ü    Maraknya permasalah non teknis seperti masalah otonomi daerah, penjarahan dan menurunnya tingkat keamanan di perkebunan.
ü    Produktivitas teh dalam negeri yang cenderung menurun akibat iklim yang tidak   menentu dan sulit   
      diperkirakan.
ü    Persaingan yang semakin ketat dengan datangnya negara produsen teh baru seperti Vietnam. Hal ini juga memicu terjadinya kelebihan produksi teh dunia.
Persaingan dari barang subtitusi.
ü    Berkurangnya kepercayaan pembeli asing terhadap produsen teh Indonesia akibat rawannya kondisi keamanan, politik dan ekonomi.
ü    Kurangnya inovasi dan daya juang untuk melakukan ekspansi penjualan yang agresif ke negara konsumen lain seperti yang dilakukan oleh negara-negara produsen teh lainnya.
ü    Menurunnya minat bekerja para pekerja produktif di sektor perkebunan.

SUBSISTEM AGRIBISNIS

1.Farming System (Input) :
Fungsi Input :
Fungsi input dari teh yaitu :

ü  Daun teh yang masih muda digunakan untuk komoditi utama dalam proses produksi teh
ü    Akar dari teh dapat digunakan untuk furniture dalam bentuk meja cousin, kursi, gantungan topi, dan sebagainya
ü    Ampas teh dari sisa pemakaian teh dapat dijadikan pupuk alami yang ramah lingkungan dan mudah larut dalam tanah

Kendala dalam input teh  :
Kendala dalam input teh yaitu :

ü    Jika diadakan replanting (penanaman kembali) bibit harus diadakan dari Bandung.
ü    Dalam hal pengangkutan bibit dari Bandung menuju ketempat replanting,bibit teh harus dibungkus karena bibit membutuhkan oksigen dan menghindari bibit teh dari hama penyakit
ü    Bibit harus ditanam diatas permukaan laut dengan ketinggian yang harus disesuaikan dengan kondisi tanaman
ü    Bibit tidak dapat ditanam langsung karena bibit teh dalam pengadaannya harus melalui proses stek yaitu penyambungan
Solusi dalam Input teh :
Solusi dalam input teh yaitu :

ü    Proses pengadaan bibit harus disesuaikan dengan volume permintaan dan pengadaannya harus tepat waktu
ü    Dalam hal pengangkutan bibit harus dibungkus sesuai dengan prosedur untuk menghindari kekurangan oksigen dan dari hama yang akan menimbulkan penyakit pada bibit teh
ü    Penanaman bibit juga harus disesuaikan dengan standar hidup tanaman
ü    Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak mendapatkan perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di bawah standar yang seharusnya

2. Processing (Produksi) :
Fungsi Produksi :
Fungsi produksi dari teh yaitu :

ü    Untuk memenuhi permintaan pasar dalam hal ini pemenuhan komsumsi masyarakat
ü    Untuk menghasilkan profit,dimana tujuan dari suatu melakukan proses produksi yaitu mendapatkan profit semaksimal mungkin.

Kendala dalam proses produksi :
Kendala dalam proses produksi yaitu :
ü    BBM, dimana dalam proses produksi bahan bakar yang dipakai yaitu solar.Di mana solar yang harganya mahal akan mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih tinggi
ü    Musim, apabila mengalami musim kemarau yang panjang maka akan mengakibatkan berkurangnya produksi daun teh, dalam hal ini daun muda
ü    Keterampilan Tenaga Kerja, tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu tenaga kerja yang terampil.Dalam hal pemetikan daun teh haruslah diplih daun yang masih muda.Jika daun tua yang dipetik maka mutu dan aromanya tidak bagus
ü    Hama, hama yang dihadapi yaitu hama ulat api yang memakan pucuk daun teh terutama daun muda
ü    Topografi, keadaan topografi atau tata letak sangat mempengaruhi kesesuaian pertumbuhan dimana perkebunan teh sangat membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi
ü    Tingginya biaya produksi teh dipengaruhi oleh biaya buruh dan penggunaan bahan bakar solar
ü    Pada perkebunan teh, satu hektar tanaman teh membutuhkan 1,2 hingga 1,5 tenaga kerja. Bandingkan dengan kebun sawit yang hanya membutuhkan 0,35 tenaga kerja per hektar
ü    Komponen biaya buruh mencapai 60 persen dari harga pokok produksi
ü    Penggunaan bahan bakar solar juga memberatkan produsen teh.Untuk mengolah satu kg teh, dibutuhkan 0,34 liter solar
ü    Selain biaya produksi dan harga jual, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga disebutkan para produsen teh sebagai disinsentif bagi pengembangan industri hilir
ü    Banyak mutu teh yang belum memenuhi standar internasional (ISO 3720)
ü    Peremajaan tanaman teh yang lambat dan mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat
ü    Penurunan produksi teh akibat banyak lahan perkebunan teh yang tidak produktif dan telah beralih fungsi

Solusi dalam proses produksi :
Solusi dalam proses produksi yaitu :

ü    BBM, saat ini dalam proses produksi telah digunakan bahan bakar alternativ yaitu cangkang dari buah kelapa sawit dan batubara
ü    Hama, pencegahan dilakukan secara dini dengan melakukan pengasapan,membasmi dengan pestisida yang ramah terhadap lingkungan dan tidak mengakibatkan efek samping terhadap teh
ü    Keterampilan Tenaga Kerja, untuk mendapatkan hasil yang maksimal,tenaga kerja diberikan perhatian dan pengarahan tentang pemetikan yang baik dan benar.Jika dilakukan pemetikan yang salah maka hasil yang didapat tidak akan maksimal bahkan jauh dari mutu yang diharapkan
ü    Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak mendapatkan perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di bawah standar yang seharusnya
ü    Produsen teh harus memenuhi standar internasional (ISO 3720) yang merupakan kewajibannya
ü    Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna meningkatkan produktivitas produksi

3.Riset and Development (Pengolahan) :
Fungsi Pengolahan :
Fungsi pengolahan teh yaitu :

ü    Untuk menambah nilai guna suatu produk terutama teh.Dalam hal ini pengolahan teh dimulai dari bahan baku hingga menghasilkan teh yang berkualitas baik akan menambah nilai guna suatu produk.
Kendala Pengolahan :
Kendala pengolahan teh yaitu :

ü    Mesin-mesin, dalam proses pengolahan teh kendala yang dihadapi yaitu mesin-mesin yang digunakan.Jika, mesin yang digunakan mengalami kerusakan maka akan berpengaruh terhadap produktivitas pengolahan dan tertanggunya proses produksi teh
ü    Mutu daun, jika mutu daun yang diolah kurang baik maka proses pengeringannya akan memakan  
      waktu yang lama

Solusi Pengolahan :
Solusi pengolahan teh yaitu :
ü    Jika terjadi kerusakan, maka mesin-mesin tersebut harus diperbaiki guna menghindari tertanggunya proses produksi
ü    Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja khususnya dibagian pemetikan daun teh untuk memetik daun yang masih muda.Karena daun yang masih muda, mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan daun yang sudah tua

4.Marketing (Pemasaran) :
Fungsi Pemasaran :
Fungsi pemasaran teh yaitu :

ü    Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, dalam hal ini yaitu produk dari teh dan turunannya
ü    Untuk mendapatkan maximum profit atau laba atau pendapatan maksimal

Kendala Pemasaran :
Kendala pemasaran teh yaitu :

ü    Komsumsi teh yang masih rendah dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai manfaat teh
ü    Biaya produksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
ü    Negara komsumsi teh seperti Inggris dan Amerika Serikat melakukan standar produk
ü    Tidak transparannya akibat pembatasan-pembatasan tarif dan non-tarif dalam melakukan ekspor
ü    Harga teh yang rendah didunia diakibatkan over produksi sehingga menekan harga teh dunia
ü    Pengeloalaan akan permintaan teh yang tidak efisien

Solusi pemasaran teh yaitu :

ü    Memberikan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya manfaat dari teh
ü    Menekan biaya produksi dengan cara mencari energi alternativ seperti cangkang kelapa sawit dan batubara yang lebih murah
ü    Melakukan perbaikan dari segi tarif ekspor guna membantu produsen teh meringankan biaya tarif ekspor
ü    Meningkatkan kerja sama dengan negara pengkomsumsi teh untuk dapat membantu negara produsen memasuki pasar mereka dan memberikan dispensasi mengenai pemberlakuan standar produk khususnya negara Inggris dan Amerika Serikat
ü    Membatasi produksi teh negara produsen guna meminimalisir over produksi yang mengakibatkan harga teh tertekan
ü    Melakukan pembenahan akan permintaan teh

5. Supporting (Pendukung) :
Fungsi Pendukung :
Fungsi pendukung teh yaitu :

ü    Untuk meningkatkan mutu produk teh yang diproduksi
ü    Untuk meningkatkan efisien proses produksi teh dengan mendapat dukungan dari mesin-mesin dan material pendukung lainnya
Kendala Pendukung :
Kendala pendukung teh yaitu :

ü    Mesin-mesin, mesin merupakan pendukung utama dalam proses produksi.Jika terjadi kerusakan maka akan mengganggu produktivitas produksi
ü    Belum terbangunnya infrastruktur yang efisien dan kenaikan biaya produksi komoditi tersebut
ü    Industri teh dunia kini tengah menghadapi tantangan akses pasar yang potensial, sehingga membatasi kelancaran perdagangan komoditi tersebut
ü    Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga disebutkan para produsen teh sebagai disinsentif bagi pengembangan industri hilir

Solusi Pendukung :
Solusi pendukung teh yaitu :
ü    Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna meningkatkan produktivitas produksi
ü    Membangun infrastruktur yang memadai atau sesuai dengan standar internasional sehingga akan membantu mempermudah produksi teh
ü    Memperlancar perdagangan komoditi teh dengan membuat peraturan yang baru dimana isi dari peraturan tersebut lebih memihak kepada produsen teh
ü    PPN sudah akan berarti banyak bagi industri teh, setelah itu Penghapusan pembenahan lain untuk revitalisasi industri ini bisa dilakukan

Dari kelima subsistem diatas yang menjadi perhatian dan paling berperan dengan permasalahan komoditi teh yaitu Supporting atau pendukung. Karena pada umumnya kendala yang dihadapi oleh produsen teh yaitu kendala infrastruktur yang kurang memadai berupa teknologi untuk melakukan penelitian yang akan meningkatkan mutu dan kualitas teh tersebut. Kurang memadainya infrastruktur ini mengakibatkan pemenuhan kebutuhan dan permintaan akan teh tidak dapat terpenuhi dan peningkatan kualitas mutu jauh dari harapan. Sedangkan Indonesia sebagai negara produsen teh mendapat tuntutan dari negara-negara konsumen teh secara serius. Untuk dapat bersaing secara global maka Indonesia harus meningkatkan mutu dan kualitas yang semula berstandar medium ke bawah menjadi medium ke atas.

EFISIENSI KOMODITI TEH

Efisiensi komoditi teh dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisir proses produksi teh. Efisiensi komoditi teh dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.                  Dari sisi bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi komoditi teh yaitu solar. Saat ini harga bahan bakar solar sangat tinggi seiring naiknya harga minyak dunia. Untuk itu digunakan energi alternatif untuk menggantikan fungsi solar. Bahan bakar yang digunakan untuk saat ini yaitu batu bara dan cangkang inti sawit, yang mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar solar.
2.                  Untuk pengadaan bibit teh pada saat replanting atau penanaman teh kembali haruslah diadakan sesuai dengan kebutuhan agar bibit yang diadakan tidak mengalami over order yang akan meningkatkan biaya proses replanting.
3.                  Dalam penggunaan pupuk untuk membantu proses pertumbuhan tanaman teh saat ini digunakan pupuk kimia. Pupuk kimia saat ini harganya melambung dan memiliki dampak yang negatif terhadap lingkungan karena kita tahu bahwa pupuk kimia tidak seluruhnya larut didalam tanah. Untuk itu, perusahaan harus menggunakan pupuk organik yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu, pupuk organik mampu larut habis didalam tanah.
4.                  Mengelola tanaman sesuai kultur teknis dan dapat berproduksi secara berkelanjutan.
5.                  Menghasilkan produk jadi yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.
6.                  Menekan harga pokok kebun.
7.                  Menerapkan prinsip back to basic dalam pengelolaan tanaman sesuai dengan pedoman kultur teknis dan berorientasi tidak hanya jangka pendek tapi juga jangka panjang, antara lain dalam bidang:
ü    Manajemen pemupukan
ü    Manajemen pangkasan
ü    Manajemen pengolahan tanah
ü    Manajemen proteksi tanaman
ü    Manajemen pohon pelindung, dan
ü    Manajemen pemetikan

8.                  Dalam bidang pengolahan diterapkan prinsip fleksibilitas pengolahan yang berorientasi pasar dengan produk yang sesuai dengan standar baku mutu serta selalu berupaya menerapkan inovasi-inovasi baru dalam bidang proses pengolahan baik hasil pengkajian intern maupun benchmarking dari pihak lain.
9.                  Sumberdaya manusia sebagai aset perusahaan yang paling berharga dipacu untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sehingga dapat mengikuti perkembangan dalam situasi global saat ini. Untuk itu perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti program-program pendidikan dan pelatihan baik yang diadakan di lingkungan kebun (in-house training), di lingkungan perusahaan maupun yang diadakan oleh pihak ketiga, dalam bidang-bidang : manajemen, tanaman, teknik, teknologi pengolahan, administrasi, akuntansi, komputer, kewiraan, kesehatan,dan sebagainya.
10.              Untuk menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang serta mempertahankan kemampuan perusahaan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perkebunan, perusahaan diharuskan mempunyai program investasi dalam bidang tanaman, antara lain:
ü    Pembuatan pesemaian teh tahun 2007 sebanyak 50.000 pohon
ü    Pemnuatan pesemaian teh tahun 2008 sebanyak 100.000 pohon
ü    Penanaman / kompacting tanaman teh


ANALISIS WOT

Sejarah singkat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) :
Analisis SWOT(Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) adalah alat perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, lawan dan ancaman meliputi dalam proyek atau dalam spekulasi bisnis. Ini melibatkan obyek yang spesifik pada spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor didalam dan faktor di luar yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan dalam mencapai obyek tersebut. Teknik tersebut dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada universitas Stanford pada tahun 1960 dan 1970 menggunakan data dari Fortune 500 companies.
1. Kekuatan atau keunggulan (Sthrengths) komoditi teh :
 Kekuatan atau keunggulan komoditi teh yaitu sebagai berikut :
ü    Mulai meningkatnya ekspor dari tahun ke tahun walaupun sempat mengalami penurunan.
ü    Teh memiliki manfaat terhadap kesehatan yang diantaranya mengurangi kolesterol, mengontrol tekanan darah tinggi, untuk kesehatan kulit, mencegah kanker, mengobati penyakit parkinson, dan sebagainya.
ü    Akar dari teh dapat digunakan untuk furniture yang menghiasi rumah, seperti meja cousin, gantungan topi, dan sebagainya.

2. Kelemahan (Weaknesses) :
 Kelemahan dari komoditi teh yaitu :
ü    Keterbatasan pengadaan input faktor termasuk tenaga kerja khususnya tenaga pemetik, kurangnya pemerajaan tanaman teh yang tua, adanya perbedaan selera konsumen internasional akan jenis teh yang di konsumsi.
ü    Komoditi teh saat ini yang dihasilkan oleh negara kita Indonesia belum mampu bersaing dengan negara produsen teh lainnya seperti China, Srilanka, India, Jepang, dan Vietnam.
ü    Teh yang dihasilkan oleh negara kita Indonesia dari segi mutu belum cukup memuaskan, yang berdampak terhadap permintaan terhadap komoditi teh tersebut.

3. Peluang (Opportunities) :
 Peluang dari komoditi teh yaitu :
ü    Adanya tradisi turun menurun untuk mengkonsumsi teh, sehingga minat untuk teh cukup tinggi untuk pasar domestik.
ü    Kondisi iklim Indonesia yang mendukung pertumbuhan teh, sehingga membuka peluang Indonesia cukup besar untuk menjadi produsen teh yang akan disegani di perdagangan dunia internasional.
ü   Komoditi teh mampu memiliki peluang di pasar internasional dan bersaing dengan negara produsen teh asalkan pajak ekspor teh dihapuskan.

4. Ancaman (Threats) :
 Ancaman dari komoditi teh yaitu :
ü    Banyak saingan dari Negara-negara pengekspor teh lainnya karena mutu teh mereka jauh lebih baik. Permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat.
ü    Ancaman komoditi teh kita berasal dari negara-negara produsen teh yang harganya mampu diatas harga standar yang digunakan dan mutu yang lebih baik dari negara-negara produsen tersebut.
ü    Ancaman dapat berasal dari dalam negeri kita sendiri yaitu dapat berupa pengenaan tarif ekspor yang tinggi dimana akan meningkatkan cost atau biaya produksi.

Segmen pasar yang dituju pasar domestik atau lokal untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Segmen pasar selanjutnya yang dituju yaitu pasar internasional, di mana untuk memenuhi kebutuhan negara-negara konsumen terutama negara-negara barat. Pada saat ini, teh Indonesia telah mampu memasuki pasar di negara India dan Russia dengan harga mencapai 1,5 dollar AS per kg. Ini menjadi tanda bahwa teh Indonesia telah memiliki harga yang pantas dan tentunya ini akan menjadi “cambuk” untuk meningkatkan mutu teh Indonesia serta akan memperoleh harga yang lebih tinggi lagi, tentunya.
Untuk positioning, Indonesia sebagai negara produsen teh masih berada di posisi ke lima. Ini dikarenakan mutu dan kualitas teh kita masih berada dibawah negara-negara pesaing produsen teh seperti, Kenya, Srilanka, Cina dan India.

BAURAN PEMASARAN

ü                Produk ,   pengetahuan   konsumen   tentang   keberadaan produk   teh   terbatas   pada merek-merek  tertentu,  umumnya  konsumen  hanya  dapat  mengingat  3  -  5 jenis,  tetapi  hanya  1  -  2  merek  diantaranya  yang  biasa  dikonsumsi  sehari- hari.  Keterbatasan pengetahuan tersebut berkaitan  dengan  keterbatasan informasi pasar  yang dilakukan oleh produsen.
ü                Pricing, Rata-rata harga teh Indonesia saat ini sekitar 1,4 dolar AS per kg. Namun masih rendah dibanding rata-rata harga teh Kenya yang mencapai 2 dolar AS per kg atau di Srilanka sekitar 1,85 dolar AS. Ini dikarenakan kebijakan tarif yang diterapkan negara pesaing produsen teh sangat tinggi terhadap komoditi the Indonesia jika memasuki pangsa pasar negara pesaing tersebut sebaliknya Indonesia menerapkan kebijakan tari yang rendah terhadap komoditi teh negara pesaing yang akan memasuki pasar Indonesia sehingga ini sangat merugikan negara kita sendiri. Maka, kebijakan ini perlu ditata ulang,  sehingga  kita mampu bersaing dengan negara-negara produsen lainnya selain perbaikan performance  produk  teh  kita  terutama mutu dan kualitas ke arah yang lebih baik lagi (baik mutu air seduhan maupun kemasannya).
ü    Promotion, Ada lebih dari 100 merk teh yang beredar di Jateng dan DIY, sedang secara keseluruhan merk teh yang terdaftar secara nasional ada sekitar 500-an merk. Iklan atau promosi teh tidak signifikan dalam mengontrol angka penjualan apabila tidak didukung oleh distribusi yang luas. Iklan atau promosi teh hanya dilakukan oleh perusahaan dengan skala distribusi tingkat nasional. Saat ini sangat sedikit produsen teh yang mengiklankan produknya di televisi secara nasional. Itupun pada kenyataannya sangat jarang konsumen yang mengkonsumsi teh yang diiklankan tersebut.
ü    Place , Ketersediaan  produk  teh  di  pasar,  erat  kaitannya  dengan  strategi saluran  distribusi  yang  digunakan  oleh  produsen.  Di  Indonesia  dikenal  dua jenis  saluran  distribusi  khususnya  komoditi  teh.  Pertama,  untuk  kebutuhan ekspor,   teh curah yang dikemas dalam  bal untuk konsumen antara/industri, menggunakan saluran distribusi langsung (lelang) yang dilakukan oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB) yang berkedudukan di Jakarta, sedangkan untuk kebutuhan  lokal,  lelang dilaksanakan   di  Kantor  Pemasaran  Bersama  (KPB) yang berkedudukan di Kota Bandung.

POTENSI EKSPOR  TEH

Langkah peningkatan produktivitas kebun diperlukan untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara pengekspor teh curah urutan ke lima di dunia setelah Kenya, Srilanka, Cina dan India. Beberapa negara tujuan ekspor teh Indonesia antara lain Rusia (15,4%), Inggris (14,4%), Malaysia (9%), Pakistan (8,6%), Jerman (7%), Amerika Serikat (7%), Polandia (5,4%), dan Belanda (5,3%). Kedelapan negara tersebut telah menyerap pangsa pasar 72,1 % dari total ekspor teh Indonesia. Indonesia memiliki potensi ekspor yang cukup besar mengingat teh tumbuh di daerah tropis dan sub tropis.

No.

Sektor

2002

2003

2004

2005

2006

Trend
02 – 06


2007
Jan - Sep

Perubahan
07/06

Pangsa
07
1.
Teh
98,0
91,8
64,8
47,9
51,1
-17,76
49,8
28,12
1,89

Tabel diatas merupakan ekspor teh Indonesia yang terjadi antara tahun 2002 – 2006 dan 2007 (antara bulan januari – september).
Sumber : BPS
SAINGAN DI PASAR EKSPOR

Saingan Indonesia yaitu Kenya, Srilanka, India, dan Cina. Pada tahun 2005 volume ekspor sempat merosot tajam. Hal yang paling disayangkan adalah penurunan volume ekspor ke Rusia. Padahal "negeri beruang" ini justru merupakan negara tujuan ekspor teh tertinggi bagi perkebunan besar negara. Hal itu disebabkan naiknya ekspor teh hitam CTC dari Kenya ke pasar Rusia sebesar 105%. Sedangkan, konsumen besar lainnya, Pakistan, lebih memilih teh asal Kenya dan India ketimbang Indonesia karena biaya transport dan pengurusan biaya masuk yang lebih murah.
Jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing, bea masuk yang dikenakan terhadap komoditi teh yang akan memasuki pangsa pasar Indonesia cukup rendah. Sebaliknya, bea masuk yang dikenakan negara-negara pesaing terhadap komoditi teh yang akan memasuki pangsa pasar mereka dikenakan tarif yang sangat tinggi, sehingga ini semakin menurunkan daya saing teh Indonesia terhadap teh negara-negara pesaingnya. Berikut ini ditampilkan tabel mengenai tarif bea masuk komoditi teh :

Tabel : Bea Masuk Teh
Komponen
Negara lain ke Indonesia
Bea masuk Indonesia ke :










Vietnam
India
China
Srilangka
Bea Masuk
5,0%
50,0%
30,0%
32,0%
30,0%
PPn
10,0%
20,0%
26,0%
17,0%
15,0%
PPh
2,5%
0,0%
0,0%
3,0%
3,0%
Total
17,5%
70,0%
56,0%
52,0%
48,0%
Sumber :Aspatindo
Dari tabel di atas terlihat telah terjadinya “UNFAIR TRADE” dengan adanya pengenaan tarif impor yang sangat berbeda jauh dan tidak adil. Akibatnya, teh asal Indonesia tidak mampu bersaing di luar negeri sementara pasar dalam negeri rentan sekali diserbu produk teh asing karena tarif bea masuk yang terlalu rendah.

ATRIBUT KUALITAS TEH

1.                  ATRIBUT MUTU INDERAWI

Kompleksnya komposisi kimia dan sifat fisik teh, yang menyulitkan cara pengujiannya menyebabkan atribut mutu inderawi teh menjadi hal yang amat penting dalam penetuan posisi mutu teh. Mutu inderawi teh meliputi penampilan (fisik) teh kering, warna dan cita rasa air seduhan serta penampilan ampas seduhan. Penampilan fisik teh kering ditentukan oleh warna, ukuran dan bentuk partikel serta keseragamannya. Keberadaan partikel pucuk muda (tip), tangkai, serat dan benda lain bukan teh juga merupakan parameter penampilan fisik teh kering. Warna seduhan teh digambarkan sebagai jenis warna, intensitas warna, kilat atau ”hidup” –nya warna. Selanjutnya cita rasa air seduhan dinyatakan sebagai jenis, kekuatan, kesegaran, ketajaman, rasa asing dan cemaran. Penampilan ampas seduhan menggambarkan kualitas pengolahan diantaranya warna (kilat dan kecerahan warna), yang mencerminkan tingkat oksidasi ensimatik polifenol, ukuran dan keseragaman ukuran menunjukkan hasil kerja sortasi.
Atribut mutu inderawi tersebut dinyatakan dengan istilah baku dalam bahasa Inggris sehingga merupakan cara komunikasi mutu yang universal dalam industri dan perdagangan teh. Beberapa atribut mutu inderawi telah dapat dijabarkan dalam besaran fisik, kimia maupun biologi. Sebagai contoh misalnya, kekuatan rasa dinyatakan sebagai kadar theaflavin, kenampakan tergulung dinyatakan dalam density, rasa asam ditentukan melalui uji cemaran mikroba dan lain-lain.

2.   ATRIBUT MUTU FISIK

Pada saat belum ditemukan cara pengujian mutu fisik maka atribut mutu fisik teh diukur secara inderawi. Atribut tersebut misalnya kekeringan, kerapuhan, warna (teh kering, air seduhan), bentuk, density, ukuran partikel dan lain-lain. Pada saat ini beberapa atribut mutu fisik telah dapat ditentukan dengan prosedur dan instrumen analisis sifat fisik tertentu sehingga cara mengkomunikasikannya lebih kuantitatif. Warna teh kering dapat diukur memakai Chromameter, dan warna seduhan teh dinyatakan dalam besaran total warna yang merupakan persen absorbansi sinar tampak pada panjang gelombang tertentu atau secara kimia dinyatakan sebagai rasio theaflavin, thearubigin. Kekeringan atau kerapuhan dinyatakan sebagai kandungan air. Ukuran partikel dapat dinyatakan sebagai diameter hancuran berdasar Fineness Modulus dan Density terukur sebagai density curah yang dinyatakan dalam volume per satuan berat.

3. ATRIBUT MUTU KIMIA

Atribut mutu kimia merupakan atribut tersembunyi. Karena kompleksnya susunan kimia teh atribut kimia ini sangat banyak ragamnya. Kandungan kimia dalam daun teh, perubahannya selama pengolahan dan pasca pengolahan sangat menentukan kualitas kimia teh.
Atribut mutu kimia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
*    Penentu rasa                      : polifenol dan hasil oksidasinya
*    Penentu kesegaran             : alkaloid (Cafein, Theobromine, Theophylin)
*    Penentu aroma                   : linalool, geraniol, ester-ester, minyak essensial dan lain-lain
*    Penentu warna                   : theaflavin, thearubigin, khlorofil
*    Penentu daya manfaat       : polifenol dan hasil oksidasinya, mineral,vitamin
*    Cemaran                            : logam berbahaya, residu pestisida, radio aktif

Kemajuan yang pesat dalam analisis kimia flavor (cita rasa) menyebabkan telah teridentifikasinya lebih dari 300 macam senyawa penentu flavor teh, salah satu atribut mutu kimia yang penting pada teh.

4. ATRIBUT MUTU BIOLOGI

Sebagai bahan pangan asal tanaman maka teh juga memiliki beberapa atribut mutu biologi. Misalnya adalah ketuaan daun, cemaran dengan jaringan daun tanaman selain teh dan cemaran mikroba. Atribut mutu biologi yang saat ini sering dipermasalahkan adalah Sanitary dan Phyto Sanitary yang dinyatakan sebagai angka lempeng total yang merupakan cermin jumlah koloni mikroba pencemar (jamur) dalam satuan berat cuplikan teh. Cemaran dengan jaringan tanaman dapat dideteksi secara mikroskopik melalui pengecatan untuk melihat bulu, idioblast, stomata dan kalsium oksalat yang sangat khas pada jaringan daun teh. Atribut mutu biologi ketuaan daun dapat didekati dengan analisis kimia serat kasar, dimana makin tua daun makin besar kadar serat kasarnya. Analisis petik dan analisis pucuk juga merupakan salah satu metoda evaluasi mutu biologi pada teh.

5. BIAYA MODAL

Biaya modal atau sumber pendanaan perkebunan teh berasal dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), lembaga perbankan, lembaga non – perbankan, perorangan atau investor yang mempunyai hubungan dalam hal ini pemenuhan kebutuhan modal, serta berasal dari perusahaan yang bersangkutan. 
Sebagai contoh, suatu perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan teh, membutuhkan sekurang-kurangnya modal Rp. 12 juta per hektar untuk melakukan peremajaan dengan jumlah tanaman yang harus ditanam mencapai 13 ribu pohon per hektar.
Untuk saat ini, sangant sulit mendapatkan bantuan modal dari lembaga bank maupun lembaga non bank, khususnya, yang kurang tertarik untuk mendanai perkebunan teh tersebut. Ini dikarenakan harga komoditi teh yang masih berkisar diantara US$ 1,2 – 1,4 per kg.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan perkebunan teh untuk meningkatkan daya saing dalam hal ini mutu, untuk meningkatkan harga yang masih bisa digenjot naik.

KESIMPULAN
Teh merupakan tanaman yang memiliki khasiat untuk kesehatan. Ini didasarkan atas penelitian dan berdasarkan peninggalan sejarah, di mana teh telah dikenal sekitar 5000 tahun silam. Maka tanaman teh tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut. Khususnya Indonesia, yang merupakan salah satu produsen teh, perlu meningkatkan produksi dengan tidak mengesampingkan mutu teh itu sendiri. Di mana Indonesia sangat potensial untuk menjadi produsen teh di dunia. Maka dari itu, perlu dukungan dari setiap lapisan masyarakat, khususnya pemerintah agar memperhatikan potensi teh Indonesia.
Sebagai penghasil produk teh berbahan baku pucuk teh varietas assamica, Indonesia berpeluang menghasilkan bahan minuman fungsional teh kaya katekin. Rekayasa proses produksi teh kaya katekin telah dan akan terus dilakukan untuk dapat merebut peluang pasar minuman fungsional. Keberhasilan rekayasa produksi minuman fungsional teh kaya katekin diharapkan dapat memacu perkembangan industri teh Indonesia pada umumnya dan industri teh rakyat pada khususnya.
SARAN
Untuk mampu bersaing dengan produsen teh lainnya, kami dari kelompok komoditi teh menyarankan agar pemerintah memperhatikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan yang bergerak di perkebunan teh. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan bantuan modal guna melakukan peremajaan tanaman teh, di mana tanaman teh Indonesia pada saat ini sedang memasuki masa re-planting. Di sisi lain, lembaga bank dan non-bank perlu juga memberikan bantuan modal. Saat ini, lembaga bank dan non-bank kurang tertarik dengan pemberian modal pada perkebunan teh. Hilangkanlah paradigma “kurang tertari” untuk mendukung kemajuan perkebunan teh Indonesia dan membantu perekonomian masyarakat, khususnya rakyat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2002). Pelatihan Pengolahan Teh Hitam. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia. Pusat Penelitian Teh dan Kina, Indonesia.
Sumber:http://www.atmstravelnews.com/
Website: www.youngstatistician.com Milist: stis44@yahoogroups.com





Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas 2009 Alumni Ponpes Asy-Syarif Angkatan 09,, Alumni Ponpes Madinatul Munawwarah angkatan 06.