PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP
( AS – 06 )
A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Senin / 3 January 2011
Waktu : 07.30 s/d Selesai
Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan Bangunan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
B. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Tujuan Umum
Dapat mengetahui suhu dimana aspal mulai dapat mengeluarkan nyala dan terbak ar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup.
b. Tujuan Khusus
1. dapat memahami prosedur pengujian dengan baik dan benar
2. Dapat menggunakan peralatan titik nyala dan titik bakar engan baik
dan benar.
3. Dapat mencatat emnganalisa serta menentukan nilai ataupun hasil dari
Pengujian yang dilakukan.
4. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil dari pengujian yang di
peroleh dengan standar yang digunakan.
C. REFERENSI
- Job Sheet Pengujian Bahan II
- SNI 06 -2433 – 1991 tentang metoda pengujian titik nyala.
- PEDC .1983 “Pengujian Bahan” . Bandung.
D. DASAR TEORI
Terdapat dua metode pratikum yang umum dipakai untuk menentukan titik nyala dari bahan aspal. Pratikum untuk Aspal Cair (Cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat biasanya digunakan alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada prinsipnya adalah sama, walau pada metode Cleveland Open Cup, bahan aspal dipanaskan di dalam tempat besi yang direndam di dalam bejana air, sedangkan pada metode Tagliabue Open Cup, pemanasan dilakukan pada tabung kaca yang juga diletakkan di dalam air.
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil dilewatkan di atas permukaan benda uji yang dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda uji terbakar.
Syarat minimum temperature titik nyala oleh Bina Marga untuk aspal PEN 40 – 60 (200 ºC). Titik nyala dan titik bakar aspal perlu diketahui karena :
· Sebagai indikasi temperatur, pemanasan maximum dimana masih dalam batas-batas aman pengerjaan.
· Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi temperature titik bakar.
Untuk mendapatkan temperature titik nyala dan titik bakar yang akurat, perlu diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut :
a. Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin.
b. Kecepatan pemanasan dengan menggunakan Bunsen (pengatur besar kecilnya api).
c. Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperature mendekati titik nyala perkiraan dengan memperhatikan :
· Jarak as api pilot terhadap benda uji ± 10 mm.
· Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji ± 1 detik perjurusan.
· Diameter api pilot berkisar 3.2 mm sampai 4.8 mm
d. Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot dan nyala api pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam kurun waktu 5 detik) dapat dilihat jelas (dapat juga dilakukan di ruangan gelap).
e. Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan memakai bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.
Pada pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji yang dapat memenuhi syarat toleransi sebagai berikut :
Titik Nyala dan Titik Bakar | Ulangan Oleh Satu Orang Dengan Satu Alat | Ulangan Oleh Beberapa Orang Dengan Satu Alat |
Titik Nyala 175 0F – 550 0F | 5 0F (2 0C) | 10 ºF (5.5 ºC) |
Titik Bakar | 10 ºF (5.5 ºC) | 15 ºF (8 ºC) |
E. PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan :
§ Cawan kuningan (clevenland cup)
§ Thermometer
§ Nyala penguji dengan diameter 3.2 sampai 4.8 mm dan panjang tabung 7.5 cm
§ Stopwatch
§ Tungku listrik/pembakaran gas
§ Penahan angin
b. Bahan :
§ Aspal
F. KESELAMATAN KERJA
1. Mengugnaka pakaian praktek selama praktikum
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum melakuka praktikum
3. Gunakan peralatan sesuai fungsinya berdasarkan petunjuk prosedur
pengujian dan petunjuk pembimbing praktikum.
4. Menggunakan sarung tangan pada sat pengujian
5. Berhati hati dalam praktikum dan berkonsentrasi
6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja selesai praktikum.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian ini.
2. Panaskan aspal dengan suhu antara 148.9 ºC sampai 176 ºC sampai cukup cair.
3. Kemudian isikan Cleveland cup sampai garis yang ditentukan dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan
4. Letakkan cawan di atas kompor pemanas yang tepat di bawah titik tengah.
5. Kemudian letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7.5 cm dari titik tengah cawan.
6. Setelah itu pasanglah termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6.4 mm di atas dasar Cleveland cup dan terletak satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji, kemudian aturlah titik poros termometer sehingga terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
7. Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga kenaikkan suhu 15 ºC tiap menit sampai mencapai suhu 56ºC di bawah titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya kenaikkan suhu 5 ºC sampai 6 ºC/menit.
8. Setelah dinyalakan kompor dan diaturnya pemanasan kemudian tepatkan penahan angin di depan nyala penguji.
9. Lalu nyalakan sumber pemanasan dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu menjadi (15 ± 1) permenit sampai benda uji mencapai 56ºC di bawah titik nyala perkiraan.
10. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5 ºC sampai 6 ºC/menit pada suhu antara 56ºC dan 28 ºC di bawah titik perkiraan.
11. Setelah itu nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3.2 sampai 4.8 mm.
12. Lalu putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2 ºC.
13. Lanjutkan pekerjaan di atas samapi terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji.
14. Kemudian bacalah suhu pada thermometer dan catat kenaikan suhunya.
15. Lanjutkan pekerjaan pembacaan suhu sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji, bacalah suhu pada thermometer dan catat kenaikan suhunya.
G. DATA PEMERIKSAAN DAN ANALISA
Dari pengujian titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland Open Cup dan hasil data-datanya yaitu bahwa titik nyalanya didapatka pada suhu 344 ºC dengan waktu 10’10’’dan didapatkan titik bakarnya pada suhu 354 ºC dengan waktu 14’12’’.
Pemerikasaan hasil titik nyala dan titik bakar dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut ini :
No. | ºC di bawah titik nyala | Waktu | ºC | Titik Nyala |
1. | 56 | | 304 | |
2. | 51 | | 309 | |
3. | 46 | 1’22” | 314 | |
4. | 41 | 2’26” | 319 | |
5. | 36 | 3’34” | 324 | |
6. | 31 | 4’30” | 329 | |
7. | 26 | 6’15” | 334 | |
8. | 21 | 7’50” | 339 | |
9. | 16 | 10’10” | 344 | Titik Nyala |
10. | 11 | 11’54” | 349 | |
11. | 6 | 14’12” | 354 | Titik Bakar |
12 | 1 | | 359 | |
- ANALISA DATA
Dari pengujian Titik nyala dan titik bakar dengan clened land cup dan hasil data-datanya yaitu bahwa titik nyala nyta didapatkan pada suhu 344oC dengan waktu 10 menit 20 detik dan 354oC dengan waktu 14 menit 12 detik
Dari data didapat, aspal cair tersebut jikan suhunya ditambah terus, aspal dalam keadaan diam juga akan terbakar, tetapi sebelum terbakar aspal tersebut akan menyala atau mencapai titik nyalanya.
- KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Titik nyala terjadi pada suhu 344’ dalam waktu 10 menit 20 detik
2. Titik bakar terjadi pada suhu 354’ dalam waktu 14 menit 12 detik
Dengan demikian hasil yang diperoleh dari pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yangdiuji telah memenuhi persyaratan
- LAMPIRAN
1. Data Kelompok
2. Skema Prosedur Pengujian
3. Gambar Prosedur Pengujian
4. Gambar Peralatan Pengujian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar