PENGUJIAN BERAT JENIS FILLER
( AG – 07 )
A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Kamis, 31 Desember 2010
Waktu : 08.00 wib – selesai
Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang
B. TUJUAN PRATIKUM
a. Tujuan Umum
Dapat menentukan berat jenis filler yang akan digunakan sebagai bahan pengisi campuran aspal.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis filler dengan baik dan benar.
2. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis filler dengan baik dan benar
3. Dapat mengamati dan mencatat data dari pengujian berat jenis filler dengan cermat dan teliti.
4. Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian yang didapat denmgan mengacu kepada standart yang dipakai.
C. REFERENSI
1. PEDC. 1983. “Pengujian Bahan” PEDC, Bandung.
2. SK SNI 0013 – 81 .
3. SNI 03 – 4145 – 1991.
D. DASAR TEORI
Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lolos saringan 0,075 mm. bahan filler dapat berupa debu batu, kapur, Portland semen, dan lain – lain.
Pembuatan lapisan permukaan dari beton aspal diperlukan agregat dengan gradasi tertentu. Untuk itu biasanya dinutuhkan, disamping agregat kasar, agregat halus dan juga filler.
Campuran agregat itu membentuk gradasi tertentu sesuai yang diisyaratkan. Dalm campuran beton aspal filler memiliki peranan tersendiri untuk mendapatkan beton aspal yang memenuhi ketentuannya.
Menurut SNI 0013 – 81 standar pengujian berat jenis filler berkisar anatar 2,25 – 2,7 gr/ml. Penggunaan filler dalam campuran beraspal sangat mempengaruhi karakteristik beton aspal tersebut. Efek tersebut dapa dikelompokkan :
a) Efek penggunaan filler terhadap karakteristik campuran aspal filler
Efek penggunaan filler terhadap fiskositas campuran
Efek penggunaan berbagai jenis filler terhadap fiskositas campuran tidak sama.
Luas permukaan filler yang makin besar akan menahan fiskositas campuran dibandingkan dengan yang luas permukaannya kecil
b) Efek penggunaan filler tehadap daktalitas
Kadar filler yang semakn tinggi akan menurunkan daktalitas, hal ini juga akan terjadi pada berbagai suhu.
Jenis filler yang akan dinaikkan fiskositas aspal, akna menurunkan penetrasi aspal.
c) Efek suhu dan pemanasan
Jenis kadar filler memberikan pengaruh yang saling berbeda pada berbagai temperature.
d) Efek pengaruh filler terhadap karekteristik campuran aspal beton
Kadar filler dalam campuran akan mempengaruhi dalam proses campuran dan pemadatan. Disamping itu kadar dan jenis filler akan berpengaruh terhadap sifat elastic dan sensitifikasi terhadap air.
Hasil penelitian pengaruh filler terhadap campuran betin aspal adalah sebagai berikut :
1. Filler diperlukan untuk meningkatkan kepadatan, kekuatan karakteristik lain beton aspal.
2. Filler dapat berfungsi ganda dalam campuran beton aspal yaitu :
a. Filler akan mengisi aspal dan menambah bidang kontak antara butir agregat sehingga akan meningkatkan kekuatan campuran.
b. Filler akan membentuk bahan pengikat yang berkonsistensi tinggi sehingga mengikat butiran agregat secara bersama.
c. Sifat aspal diubah secara elastisitas oleh filler
d. Pada kadar fille yang umumj digunakan dalam campuran aspal, daktalitas campuran aspal akan mencapai nol sedangkan pada suhu dan kadar filler yang sama nilai penetrasi campuran aspal akan turun sampai 1/3 dari penetrasi semula.
e. Vikositas campuran aspal filler pada suhu tinggi sangat bervariasi pada kasaran lebar tergantung pada jenis filler dan kadarnya.
f. Hasil test menunjukkan bahwa ada hubungan yang lebih antara vikositas aspal dan usaha pemadatan campuran.
g. Hasil test menunjukkan bahwa adanya hubungan yang baik antara stabilitas campuran dan kekentalan aspal pada pemadatan putaran pada kadar vad yang sama.
h. Stabilitas campuran terhadap air pada tipe dan kadar filler yang berbeda menunjukkan variasi yang besar.
Menurut SK SNI 0013 – 81 nilai berat jenis filler yang baik digunakan adalah berkisar antara 2,5 gr/cm2.
Rumus yang digunakan untuk menentukan berat jenis filler adalah :
Bj filler =
Dimana :
Berat sampel = ( berat piknometer + sampel ) – berat piknometer (A)
Isi filler = berat air dalam piknometer – berat air dari hasil pengurangan berat ( piknometer + air + contoh) dengan berat ( piknometer + contoh ).
E. PERALATAN DAN BAHAN
1. Peralatan
· Tabung liechatelir
· Corong kaca
· Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr
· Waterbath
· spatula
· Wadah
· Kawat
· Saringan nomor 200 (0,075 mm)
2. Bahan
· Filler sebanyak 25 gr
· Air bersih
· Minyak tanah.
F. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan peralatan sesuai dengan petunjuk prosedur dan petunjuk instruktur pembimbing praktikum.
2. Gunakan jas labor dan sarung tangan saat praktikum.
3. Periksalah peralatan sebelum dan sesudah pengujian.
4. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai pratikum.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Ayak agregat dengan menggunakan saringan nomor 200 sebanyak 25 gr
3. Isi air kedalam gelas ukur lalu masukkan piknometer kosong kedalamnya dan rendam didalam waterbath selama 30 menit. Ketinggian air pada gelas ukur adalah 40 mm.
4. Keluarkan piknometer dari gelas ukur dan lap permukaannya, dan timbang (A).
5. Isi piknometer dengan air setinggi ¾ dari tingginya kemudian rendam lagi dalam waterbath selama 30 menit.
6. Selanjutnya keluarkan piknometer dari waterbath lalu lap permukaan piknometer dan timbang berat pinometer + air (B).
7. Keluarkan air dari piknometer dan keringkan pinometer dengan hairdrayer lalu isi piknometer dengan filler setinggi ½ dari tinggi piknometer. Dan rendam lagi dalam waterbath selama 30 menit.
8. Timbang berat piknometer + filler (C).
9. Isikan air kedalam piknometer setinggi ¾ dari tinggi piknometer (setinggi air yang ditandai tadi).
10. Kocok sampai tidak ada lagi gelembung udara didalamnya lalu rendam dalam waterbath selama 30 menit.
11. Setelah itu angkat gelas sukur berisi piknometer dan keluarkan piknometer dari gelas ukur lalu keringkan piknometer dan timbang berat piknometer + filler + air (D).
12. Lakukan pengolahan data.
H. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN
Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
1. Sampel I
· Berat piknometer + air (B) = 141,92 gr
· Berat piknometer (A) = 41,97 gr
Berat air = (B – A)
= 99,95 gr
· Berat piknometer + sampel (C) = 85,24 gr
Berat sampel = (C – A)
= 43,27 gr
· Berat piknometer + air + contoh (D) = 168,46 gr
Berat air = (D – C)
= 83,22 gr
Isi filler = 16,73 gr
BJ filler = berat sampel
Isi filler
= 42,27
16,73
= 2,538 gr/cm3
2. Sampel II
· Berat piknometer + air (B) = 139,32 gr
· Berat piknometer (A) = 39,24 gr
Berat air = (B – A)
= 100,08 gr
· Berat piknometer + sampel (C) = 80,36 gr
Berat sampel = (C – A)
= 41,12gr
· Berat piknometer + air + contoh (D) = 164,24 gr
Berat air = (D – C)
= 83,88 gr
Isi filler = 16,2 gr
BJ filler = berat sampel
Isi filler
= 41,12
16,2
= 2,538 gr/cm3
I. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis filler dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai berat jenis filler diperoleh sebesar 2,2538 gr/cm3.
2. Berat jenis filler yang diisyaratkan adalah sekitar 2,5 gr/cm3
3. Dengan demikian filler tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dan dapat digunakan dalam campuran beraspal.
J. LAMPIRAN
1. Data Kelompok
2. Skema Prosedur Pelaksanaan
3. Gambar Prosedur Pengujian
4. Gambar Peralatan Pengujian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar