Join emridho's empire

Minggu, 29 Januari 2012

Laporan Praktikum Pengujian Kekuatan Agregat Terhadap Tekanan (Agregate Crushing Value) ( AG – 04 )


Pengujian Kekuatan Agregat
Terhadap Tekanan
(Agregate Crushing Value)
( AG – 04 )

A.      Jadwal Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Kamis, 30 Desember 2010
Waktu              : 08 WIB-selesai
Lokasi              : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Poloteknik Negeri   Padang

B.      Tujuan Praktikum
1.      Tujuan Umum
Dapat menentukan kekuatan atau daya tahan agregat terhadap tekanan.
2.      Tujuan Khusus
a.      Dapat memahami prosedur pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan dengan baik dan benar.
b.      Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan benar.
c.       Dapat mengamati dan mencatat data dari pengujian dengan cermat dan teliti.
d.      Dapat mhasil pengujian yang diperoleh dengan mengacu kepada standart yang dipakai.

C.      Referensi
1.      SNI M-20-1990-F
2.      Modul pengujian bahan II
3.      PEDC, “Departemen Sipil, Job Sheet Laboratorium”, Bandung.

D.     Dasar Teori
Pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan ACV merupakan simulasi pemberian beban terhadap suatu benda uji agregat. Prinsip percobaan ini adalah benda uji agregat diberi kenaikkan tekanan tertentu selama beberapa waktu. Agregat yang hancur kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan semua berat benda uji. Perbandingan ini merupakan nilai ACV.
Kekuatan agregat dapat bervariasi dalam batasan yang besar. Butir-butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena yang disebabkan oleh :
1.      Karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari partikel yang kuat tetapi tidak baik dalam hal pengikatan (interlocking).
2.      Partikel yang besar mempengaruhi keuletan yang menentukan kekuatan terhadap beban kejut.

Penekanan pada benda uji hanya dilakukan pada daerah axial saja, hal ini berbeda pada proses penekanan yang dilakukan dengan agregat crushing plant, dimana penekanan axial dikombinasikan dengan penekanan arah lateral, selain itu dikombinasikan juga dengan beban tumbukan.
Nilai agregat impact value (AIV) adalah persentase perbandingan antara agregat yang hancur dengan jumlah sampel yang ada. Agregat yang hancur dinyatakan dengan jumlah agregat yang lolos saringan 2,36 mm. menurut british standart agregat yang  mempunyai nilai AIV 30 % dikatakan tidak normal dan nilai AIV yang besar dari ini menunjukkan jumlah agregat yang hancur cukup banyak, berarti sampel yang diuji memiliki kekuatan yang rendah.
Umumnya batuan beku mempunyai kekuatan yang cukup besar dibandingkan dengan jenis batuan lainnya, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut lainnya yaitu dengan tes ten perfect runes value. Butiran yang lemah dan lunak perlu dibatasi nilai minimumnya.
Beberapa nilai ACV hasi pengujian yang dilakukan oleh Ramsey di Scotlandia pada table IV ; 1

Jenis Batuan
Nilai ACV
Variasi
Basalt
16
16-17
Andesite
16
16-17
Dasite
13
-
Porphyry
12
-
Dolitite
19
-
Granite
26
23-30
Marble
26
25-38

Pada pemeriksaan ini menggambarkan suatu cara untuk menentukan nilai ACV dari agregat kering, bahwa kekerasan agregat kasar dapat digolongkan dalam fungsinya untuk lapisan permukaan jalan bila nilai kuat tekanannya tidak melampaui 30% yang digunakan dalam beton aspal, sedangkan untuk keperluan lainnnya tidak melampaui 45%.
Agregat yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan 14 mm dan tertahan saringan 10 mm, agregat diisi dalam 3 lapis dan tiap lapis ditumbuk sebanyak 25 kali, agregat yang hancur dinyatakan dalam agregat yang lolos saringan 2,36 mm.
Untuk menghitung besarnya kekuatan agregat terhadap tekanan dapat menggunakan rumus :


Dimana :
A = Berat benda uji (gr)
B = Berat benda uji lolos saringan 2,36 mm (gr)

E.      Peralatan dan Bahan
1.      Peralatan
·         Bejana Rudolf.
·         Timabangan digital
·         Tongkat pemadat diameter 10 mm dan panjang 230 mm.
·         Mesin tekan
·         Oven
·         Stempel bejana rudolf
·         Saringan 2,36 mm.
·         Saringan 12,5 mm dan saringan 9,5 mm.
2.      Bahan
·         Agregat sebanyak 5000 gr yang lolos saringan 12,5 mm tertahan saringan 9,5 mm.
·         Air bersih

F.       Keselamatan Kerja
1. Manusia
a.      Pergunakanlah jas lab pratikum
b.      Membaca dan memahami prosedur pelaksanaan dengan baik
c.       Menggunakan peralataan dengan baik dan benar
d.      Konsentrasi saat pengujian
e.      Melakukan pengujian sesuai prosedur pelaksaanaan
f.        Menggunakan sarung tangan

2.  Peralatan
a.      Lakukan pemeriksaan pada peralatan baik sebelum maupun sesudah pratikum dilakukan.
b.      Pastikan semua peralatan mesin telah dimatikan apabila pengujian telah selesai digunakan.
c.       Bersihkan peralatan setelah selesai digunakan

3.  Bahan
a.    Pastikan bata yang akan diuji telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b.      Apabila benda uji belum akan digunakan, letakkanlah pada tempat yang tidak mengganggu pratikum lainnya serta mudah dijangkau disaat akan dilakukan pengujian.

G.     Prosedur Pelaksanaan
a.      Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b.      Saring agregat dengan susunan saringan 12,5 mm dan 9,5 mm. ambil agreggat yang lolos saringan 12,5 mm.
c.       Lalu cuci agregat hingga bersih.
d.      Oven agregat tersebut selama 24 jam
e.      Dinginkan agregat apabila sudah selesai dioven agar suhunya sama dengan suhu ruangan.
f.        Masukkan agregat ke dalam bejana Rudolf dalam 3 lapis, tiap lapisnya ditumbuk sebanyakl 25 kali dengan besi penumbuk.
g.      Keluarkan agregat dari bejana Rudolf dan timbang beratnya (A)
h.      Masukkan kembali agregat dalam bejana rudolf dengan langkah yang sama seperti sebelumnya.
i.        Letakkan stempel bejana rudalf pada bagian atasnya.
j.        Set bejana Rudolf pada mesin tekan dan lakukan penekanan.
k.       Keluarkan agregat dari bejana Rudolf dan saring dengan saringan 2,36 mm, kemudian timbang agregat yang lolos (B) dan tertahan saringan (C).
l.        Lakukan pengolahan data.

H.     Pengolahan Data
Dari hasil pengujian kekuatan agregat terhadap tekan diperoleh data sebagai berikut :
a.      Sampel 1
·         Berat awal (A)                                            = 2040,2 gr
·         Berat lolos saringan 2,36mm (B)               = 559,49 gr
·         Berat tertahan saringan 2,36mm ( C )      = 1472,52 gr

·         Berat total agregat ( A’ )                = B + C
= 559,49 + 1472,52
= 2032,01 gr

·         Selisih berat            = A – A’
 = 2040,2 – 2032,01
 = 8,19  gr

·         Agregat crushing value (AVC)        =  x 100%
                                                              =       x 100%
  = 27,82 % 



b.      Benda uji 2
Berat awal (A)                                           = 2348,71 gr
Berat lolos saringan 2,36mm (B)             = 564,02 gr
Berat tertahan saringan 2,36mm ( C )     = 1778,34 gr

Berat total agregat ( A’ )              = B + C
=  564,02 + 1778,34
 = 2342,36 gr

Selisih berat          = A – A’
 = 2348,71 – 2342,36
 = 6,35  gr

Agregat crushing value (AVC)      =  x 100%
                                                =       x 100%
= 24,28 % 

Agregat crushing value (AVC) rata-rata = 26,05 %

I.        Analisa Data
Pengujian ketahanan agregat terhadap tekanan penting dilakukan sebelum agregat  tersebut digunakan dalam konstruksi. Jika pada saat pengujian agregat banyak yang hancur setelah ditekan maka di lapangan pun juga akan begitu, maka agregat dikatakan memiliki kekuatan yang rendah.



J.        Kesimpulan
Dari pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan diperoleh nilai AVC rata-rata sebesar 26,05 %. Menurut Bina Marga apabila nilai ACV < 30 %, maka agregat tersebut dapat digunakan dalam konstruksi dan perkerasan jalan.

K.      Lampiran
1.      Data kelompok.
2.      Skema prosedur pelaksanaan.
3.      Gambar prosedur pelaksanaan.
4.      Gambar peralatan.





Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas 2009 Alumni Ponpes Asy-Syarif Angkatan 09,, Alumni Ponpes Madinatul Munawwarah angkatan 06.