Ma’rifatul Ihsan
Oleh : M.Ridha
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas Tahun 2009
NIM : 0910932097
e-mail and facebook : m.ridho89@gmail.com
follow in twitter : @mrgoodvirus
More Artikel in : mr-virus89.blogspot.com
Diambil dari berbagai sumber,, Silahkan diedit dan disebarkan asalkan tidak mengubah-ubah maksud dari penulisannya dengan niat yang salah,, barang siapa yang melanggar tunggulah pembalasan yang kuasa..... ha ha ha
Pengertian
• Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya).
• Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan lama (sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam)
Landasan ihsan
1. Landasan Qauliy
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan itu” (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan) dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati)
2. Landasan Kauniy\
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan.
Alasan Berbuat Ihsan
Ada dua alasan mengapa kita berbual ihsan:
Ada dua alasan mengapa kita berbual ihsan:
1. Adanya Monitoring Allah (Muraqabatullah)
Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat Jibril yang menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan: “Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat Dia. Jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia meIihatmu”.
2. Adanya Kebaikan Allah (Ihsanullah)
Allah telah memberikan nikmatnya yang besar kepada semua makhlukNya (QS. 28:77 QS. 55, QS. 108: 1-3)
Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada:
Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita kepada:
1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikhlas)
2. Itqonul ‘Amal (Amal yang rapi)
3. Jaudatul Adaa’ (Penyelesalan yang baik)
2. Itqonul ‘Amal (Amal yang rapi)
3. Jaudatul Adaa’ (Penyelesalan yang baik)
Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki Ihsanul ‘Amal (Amal yang ihsan).
Ada 3 keuntungan jika sesorang meramal dengan amal yang ihsan:
1. Dicintai Allah [2:195]
2. Mendapat Pahala [33: 29]
3. Mendapat Pertolongan Allah [16:128]
1. Dicintai Allah [2:195]
2. Mendapat Pahala [33: 29]
3. Mendapat Pertolongan Allah [16:128]
Kesimpulan :
Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria:
1. Zhohirotul Ihsan (Menampakan Ihsan). Artinya: Lakukan yang terbaik !
2. Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan). Artinya: Ikhlaslah selalu!
Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria:
1. Zhohirotul Ihsan (Menampakan Ihsan). Artinya: Lakukan yang terbaik !
2. Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan). Artinya: Ikhlaslah selalu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar