Dalam disiplin ilmu Manajemen Operasi, dikenal dua macam proses yaitu Job Shop untuk memenuhi permintaan pemesan dan Flow Shop untuk memenuhi permintaan pasar. Maka, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dengan lingkungan budayanya, muncul paradigma Push System yaitu propoduksi berdasar rencana bukan kebutuhan yang sudah ada. |
|
|
Kunci pengendalian Push System sepenuhnya berada ditangan supervisor dan inspector.
untuk menjamin bahwa persediaan dan produk yang dihasilkan seperti yang
direncanakan dan dikehendaki. Pada setiap titik proses peran Inspector dan Supervisor tersebut sangat menentukan. |
|
Paradigma tersebut berubah sejak pratek manajemen di Gemba berorientasi pada elimnasi Muda atau Waste, yaitu segala sesuatu yang tidak mempunyai nilai tambah. Paradigma baru ini lebih memperhatikan Non Added Value yang harus dieliminasi untuk meningkatkan produktivitas sistem operasi. The new of thingking, the new way of looking. |
Inspector menurut praktek di Gemba dipandang sebagai Muda atau Waste karena tidak memiliki Nilai Tambah atau Non Added Value. Inilah
awal berangkat perubahan paradigma itu. Maka, Pemasok atau Supplier
harus mengirim barang sesuai dengan permintaan dimana kepercayaan adalah dasarnya. Inspector
dilihat sebagai Muda yang harus dieliminasi. Inilah awal perubahan yang
memicu berbagai perubahan di Manajemen Operasi seperti Persediaan
secukupnya, Cacad Nol,Tata Ruang, Inovasi Teknologi, dan Perilaku
pekerja yang berdampak dipenurunan biaya dan bermuara di kenaikan laba
serta perbaikan Return On Investment |
|
|
|
Gerakan Eliminasi Muda berdampak pada penghapusan fungsi Inspector
yang dipandang sebagai Muda di Gudang bahan baku. dan Supplier harus
memasok sesuai dengan kebutuhan operasi. Praktek di Gemba ini unik dan
sangat kental dengan pengaruh budaya di Jepang dimana kepercayaan dan
harga diri dijunjung tinggi |
|
Selanjutnya, Inspector dan Supervisordiproses
juga dipandang sebagai Muda sehingga harus dihilangkan. Dikenal Jidoka
atau pemberian wewenang yang lebih besar kepada mereka yang terlibat
dalam proses. Menurut Allan, CEO Xerox, mereka yang paling dekat masalah
adalah yang paling tahu masalah. Maka, setiap orang bertanggung jawab
terhadap masalah yang muncul ditempat kerja dan lingkungannya, JIDOKA |
|
Setiap orang kemudian bertanggung jawab
terhadap kualitas pekerjaan yangdihasilkan. Sekali lagi, dasarnya adalah
kepercayaan dan nuansa budaya sangat kental dimana sangsi sosial lebih
dominan dibanding sangsi administratif. Bekerja tidak baik adalah cemar diri, maka bekerja baik adalalah martabat. Jadi Supervisor dan Inspector tidak berkeliaran di Gemba karena itu akan dipandang sebagai Muda. |
|
Ketika proses telah baik demikian pula tahap sebelumnya, maka output proses dijamin baik sehingga Inspector produk jadi atau hasil akhir otomatis menjadi Muda. Reworkatau Scrap juga dilihat sebagai muda maka harus dihilangkan. Pertanyaannya sekarang adalah, Quality Cotrol System berada dimana?QCS berada di setiap proses yang melibatkan manusia. Mungkin istilah Total QualityManagement atau Total Quality ControlSystem menjadi lebih jelas disini. |
|
Ketika seluruh tahapan proses sejak input
hingga ke output benar dan setiap proses ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan proses berikutnya dimana ditahap akhir adalah konsumen, maka
definisi kebutuhan dan spesifikasi output sebenarnya dibuat oleh
konsumen. Inilah sebenarnya esensi dari Pull System yang merupakan anti tesa dari Push System. |
|
Tiga kalimat bertuah yang terpampang dalam
papan besar tergantung diberbagai tempat di Gemba Honda. Artinya, tiga
kalimat bertuah itu adalah sistem nilai atau values system yang
harus dimiliki oleh setiap orang yang terlibat didalam proses. Ketika
sistem nilai tersebut menjadi dominan maka budaya organisasi untuk
bekerja baik guna menghasilkan hasil kerja yang baik menjadi sebuah
kebiasaan yang dilakukan tanpa beban. |
|
Ketika 3 Don’t itu telah menjadi
sebuah sistem nilai maka dari Pemasok hingga kebagian akhir proses
sebelum produk sampai ke tangan konsumen, setiap orang pada setiap
proses dengan sub-sadarnya tidak menerima produk atau pekerjaan cacad
dari bagian sebelumnya, tidak membuat produk cacad, dan tidak mengirim
produk cacad ke bagian berikutnya. |
|
The new way of looking, the new way of thinking
akhirnya menjadi sebuah pemicu perubahan yang berbeda sama sekali dari
kebiasaan dan kebenaran dunia operasi sebelumnya. Akhirnya, mandat untuk
eliminasi Muda itu ditandai berdampak pada Cost Reduction, Inventory Reduction, dan Quality Improvement yang memunculkan fenomena Zero Defect dan Few Inventory. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar