Kegiatan
pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari anggota masyarakat
yang kelebihan dana dan menyalurkannya kembali kepada anggota masyarakat
pemakai dana yang memerlukan dana. Dengan kegiatan tersebut maka akan
tercipta satu mekanisme yang dapat mendayagunakan sumber ekonomi
masyarakat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi negara. Dalam meghimpun dana, bank harus mengeluarkan biaya dana
yang disebut Biaya Bunga Dana (Interest Expenses), sementara
dalam penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dana, bank akan
memperoleh bunga dana yang disebut dengan Pendapatan Bunga Dana (Interest Income).
Dari selisih antara biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana dengan
bunga yang diperoleh karena meminjamkan dana, maka bank akan
mendapatkan selisih pendapatan bunga (Net Interest Margin).
Jika
bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun, maka akan
menguntungkan, namun risikonya apabila sewaktu-waktu pemilik dana
menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang
dipinjam dari bank maka akan menggangu likuiditas bank.. Sebaliknya,
apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena
risiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Jika
bank menyalurkan dana (penggunaan dana) lebih lama jangka waktunya
dibandingkan dengan jangka waktu penghimpunan dana (sumber dana) maka
akan berisiko juga apabila sumber dana yang telah jatuh tempo tidak
dapat diperpanjang lagi. Atau sebaliknya, apabila bank menyalurkan
dananya (penggunan dana) dengan jangka waktu lebih pendek dibandingkan
jangka waktu penghimpunan dana (sumber dana) karena hilangnya kesempatan
mendapat keuntungan.Demikian pula jika bank menyalurkan dananya dalam
bentuk mata uang negara lain (baik karena keinginan bank atau keinginan
nasabah) atau menghimpun dana dalam bentuk mata uang negara lain inipun
akan berisiko apabila harga uang atau nilai mata uang negara lain
berubah.
Timbul
pertanyaan, bagaimanakah dana yang disimpan dan dana yang disalurkan
dapat berputar dengan baik sehingga bank masih dapat memperoleh
keuntungan dan terhindar dari risiko apakah risiko kekurangan atau
kelebihan dana, risiko perubahan suku bunga, risiko perubahan nilai
tukar, risiko lainnya seperti tidak tepatnya komposisi atau pricing
sumber dan penggunaan dana. Risiko sendiri erat kaitannya dengan
kondisi ke depan sementara kondisi ke depan sulit diperkirakan. Krisis
keuangan pada era 1997 yang melanda kawasan Asia termasuk Indonesia
telah membuka wawasan manajemen bahwa risiko keuangan sangat besar
akibatnya, tidak saja pada sektor ekonomi keuangan akan tetapi melanda
ke sektor politik, hukum, moral dan sebagainya. lnilah tugas utama
manajemen bank, yaitu bagaimana menjaga goncangan yang terjadi sehingga
tetap terjaga keberadaannya karena dengan keberadaan itulah maka bank di
satu pihak ikut berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan
di pihak lain juga mendorong lalu lintas keuangan internasional.
Dengan
demikian, kemampuan mengelola bank akan sangat menentukan kelangsungan
hidup dan pertumbuhan suatu bank sehingga diperlukan tenaga-tenaga yang
terampil, handal, jujur dan profesional di semua lini, tenaga-tenaga
yang kritis dan kreatif serta tanggap terhadap perubahan lingkungan.
ALMA (Asset & Liability Management) dapat diartikan dengan
pengelolaan sumber dan penggunaan dana bank yang saat ini menjadi salah
satu titik sentral perhatian manajemen bank, karena meningkatnya
kompleksitas karakteristik asset dan liabilities, tajamnya persaingan
antar bank dan ketidakpastian perekonomian. Dengan ketidakpastian usaha
maka mendorong manajemen bank melakukan pendekatan yang bertitik berat
pada interaksi antara sisi Asset & Liability.
Jadi Asset & Liability Management
adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling
berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset & Liability
Management merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam
pencapaian rencana tahunan.
ALMA (Asset and Liability Management)
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi
terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain
risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar dan risiko
portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan
bank.1)
Beberapa risiko Asset & Liability antara lain :
- Risiko likuiditas yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank mengelola (kelebihan atau kekurangan) dana dalam kegiatan operasional.
- Risiko suku bunga yaitu risiko yang disebabkan karena posisi reviewing asset liability tidak searah dengan perubahan suku bunga.
- Risiko nilai tukar yaitu risiko yang disebabkan oleh posisi Asset & Liability dalam mata uang asing tidak searah dengan perubahan nilai tukar.
- Risiko portepel yaitu risiko yang disebabkan oleh struktur Asset & Liability tidak mendukung effisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang menghasilkan keuntungan dan komposisi liability mengarah ke biaya tinggi. Dalam kaitan terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel sangat penting yaitu bagaimana mengusahakan agar komposisi dana searah dengan komposisi penggunaan dana.
Risiko portepel termasuk fungsi pengelolaan dana atau Funding Management disebut juga the acquisition of liabilities atau Deposit and Liabilities Management.
Funding Management mencerminkan
bermacam-macam strategi dalam menghimpun dana dalam jumlah yang besar
pada berbagai periode, berbagai jenis instrumen untuk berbagai tujuan
bank dalam meminimalkan biaya dana dan mengeliminir risiko dana.
Pengertian funding management dapat
dilihat dalam arti yang sempit maupun yang luas. Dalam arti yang
sempit, funding management diidentikkan dengan liability management
namun dalam arti yang luas, masalah funding management mencakup kedua
sisi neraca sehingga tidak hanya terkait dengan kemampuan manajemen di
dalam mengelola penghimpunan dana, namun juga bagaimana upaya manajemen
di dalam mengelola dana tersebut pada sisi aktiva. Dalam perbankan,
pengelolaan dana (funding management) tersebut meliputi pemantauan dan
pengarahan struktur dana sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi sebagai
sumber pembiayaan dan pengembangan portfolio di sisi aktiva, di samping
menjaga agar penetapan lending rate tidak menjadi lebih tinggi dari
rata-rata pesaingnya.
Sumber-sumber pendanaan dalam kaitan dengan funding management adalah
bersumber dari dana yang bersifat non tradional seperti bentuk Deposit
On Call, Certificate of Deposit, Medium Term Notes (MTN), penerbitan
Promes, Surat berharga pasar uang lainnya ataupun melalui pasar modal
yang bersifat j
Asset and Liabilities
Asset dan Liabilities
Kegiatan pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari anggota masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya kembali kepada anggota masyarakat pemakai dana yang memerlukan dana. Dengan kegiatan tersebut maka akan tercipta satu mekanisme yang dapat mendayagunakan sumber ekonomi masyarakat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi negara. Dalam meghimpun dana, bank harus mengeluarkan biaya dana yang disebut Biaya Bunga Dana (Interest Expenses), sementara dalam penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dana, bank akan memperoleh bunga dana yang disebut dengan Pendapatan Bunga Dana (Interest Income). Dari selisih antara biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana dengan bunga yang diperoleh karena meminjamkan dana, maka bank akan mendapatkan selisih pendapatan bunga (Net Interest Margin).
Jika
bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun, maka akan
menguntungkan, namun risikonya apabila sewaktu-waktu pemilik dana
menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang
dipinjam dari bank maka akan menggangu likuiditas bank.. Sebaliknya,
apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena
risiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Jika
bank menyalurkan dana (penggunaan dana) lebih lama jangka waktunya
dibandingkan dengan jangka waktu penghimpunan dana (sumber dana) maka
akan berisiko juga apabila sumber dana yang telah jatuh tempo tidak
dapat diperpanjang lagi. Atau sebaliknya, apabila bank menyalurkan
dananya (penggunan dana) dengan jangka waktu lebih pendek dibandingkan
jangka waktu penghimpunan dana (sumber dana) karena hilangnya kesempatan
mendapat keuntungan.Demikian pula jika bank menyalurkan dananya dalam
bentuk mata uang negara lain (baik karena keinginan bank atau keinginan
nasabah) atau menghimpun dana dalam bentuk mata uang negara lain inipun
akan berisiko apabila harga uang atau nilai mata uang negara lain
berubah.
Timbul
pertanyaan, bagaimanakah dana yang disimpan dan dana yang disalurkan
dapat berputar dengan baik sehingga bank masih dapat memperoleh
keuntungan dan terhindar dari risiko apakah risiko kekurangan atau
kelebihan dana, risiko perubahan suku bunga, risiko perubahan nilai
tukar, risiko lainnya seperti tidak tepatnya komposisi atau pricing
sumber dan penggunaan dana. Risiko sendiri erat kaitannya dengan kondisi
ke depan sementara kondisi ke depan sulit diperkirakan. Krisis keuangan
pada era 1997 yang melanda kawasan Asia termasuk Indonesia telah
membuka wawasan manajemen bahwa risiko keuangan sangat besar akibatnya,
tidak saja pada sektor ekonomi keuangan akan tetapi melanda ke sektor
politik, hukum, moral dan sebagainya. lnilah tugas utama manajemen bank,
yaitu bagaimana menjaga goncangan yang terjadi sehingga tetap terjaga
keberadaannya karena dengan keberadaan itulah maka bank di satu pihak
ikut berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan di pihak lain
juga mendorong lalu lintas keuangan internasional.
Dengan
demikian, kemampuan mengelola bank akan sangat menentukan kelangsungan
hidup dan pertumbuhan suatu bank sehingga diperlukan tenaga-tenaga yang
terampil, handal, jujur dan profesional di semua lini, tenaga-tenaga
yang kritis dan kreatif serta tanggap terhadap perubahan lingkungan.
ALMA (Asset & Liability Management) dapat diartikan dengan
pengelolaan sumber dan penggunaan dana bank yang saat ini menjadi salah
satu titik sentral perhatian manajemen bank, karena meningkatnya
kompleksitas karakteristik asset dan liabilities, tajamnya persaingan
antar bank dan ketidakpastian perekonomian. Dengan ketidakpastian usaha
maka mendorong manajemen bank melakukan pendekatan yang bertitik berat
pada interaksi antara sisi Asset & Liability.
Jadi Asset & Liability Management adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset & Liability Management merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
Jadi Asset & Liability Management adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset & Liability Management merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
Manajemen
aset dan liabilities dalam dunia perbankan adalah hal yang utama untuk
menjaga kelangsungan tersebut. Ditambah dengan persaingan ketat sisi
funding dan lending saat ini, membuat aspek ALMA mutlak diperhatikan
oleh segenap jajaran manajemen bank. Beberapa tujuan dari manajemen aset
dan liabilities adalah untuk mencapai pertumbuhan bank yang wajar,
pendapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk
cadangan, memelihara dana masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat
akan kredit.
Berkaitan
dengan pencapaian tujuan tersebut, maka manajemen likuiditas di
industri perbankan yang menjadi bagian dari manajemen aset dan
liabilities adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga tingkat
profitabilitas bank dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Bagi lembaga perbankan yang akan menjadi menjadi Bank Devisa maka Training Basic Treasury serta Asset & Liabilities Management merupakan pilihan yang tepat.
Tujuan :
Bagi lembaga perbankan yang akan menjadi menjadi Bank Devisa maka Training Basic Treasury serta Asset & Liabilities Management merupakan pilihan yang tepat.
Tujuan :
- Mengetahui mengenai manajemen aset dan liabilities
- Memahami bagaimana mencapai pertumbuhan bank yang wajar dan pendapatan yang maksimal
- Mengerti
bagaimana menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan,
memelihara dana masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kredit.
ALMA (Asset and Liability Management) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar dan risiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank. Beberapa risiko Asset & Liability antara lain :
- Risiko likuiditas yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank mengelola (kelebihan atau kekurangan) dana dalam kegiatan operasional.
- Risiko suku bunga yaitu risiko yang disebabkan karena posisi reviewing asset
liability tidak searah dengan perubahan suku bunga.
3. Risiko nilai tukar yaitu risiko yang disebabkan oleh posisi Asset & Liability dalam
mata uang asing tidak searah dengan perubahan nilai tukar.
- Risiko portepel yaitu risiko yang disebabkan oleh struktur Asset & Liability tidak mendukung effisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang menghasilkan keuntungan dan komposisi liability mengarah ke biaya tinggi.
Dalam
kaitan terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel sangat
penting yaitu bagaimana mengusahakan agar komposisi dana searah dengan
komposisi penggunaan dana.
Risiko
portepel termasuk fungsi pengelolaan dana atau Funding Management
disebut juga the acquisition of liabilities atau Deposit and Liabilities
Management.
Funding Management mencerminkan bermacam-macam strategi dalam menghimpun dana dalam jumlah yang besar pada berbagai periode, berbagai jenis instrumen untuk berbagai tujuan bank dalam meminimalkan biaya dana dan mengeliminir risiko dana.
Pengertian funding management dapat dilihat dalam arti yang sempit maupun yang luas. Dalam arti yang sempit, funding management diidentikkan dengan liability management namun dalam arti yang luas, masalah funding management mencakup kedua sisi neraca sehingga tidak hanya terkait dengan kemampuan manajemen di dalam mengelola penghimpunan dana, namun juga bagaimana upaya manajemen di dalam mengelola dana tersebut pada sisi aktiva. Dalam perbankan, pengelolaan dana (funding management) tersebut meliputi pemantauan dan pengarahan struktur dana sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi sebagai sumber pembiayaan dan pengembangan portfolio di sisi aktiva, di samping menjaga agar penetapan lending rate tidak menjadi lebih tinggi dari rata-rata pesaingnya.
Funding Management mencerminkan bermacam-macam strategi dalam menghimpun dana dalam jumlah yang besar pada berbagai periode, berbagai jenis instrumen untuk berbagai tujuan bank dalam meminimalkan biaya dana dan mengeliminir risiko dana.
Pengertian funding management dapat dilihat dalam arti yang sempit maupun yang luas. Dalam arti yang sempit, funding management diidentikkan dengan liability management namun dalam arti yang luas, masalah funding management mencakup kedua sisi neraca sehingga tidak hanya terkait dengan kemampuan manajemen di dalam mengelola penghimpunan dana, namun juga bagaimana upaya manajemen di dalam mengelola dana tersebut pada sisi aktiva. Dalam perbankan, pengelolaan dana (funding management) tersebut meliputi pemantauan dan pengarahan struktur dana sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi sebagai sumber pembiayaan dan pengembangan portfolio di sisi aktiva, di samping menjaga agar penetapan lending rate tidak menjadi lebih tinggi dari rata-rata pesaingnya.
Sumber-sumber
pendanaan dalam kaitan dengan funding management adalah bersumber dari
dana yang bersifat non tradional seperti bentuk Deposit On Call,
Certificate of Deposit, Medium Term Notes (MTN), penerbitan Promes,
Surat berharga pasar uang lainnya ataupun melalui pasar modal yang
bersifat jangka menengah dan jangka panjang baik ke Bank maupun Lembaga
non Bank seperti Obligasi, FRN, FRCD atau Debentures lainnya.
Manajemen aset dan liabilities dalam dunia perbankan adalah hal yang utama untuk menjaga kelangsungan tersebut. Ditambah dengan persaingan ketat sisi funding dan lending saat ini, membuat aspek ALMA mutlak diperhatikan oleh segenap jajaran manajemen bank. Beberapa tujuan dari manajemen aset dan liabilities adalah untuk mencapai pertumbuhan bank yang wajar, pendapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan, memelihara dana masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit.
Berkaitan
dengan pencapaian tujuan tersebut, maka manajemen likuiditas di
industri perbankan yang menjadi bagian dari manajemen aset dan
liabilities adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga tingkat
profitabilitas bank dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Bagi lembaga perbankan yang akan menjadi menjadi Bank Devisa maka Training Basic Treasury serta Asset & Liabilities Management merupakan pilihan yang tepat.
Tujuan:
1. Mengetahui mengenai manajemen aset dan liabilities
Bagi lembaga perbankan yang akan menjadi menjadi Bank Devisa maka Training Basic Treasury serta Asset & Liabilities Management merupakan pilihan yang tepat.
Tujuan:
1. Mengetahui mengenai manajemen aset dan liabilities
- Memahami bagaimana mencapai pertumbuhan bank yang wajar dan pendapatan yang maksimal
- Mengerti bagaimana menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan, memelihara dana masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit.
Hasil
- hasil pengujian empiris memperlihatkan bahwa sebagian besar dari bank
- bank besar sudah mampu mengelola resiko tingkat bunga dengan baik.
Dibuktikan bahwa profitabilitas bank tersebut tetap stabil bahkan
meningkat dengan adanya fluktuasi tingkat bunga. Dan salah satu metode
yang dipakai dalam mengelola resiko tingkat bunga adalah metode funds
gap management. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah : (1) seberapa
besar pengaruh fluktuasi tingkat bunga tersebut terhadap profitabilitas
dan apakah aset dan liabilitasnya sensitif terhadap fluktuasi tingkat
bunga, (2) bagaimana kebijakan assets dan liability management Bank BNI
pada kondisi tingkat bunga yang berfluktuasi, (3) bagaimanakah kebijakan
assets liability management yang dapat menghasilkan profitabilitas yang
optimal dalam kondisi tingkat bunga yang berfluktuasi. Penelitian ini
bertujuan untuk :
(1)
mengetahui pengaruh fluktuasi tingkat bunga pada profitabilitas bank
BNI dan sensitifitasnya terhadap asset dan liabilitas Bank BNI,
(2)
melakukan pengkajian terhadap kebijakan asset dan liability management
Bank BNI pada kondisi tingkat bunga yang berfluktuasi,
(3)
menentukan pengelolaan aset liabilitas yang optimal pada kondisi
tingkat bunga yang berfluktuasi sehingga memberikan profitabilitas yang
optimal.
Konsep manajemen dana bank adalah memaksimalkan profitabilitas dan memenimumkan resiko yang ditanggung. Profitabilitas bank ditentukan oleh suksesnya manjemen bank dalam mencapai pendapatan spread, yaitu antara jumlah tingkat bunga pada loan dan investment yang diterima bank (assets) dengan jumlah biaya bunga yang dibayarkan untuk alokasi dana dan sumber dana.
Jadi
salah satu faktor yang mempengaruhi profitabiltas bank adalah tingkat
bunga yang berfluktuasi, karena hampir keseluruhan kegiatan bank
melibatkan tingkat bunga didalamnya. Melalui manajemen pada kedua sisi
neraca bank, yaitu menajemen terhadap sumber dan alokasi dana bank, bank
dapat mengelola resiko tingkat bunga yang berfluktuasi untuk memperoleh
profit yang wajar.
Untuk
mengelola resiko tingkat bunga, hal yang penting untuk diketahui adalah
arah atau trend tingkat bunga yang terjadi pada periode tersebut.
Menurut Gerald O. Hatler, tingkat bunga cenderung bergerak sesuai dengan
siklus bisnis, yang artinya bahwa selalu berfluktuasi dengan pola yang
berkesinambungan atau continue, yang dimulai dari kondisi baik ke
kondisi buruk dan kembali ke kondisi baik dan seterusnya.
Untuk melihat arah dan pergerakan tingkat bunga dapat dilihat melalui struktur serta siklus atau trend dari tingkat bunga, yaitu terdiri dari empat fase, recovery, prosperity, recession dan depression. Dengan diketahuinya arah pergerakan tingkat bunga, bank dapat menentukan posisi funds gapnya, untuk mencapai tingkat positif interest margin yang tinggi. Bank dengan earning yang konsisten/stabil dalam setiap jenis tingkat bunga yang berlaku, dapat dikatakan bank tersebut berada pada keseimbangan antara interest sensitivity assets dan interest sensitivity liabilities.
Untuk melihat arah dan pergerakan tingkat bunga dapat dilihat melalui struktur serta siklus atau trend dari tingkat bunga, yaitu terdiri dari empat fase, recovery, prosperity, recession dan depression. Dengan diketahuinya arah pergerakan tingkat bunga, bank dapat menentukan posisi funds gapnya, untuk mencapai tingkat positif interest margin yang tinggi. Bank dengan earning yang konsisten/stabil dalam setiap jenis tingkat bunga yang berlaku, dapat dikatakan bank tersebut berada pada keseimbangan antara interest sensitivity assets dan interest sensitivity liabilities.
Periode
observasi ditetapkan adalah mulai Triwulan pertama 1997 (Maret 1997)
sampai dengan Triwulan empat 2001 (Desember 2001). Penelitian tersebut
merupakan studi kasus yaitu pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Analisa
yang digunakan adalah analisa neraca, analisa ratio, analisa statistik,
dan metode funds gap management sebagai salah satu cara untuk mengelola
resiko tingkat bunga. Komponen atau variabel dalam analisa dapat
diperoleh pada Laporan Keuangan Triwulan Bank BNI. Sedangkan tingkat
bunga merupakan tingkat bunga SBI (1 bulan). Setelah dilakukan
penelitian maka diperoleh hasil dari analisa statistik yaitu bahwa
terdapat pengaruh fluktuasi tingkat bunga terhadap aset dan liabilitas
bank BNI. Dan dari analisa statistik tersebut diketahui pula bahwa
interest expenses Bank BNI lebih sensitif terhadap fluktuasi tingkat
bunga, dan disimpulkan bahwa posisi funds gap BNI pada periode 1997 -
2001 adalah negatif funds gap. Dan hal ini didukung pula oleh hasil dari
perhitungan metode funds gap yang juga menghasilkan hasil yang sama
yaitu negatif funds gap.
Dalam periode observasi, tahun 1997 - 2001, Bank BNI berada pada posisi negative funds gap. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisa funds gap management ,dan terlihat bahwa selama periode itu pula NIM dari Bank BNI selalu berfluktuasi diakibatkan karena perubahan tingkat bunga. Sedangkan analisa regresi menunjukkan bahwa hanya variabel - variabel tertentu saja dari aset dan liability yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (yaitu aset dan liability yang menghasilkan interest income dan interest expenses) dan secara keseluruhan perubahan tingkat bunga mempengaruhi profitabilitas Bank BNI.
Dalam periode observasi, tahun 1997 - 2001, Bank BNI berada pada posisi negative funds gap. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisa funds gap management ,dan terlihat bahwa selama periode itu pula NIM dari Bank BNI selalu berfluktuasi diakibatkan karena perubahan tingkat bunga. Sedangkan analisa regresi menunjukkan bahwa hanya variabel - variabel tertentu saja dari aset dan liability yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (yaitu aset dan liability yang menghasilkan interest income dan interest expenses) dan secara keseluruhan perubahan tingkat bunga mempengaruhi profitabilitas Bank BNI.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Bank BNI belum melakukan assets liability
management secara optimal dalam artii kebijakan yang diambil belum
sepenuhnya didasarkan atas kondisi tingkat bunga yang berlaku.
Kesimpulan tersebut berdasar pada kebijakan yang diambil oleh Bank BNI
seperti pada kondisi tingkat bunga yang menaik, seharusnya Bank BNI
dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk meningkatkan profitabilitasnya
dengan mengambil positive funds gap, sedangkan pada saat tingkat bunga
turun mengambil posisi negative funds gap, yang pada kenyataannya belum
dilaksanakan sepenuhnya oleh Bank BNI. Tetapi semuanya itu memang
berdasarkan pada kendala - kendala yang ada, diantaranya likuiditas dan
kondisi mikroekonomi maupun makroekonomi pada sektor keuangan. Dalam hal
ini satu kebijakan yang dianggap paling penting untuk dicapai adalah
likuiditas, karena Bank BNI mempunyai motto untuk selalu memberi
pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Dan memang dengan pelayanan
yang baik tersebut Bank BNI telah mampu menjadi bank yang dipercaya oleh
masyarakat.
Bank
BNI belum bisa sepenuhnya mengelola resiko tingkat bunga dan tidak
seluruh aset maupun liabilitas Bank BNI sensitif terhadap tingkat bunga,
sehingga belum sepenuhnya memanfaatkan kondisi tingkat bunga tersebut
sebagai satu cara untuk meningkatkan keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar