BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki
derajat paling tinggi dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia memiliki naluri dan akal budi yang
tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
Dengan akal budi dan naluri tersebut, membuat manusia ingin terus
melakukan interaksi dengan orang lain, yang menghasilkan suatu proses
komunikasi yang juga terus berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan
dan teknologi.
Interaksi antar manusia telah terjadi sejak zaman
primitif dan telah mengalami perubahan model interkasi secara bertahap. Mulai dari cara berkomunikasi menggunakan
gerakan tubuh, gambar, bahasa primitif, hingga kini di mana komunikasi tidak
lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Itu
semua terjadi karena adanya perubahan zaman dan semakin berkembangnya teknologi
yang membuat manusia dapat lebih bebas berinteraksi dan berkomunikasi.
Perkembangan proses interkasi antar manusia
membuat komunikasi menjadi pengetahuan yang diuji secara empiris dan berubah
menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu komunikasi memberikan pengertian, bahwa
komunikasi yang kita lakukan bukan hanya sekedar wacana biasa, tapi juga ada
teori-teori yang bisa diuji kebenarannya. Pengertian Ilmu Komunikasi sendiri
adalah ilmu yang mempelajari mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang melibatkan dua pihak yaitu sender dan receiver.
Pada bidang ilmu komunikasi, dijelaskan adanya
jenis-jenis komunikasi, antara lain komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi
massa. Dalam
bidang jurnalistik, komunikasi massa memiliki peranan penting dalam penyebaran
informasi kepada khalayak luas dan menggunakan media massa ( cetak dan
elektronik) sebagai alatnya.
Pengaruh media massa sangat besar terhadap
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Yang pertama, munculnya teori agenda setting (Maxwell McCombs & Donald Shaw,1976), dimana media yang
menentukan topik / agenda yang penting
sehingga khalayak diatur untuk ikut setuju bahwa topik tersebut memang penting,
membuat khalayak tidak bersikap kritis.
Semakin lama akan muncul sikap yang dijelaskan dalam theory spiral of
silence ( teori spiral kebisuan) (Elizabeth
Neuman, 1974), yang berarti khalayak cenderung mengikuti opini mayoritas
agar tidak terisolasi. Selain itu, media
massa yang hanya terkonsentrasi pada suatu kelompok masyarakat akan
mengakibatkan munculnya kesenjangan informasi dalam kehidupan sosial (Phillip Tichenor,1970).
Proses pengumpulan, pengolahan, pembentukan, dan
penyebaran informasi dari sebuah industri media merupakan hasil dari pekerjaan
jurnalis. Maka secara tidak langsung, permasalahan komunikasi massa di atas
juga disebabkan oleh hasil kreativitas seorang jurnalis. Berangkat dari situ, kini pelatihan khusus
hingga pendidikan di perguruan tinggi bidang jurnalistik semakin marak, melihat
potensi bidang kerja yang juga semakin menjanjikan dengan perkembangan
teknologi komunikasi yang semakin canggih dan pesat.
Sejarah menuturkan bahwa jurnalisme ialah alat
pemasok kebutuhan orang berkomunikasi.
Komunikasi sebagai alat penting bagi manusia, merupakan jalan bagi
manusia untuk bertukar informasi. Sejak
masa prasejarah komunikasi dilakukan melalui berbagai cara, menurut Aleksander
Rozhkov (2001, disertasi), dapat dilihat melalui lukisan batu, perkamen, atau
bangunan. Komunikasi mengalami banyak
perubahan bentuk, dan manusia menggunakan berbagai medium untuk berkomunikasi.
Dalam laporan praktek kerja ini, penulis hanya
akan membahas mengenai jurnalisme radio yang sesuai dengan bidang usaha
perusahaan tempat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan, serta sesuai
dengan bidang konsentrasi penjurusan yang diambil oleh penulis.
Radio yang sudah ada sejak enam puluh tahun yang
lalu, kini seiring perkembangan teknologi, media radio mulai tergeser
popularitasnya. Mayoritas orang-orang
mendengarkan radio pada saat menyetir kendaraan di dalam perjalanan. Namun kini, dengan pesatnya kemajuan
teknologi, orang sudah bisa memasang televisi di mobil, maka kegunaan radio
semakin berkurang.
Namun begitu, radio tetap merupakan bentuk
jurnalisme yang membawa beberapa tugas penting jurnalistik. Jurnalisme radio bertugas melaporkan
fakta-fakta. Juga, membuat estimasi, analisis, intrepretasi terhadap berbagai
peristiwa, dan fenomena. Dan
selanjutnya, tugas merepresentasikan fakta-fakta, kejadian-kejadian, dan
fenomena. Ringkasnya, jurnalisme radio
membawahi fungsi-fungsi informasi, analitis, dan dokumentari artistik. Secara historis perkembangan radio di Indonesia
dapat dipaparkan sebagai berikut :
Periode
|
Misi siaran
|
Teknologi
|
1925-1940an
|
Alat perjuangan anti kolonialisme Belanda, Jepang, dan Sekutu
|
Amatir / AM
|
1950an-1960an
|
Alat mobilisasi ideologi rezim otoriter orde lama dan orde baru
|
Amatir / AM
|
1970an-1980an
|
Alat mobilisasi pembangunan, saran berbisnis dan hiburan
|
Profesional / FM, AM
|
*www.wikipedia.com
Di zaman yang semakin dewasa ini, media massa
mulai beragam. Setiap media massa, baik
cetak maupun elektronik pasti memiliki target audience yang berbeda dengan
media massa lainnya. Terutama bagi media
massa radio, yang harus memiliki segmen spesifik yang jelas agar mampu menarik
audience (pendengar) yang tepat.
Segmentasi audience media radio beragam, mulai dari segmentasi perempuan
dewasa, anak remaja, keluarga, bisnis, berita, dan macam-macam.
Pada Radio Cakrawala target audiencenya sangatlah
unik dan berbeda dengan radio lainnya.
Radio Cakrawala merupakan pelopor dan satu-satunya radio berbahasa
mandarin di Indonesia. Radio Cakrawala
memiliki segmen pendengar yang sangat spesifik, yaitu orang-orang ’keturunan’
yang tinggal di Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman dan
keterbukaan pikiran masyarakat Indonesia, kini masyarakat umum pun mulai
mendengarkan radio Cakrawala, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan
tradisi Cina, serta mereka yang ingin mengenal Bahasa Mandarin lebih dalam. Hampir 90% acaranya menggunakan bahasa
Mandarin, dan 10 % nya masih menggunakan bahasa Indonesia.
Penulis memilih Radio Cakrawala sebagai tempat
untuk melaksanakan praktek kerja lapangan karena radio ini sangat unik dalam
hal target pendengarnya dan membuat penulis tertarik untuk mengetahui proses
kerja di dalam perusahaan tersebut, terutama proses kerja dalam bidang
pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran berita. Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan di
Radio Cakrawala, penulis bisa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak secara praktek
maupun teori.
Untuk menghadapi tantangan persoalan diatas, maka
banyak lembaga pendidikan atau universitas, menuntut mahasiswa/i untuk bisa
menguasai ilmu di dunia pendidikan sehingga dapat mengaplikasikannya di dunia
bisnis atau kerja. Program praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata
kuliah yang menjadi bagian integral
dari kurikulum yang ada di Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya pada bidang jurnalistik, yaitu bertujuan untuk
menjembatani antar dunia kampus dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
Melalui praktek kerja lapangan ini diharapkan
mahasiswa dapat mengakomodasikan antara konsep-konsep atau teori komunikasi dan
teori jurnalistik yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan
operasional di lapangan kerja yang sesungguhnya sehingga pengetahuan belajar
akan menjadi lebih tinggi. Semua itu akan bermuara kepada peningkatan proses
belajar dan sekaligus memberi bekal kepada mahasiswa/i untuk terjun ke lapangan
kerja nantinya.
Melalui kerja praktek di Radio Cakrawala (98.30FM, Mandarin Station) khususnya dibidang jurnalistik
ini diharapkan dapat menerapkan konsep dan teori yang diperoleh selama
mengikuti kerja peraktek dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada
dilapangan serta selanjutnya dipaparkan dalam Laporan Kerja Praktek ini. Diharapkan
untuk kedepannya, supaya kegiatan kerja praktek kerja lapangan ini juga dapat
membantu penulis memahami dunia jurnalistik.
I.2. RUANG LINGKUP
Dalam peran serta untuk menciptakan sumber daya
manusia terdidik yang siap pakai, Universitas Tarumanagara (Untar) sebagai
lembaga pendidikan dapat melahirkan alumni-alumni yang mampu berkompetisi
dengan memperaktekan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya ke dunia kerja
nyata.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka Untar
khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi membuat suatu program yang dinamakan program
praktek kerja lapangan yang merupakan langkah awal sebagai alat perkenalan
mahasiswa pada dunia kerja nyata. Sehingga para mahasiswa/i tidak akan merasa
canggung lagi jika bekerja nantinya, juga dapat meningkatkan kemampuan,
keterampilan, tanggung jawab dan profesionalisme dalam pekerjaan.
Ruang lingkup praktek kerja lapangan merupakan
suatu bentuk batasan bidang bagi penulis dalam melakukan kegiatan penulisan
laporan praktek kerja lapangan, agar penulis dapat memusatkan pikiran serta
dapat menjelaskan bagian-bagian kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan praktek
kerja lapangan itu sendiri. Dalam hal ini, ruang lingkupnya sebagai jurnalis
untuk penerapan tugas dan fungsinya di PT. RADIO CAKRAWALA GITASWARA.
Posisi kerja di Radio Cakrawala berbeda-beda,
sesuai dengan sturktur organisasi yang dimikinya. Mulai dari posisi di bidang keuangan,
pemasaran dan penjualan, program, produksi, hingga personalia umum. Tentunya, sesuai dengan bidang dan jurusan
pada kuliah yang penulis ambil, yaitu jurnalistik, penulis mengambil posisi praktek
kerja lapangan di bagian program.
Dibagian ini, penulis ditugaskan untuk mengikuti reporter pembimbing ke
lapangan untuk mencari, menulis, dan menyebarkan informasi melalui radio
Cakrawala. Selain itu, penulis juga
ditugaskan untuk melatih suara atau melakukan training rekaman di studio. Di studio, penulis diajarkan bagaimana
menjadi sorang penyiar yang baik dan menarik.
I.3. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
Adapun tujuan program praktek kerja lapangan yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengaplikasikan teori atau konsep komunikasi dan peranan wartawan yang telah di
dapat di bangku kuliah untuk diaplikasikan pada perusahaan atau organisasi.
2. Memantapkan dan memperluas keterampilan
dan ilmu pengetahuan yang membentuk kemampuan mahasiswa serta bekal untuk
mengaplikasikan di lapangan kerja sesuai dengan program studi jurnalistik
yang dipilih.
3. Menimbulkan sikap profesionalisme yang
diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapang kerja dibidang jurnalistik.
4. Meningkatkan keterampilan dan wawasan,
baik secara teknik maupun hubungan kemanusiaan berkenaan dengan aktivitas nyata
pada dunia kerja sehingga akan memberikan gambaran sesungguhnya tentang dunia
jurnalistik sebenarnya.
5. Dengan adanya praktek kerja lapangan juga
akan terjalin suatu kerjasama antara Universitas Tarumanagara dengan PT RADIO CAKRAWALA GITASWARA.
Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan di
Radio Cakrawala, penulis bisa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak secara praktek
maupun teori. Dan tentunya, sesuai
dengan tujuan awal penulis, yaitu mengetahui proses kerja di dalam perusahaan
tersebut, terutama proses kerja dalam bidang pencarian, pengumpulan,
pengolahan, dan penyebaran berita.
I.4. WAKTU DAN LOKASI
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Waktu :
Setiap hari Rabu dan Jumat
07
Maret 2009 – 30 Mei 2009
Pk. 09.00 – Pk.
17.00
Lama kerja : 24 hari – 168 jam
Lokasi
: PT. RADIO
CAKRAWALA GITASWARA
Plaza Hayam Wuruk III Lt. 12
Jl. Hayam Wuruk No. 108
Telepon : 6221-
6254321
Fax : 6221-
6258303
I.5. SISTEMATIKA PENULISAN
LAPORAN MAGANG
Laporan kerja praktek ini ditulis dan
dibagi menjadi beberapa bab, yaitu bab 1 – Bab 5 . Adapun isi dari bab-bab tersebut adalah
sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang pelaksanaan
magang di bidang jurnalistik, ruang lingkup magang, tujuan dan manfaat magang, waktu
dan lokasi pelaksanaan magang, serta
sistematika penulisan laporan magang.
Bab II. KERANGKA TEORI
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi jurnalistik
radio, ciri dan fungsi jurnalistik radio, pekerjaan seorang jurnalis radio,
serta teori-teori yang berubungan dengan komunikasi dan radio.
Bab III. SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI
Bab 3 membahas secara singkat mengenai sejarah PT. Radio Cakrawala Gitaswara dan
struktur organisasi yang digunakannya serta memaparkan bagaimana penerapan
struktur organisasi yang ada.
Bab IV. HASIL KEGIATAN MAGANG
Merupakan uraian kegiatan dan pengamatan
serta pengetahuan yang diperoleh saat pelaksanaan magang di PT. Radio
Cakrawala Gitaswara. Juga menguraikan
kendala yang dihadapi serta cara penyelesaiannya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil
pelaksanaan kerja praktek di PT. Radio Cakrawala Gitaswara.
BAB II
KERANGKA TEORI
II.1. DEFINISI JURNALISTIK RADIO
Sebelum menjelaskan apa yang dimaksud
dengan jurnalistik radio, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian
jurnalistik. Definisi jurnalistik sangat
banyak, namun pada hakekatnya sama. Para
tokoh komunikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikannya secara berbeda-beda.
Secara harafiah, jurnalistik (journalistic) artinya ke-wartawan-an
atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya
yaitu “jurnal” (journal), artinya
laporan, atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari”
(day), atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek
artinya penyiaran catatan harian.
Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan
istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu
alat madia massa. Jurnalistik mempunyai
fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai
dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang
terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau
pendapat seseorang (opini), dapat menjadi sebuah berita kepada khalayak.
Jurnalistik radio merupakan cabang ilmu komunikasi
yang mempelajari keterampilan untuk mencari, mengumpulkan, menyeleksi dan
mengolah informasi atau peristiwa serta menyajikannya kepada khalayak melalui
media radio.
Kegiatan jurnalistik radio dirumuskan melalui apa yang
disebut dengan rumus PEPA, yaitu :
P = Prospekting (mencari dan mengumpulkan berita)
E = Editing (menyeleksi berita)
P = Producing (mengolah berita)
A =
Announcing (menyajikan informasi yang memiliki nilai berita)
Dalam jurnalistik radio, berita yang disampaikan
harus berdasar pada sesuatu yang benar-benar terjadi, benar-benar ada, akurat,
dan mengandung nilai kebenaran. Nilai
kebenaran yang dimaksud adalah yang mengandung kejujuran, kecermatan, dan
keadilan (keseimbangan).
Berdasarkan pengertian jurnalisitik radio
di atas, maka pelaksanaan media radio tentu saja sejalan dengan teori
komunikasi massa, yang berarti komunikasi melalui media massa yang ditujukan
pada sejumlah khalayak yang besar, yang menyangkut struktur media, hubungan
media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya
dari komunikasi massa, serta dampak komunikasi massa terhadap individu.
II.2. CIRI DAN FUNGSI JURNALISTIK
RADIO
II.2.1. CIRI JURNALISTIK RADIO
Ciri jurnalistik di radio tidak berbeda
dengan ciri jurnalistik di bidang lainnya, yaitu :
a. Segera dan cepat dalam melaporkan peristiwa
atau opini.
Di radio harus segera mungkin disajikan
kepada pendengar sebagai bagian dari keoptimalan sifat kesegeraan berita radio.
b. Aktual dan Faktual
Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau
opini yang segar dan akurat, sesuai dengan fakta yang sebelumnya tidak
diketahui oleh pendengar.
c. Penting bagi masyarakat luas.
Berita radio memiliki keterkaitan dengan nilai
berita yang berlaku dalam kaidah jurnalistik secara umum, dalam melayani kebutuhan
publik akan informasi.
d. Relevan dan berdampak luas
Khalayak secara umum mendapat manfaat dari
penyiaran berita radio sekaligus juga memancing respon dari khalayak.
Selain ciri umum diatas, radio memiliki
karakter khusus yang berbeda dengan media cetak dan media elektronik
lainnya. Karena karakter khususnya ini,
maka proses kerja dan strategi yang dijalankan pun berbeda dengan media massa
lainnya. Karakter jurnalistik radio
antara lain :
- Menurut Prof. Atsumi Shiraishi, karakteristik
media radio bersifat :
a. Rapidity, kecepatan gelombang radio dalam
menyampaikan informasi sangat tinggi
b. Wide coverage, jangkauan pancaran
gelombang radio sangat luas
c. Simulteous(keserempakan), dalam waktu yang
bersamaan dapat didengar secara serentak
d. Illiteracy, siaran radio dapat dinikmati
dan dimengerti oleh banyak orang, bahkan pada orang yang buta huruf sekalipun
dapat memahami isi yang disampaikan melalui radio.
- Menurut Kenneth Roman :
a. kemampuannya mengembangkan imajinasi
dengan bantuan audio
Khalayak disuguhi tawaran yang sangat
terbatas, maka pengelola radio harus bisa membuat keterbatasan tadi menjadi
sesuatu hal yang dapat memuaskan khalayak. Karena pendengar akan berusaha
memvisualisasikan apa yang didengarkannya dalam benak masing-masing.
b. kemampuan selektifitas dalam memilih
program maupun segmen khalayak
c. fleksibilitas, sangat mudah untuk dibawa
ke mana saja, dan dapat didengarkan kapan saja.
d. Sifatnya amat peronal, sehingga menjadi
medium yang amat efektif dalam memberi kontak pribadi yang diliputi kehangatan,
keakraban, dan kejujuran.
Karakteristik radio memberikan manfaat
yang unik diantaranya adalah:
1. Cukup murah, baik pemancar maupun
penerimanya.
Dibandingkan dengan media cetak, TV,
ataupun internet, media radio merupakan media yang paling murah untuk
dinikmati. Jika pada media cetak, harus
membeli kertasnya, media TV harus
membeli TV dengan harga yang cukup mahal, dan media internet harus membeli
komputer dan juga membayar biaya internet.
Sedangkan pada media radio, hanya diperlukan membeli alat radio yang
harganya relatif murah tanpa perlu membayr iuran untuk mendengarkan siaran.
2. Mudah digunakan.
Pengoperasian alat radio sangatlah mudah
dibandingkan dengan pengoperasin di internet.
Siapapun bisa menggunakan alat radio, bahkan mereka yang berpendidikan
rendah.
3. Dapat menjangkau hampir seluruh warga
negara dalam masyarakat, setiap waktu,
setiap tempat, dan melibatkan siapa saja (bahkan orang buta huruf) di
mana saja.
4. Pendengar radio tidak tetap di depan
layar, seperti halnya menonton televisi.
Ini berarti mendengar radio dapat
dilakukan sembari melakukan hal-hal lainnya, berpindah tempat, tetapi tetap
dengan konsentrasi tinggi. Ini berarti lebih banyak waktu yang dapat dihabiskan
untuk mendengarkan sementara pekerjaan-pekerjaan lain diselesaikan.
Pada teori Uses and Gratification (Elihu Katz,Blumler dan Gurevitch,1974), ada lima
asumsi dasar dari teori tersebut, yaitu : :
a.
Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi
pada tujuan.
b.
Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan
pada pilihan media tertentu terdapat
pada anggota khalayak.
c.
Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk
kepuasan kebutuhan.
d.
Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan
media mereka, minat dan
motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan
tersebut kepada para peneliti.
e.
Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat
dinilai oleh khalayak
Berdasarkan
penjelasan teori Uses and Gratification tersebut, penulis mengasumsikan bahwa
PT. Radio Cakrawala Gitaswara sejalan dengan teori tersebut. Dimana Radio
Cakrawala merupakan media massa radio yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan khalayak akan media yang sesuai dengan tradisi si pendengar. Atau pemenuhan kebutuhan bagi mereka yang
ingin mengetahui bahasa Mandarin, juga bagi mereka yang ingin mendengarkan
lagu-lagu mandarin.
Untuk lebih
singkatnya, ciri jurnalisitk radio dapat dilihat pada tabel 1, mengenai
karakteristik dan kelemahan media elektronik radio.
TABEL 1.
KEUNGGULAN & KELEMAHAN MEDIA ELEKTRONIK RADIO
NO.
|
KEUNGGULAN
|
KELEMAHAN
|
1.
|
Langsung & cepat
|
Selintas
|
2.
|
Target audience yang spesifik
|
Global
|
3.
|
Imajinatif
|
Memiliki batasan waktu
|
4.
|
Murah
|
Beralur linier
|
5.
|
Dapat dinikmati sambil mengerjakan perkerjaan lain
|
-
|
6.
|
Bersifat hangat dan dekat dengan pendengar
|
-
|
7.
|
Dapat dibawa ke mana saja (mobilitas)
|
Tergantung pada kondisi dan stabilitas udara di suatu lokasi.
|
8.
|
Tidak memerlukan pendidikan yang tinggi karena orang buta huruf pun
bisa mengerti.
|
-
|
II.2 FUNGSI JURNALISTIK RADIO
Telah disinggung di atas bahwa jurnalistik
radio juga bergerak dalam bidang media massa yang menyangkut khalayak luas,
maka fungsi media radio juga dapat dilihat berdasarkan teori media massa
mengenai fungsi-fungsi sosial media (social functions of media the media) yang
diuaikan oleh Joseph R
Dominick, seorang guru besar Universitas Georgia sebagai berikut :
1. Fungsi-fungsi Media :
a. Pengawasan (survaillance)
Dimana media massa menyajikan informasi
yang diperoleh dari hasil pengawasannya yang tidak dapat dilakukan masyarakat.
Lebih lanjut fungsi ini dibagi lagi menjadi pengawasan peringatan (warning surveillance)
seperti pengawasan yang disampaikan media mengenai informasi yang
berhubungan dengan ancaman tertentu, seperti bencana alam, krisis ekonomi,
inflasi militer atau ancaman ledakan pengangguran, dan pengawasan instrumental (instrumental
surveillance) yang berkaitan dengan informasi yang berguna bagi kehidupan
sehari-hari, seperti informasi tentang harga bahan kebutuhan, produk-produk
hingga publikasi pengetahuan.
b. Interpretasi (Interpretation)
Media massa
tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga interpretasi mengenai suatu
berita tertentu.
c. Hubungan (linkage)
Media mampu
menghubungkan unsur-unsur yang terdapat dalam masyarakat yang tidak dapat
dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya iklan,
menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual.
d. Sosialisasi/transmisi nilai
Sosialisasi
merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu
pada cara-cara individu mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu
kelompok.
e. Hiburan
Media mampu menyajikan hal-hal yang
menghibur bagi audiensnya.
2. Fungsi-fungsi Media Interaktif :
a. Membangun komunitas virtual
b. Media bukan sekedar untuk kita, tapi oleh
kita (Media by us not for us): media berfungsi
sebagai sarana yg memungkinkan keterlibatan
khalayak untuk memberikan informasi ke dalam
dunia maya.
Selain memiliki fungsi yang telah
disebutkan di atas, radio juga merupakan alat penyebar dan kontrol politik dari
penguasa maupun rakyat. Sebagai alat kontrol, radio memiliki fungsi untuk
menyebarkan informasi yang bisa menggugat kesewenangan bahkan malah sebaliknya.
II.3. PEKERJAAN SEORANG
JURNALISTIK RADIO
Pekerjaan seorang jurnalis radio dapat
dilihat dari etika jurnalistik radio secara umum, antara lain:
1. Menggali berita dengan cara etis.
Cara etis harus ditempuh dalam memperoleh berita.
Hal -hal seperti kesepakatan antara reporter dengan nara sumber, bagian mana
yang layak dimuat dan bagian mana yang dihilangkan, sebaiknya diketahui oleh
nara sumber.
2. Tidak menerima sogokan.
Wartawan bodrek atau wartawan amplop
merupakan penyakit bagi independence yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
jurnalis. Obyektivitas berita dapat terjaga dengan tidak menerima sogokan atau
pemberian dalam bentuk apapun.
3. Konsisten pada prinsip keberimbangan dan
obyektivitas.
Dalam jurnalisme pernyataan sepihak
atau pernyataan secara sepotong dapat dikenai delik pidana. Apalagi jika dimaksudkan untuk menguntungkan
salah satu pihak
Selain itu, jurnalis atau wartawan tidak
hanya bertugas untuk menyebarkan informasi yang didapat dari narasumber, tetapi
juga menjadi penjaga gawang atau wasit antara narasumber dengan pendengar. Sebagai penjaga gawang dalam
pemberitaan, jurnalis berperan juga mencerdaskan pembacanya dan ikut
memberikan tambahan pengetahuan mengenai kejadian sekecil apapun.
BAB III
SEJARAH & STUKTUR ORGANISASI
III.1. SEJARAH PERUSAHAAN
PT. Radio Cakrawala Gitaswara atau lebih dikenal
dengan nama Radio Cakrawala sesuai dengan akte pendirian didirikan pada tanggal
11 Maret 1971, berlokasi di jalan Gaja Mada (Candranaya), serta mengudara pada
gelombang AM1152 KHz dengan mengambil segmentasi secara umum.
Pada tahun 1993, Radio Cakrawala pindah lokasi ke
Jl. Jembatan Batu No. 48 seklaigus pindah frekwensi ke jalur FM dengan
gelombang 98.45 sampai dengan 31 Juli 2004.
Sejak 01 agustus 2004, frekwensi Radio Cakrawala berubah lagi menjadi FM
98.30 Mhz. Sejak pindah ke alamat ini,
Radio Cakrawala yang berlokasi di ’China Town’ mulai membidik segmen pendengar
masyarakat ’keturunan’ yaitu dengan memutar lagu-lagu yang berirama mandarin
(lagu mandarin yang liriknya sudah dirubah menjadi Bahasa Indonesia), karena
pada saat itu memang tidak memungkinkan untuk memutar lagu mandarin asli karena
situasi politik yang tidak memungkinkan (masa Orde Baru).
Radio Cakrawala mulai berani untuk memutar lagu-lagu
mandarin asli setelah era reformasi dan pencabutan Inpres No. 14 tahun 1968 pada
tahun 2000 oleh mantan presiden Abdurrahman Wahid. Sejak itu, radio Cakrawala
mulai mengudara dengan penyiar yang menggunakan Bahasa Mandarin sekaligus
memposisikan diri sebagai ’Mandarin Station’.
Sebelum eksis dengan mandarin station, Radio
Cakrawala pernah berada dalam posisi memprihatinkan seiring dengan adanya krisis
moneter pada tahun 1998. Sehingga
pemilik Cakrawala pada saat itu menawarkan sahamnya kepada investor lain. Proses take over PT. Radio Cakrawala
Gitaswara berjalan lebih kurang 2 tahun dan pada tahun 2000, 90% dari saham PT.
Radio Cakrawala Gitaswara sudah berpindah kepada share holder yang baru, yaitu
:
1. 60% atas nama Effendi Ilham
2. 30% atas nama Ny. Sonya Tantry Sedak
3. 10% masih atas nama shareholder sebelumnya
yaitu Abraham Ari Supono.
Dengan adanya investor baru ini, otomatis struktur
management serta karyawan PT. Radio Cakrawala Gitaswara juga ikut berubah. Karaywan lama tetap dipertahankan namun
dengan penataan posisi yang lebih rapih, agar menjadi tenaga profesional dan bertanggung
jawab. Selain itu, rekruitmen karyawan
baru juga terus dilakukan khususnya mereka yang menguasai bahasa Mandarin, baik
lisan mauun tulisan, untuk ditempatkan di berbagai posisi. Seperti Program Manager, Marketing dan
sebagian besar sebagai penyiar.
Dengan kombinasi tenaga lama dan tenaga baru,
Radio Cakrawala secara perlahan mulai bangkit, terbukti dengan semakin
dikenalnya Mandarin Station di masyarakat, khususnya masyarakat
’keturunan’. Seiring dengan itu ,
pemasamg iklan pun mulai memperhitungkan Radio Cakrawala sebagai media yang
potensial untuk mempromosikan produk mereka yang secara otomatis meningkatkan pendapatan
PT. Radio Cakrawala Gitaswara, sehingga dapat semakin mensejahterahkan
karyawannya.
III. 2. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang
memperlihatkan sejumlah tugas dan wewenang masing-masing entitas untuk
bersama-sama mencapai tujuan organaisasi. Pada dasarnya bertujuan untuk
mengkoordinir suatu kelompok yang terdiri dari berbagai staf serta
mendayagunakan kemampuan yang ada secara keseluruhan untuk diarahkan kepada
tujuan tertentu. .
Adapun pentingnya pembagian tugas dalam suatu
organisasi, yakni :
1. Memperjelas antara tugas, wewenang,
kewajiban dan tanggung jawab.
2. Spesialisasi penempatan tenaga kerja
menurut keahlian yang dimiliki tenaga kerja.
3. Menjaga keharmonisan, memperlancar
komunikasi dan koordinasi antara unit dan perusahaan.
Penulis
menyajikan struktur organisasi PT. RADIO
CAKRAWALA GITASWARA pada gambar berikut :
Bagan III.2
PT RADIO CAKRAWALA GITASWARA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
. PEMASARAN
. IKLAN
. PROMOSI
. KD. Penjualan
. PENJUALAN
. HUMAS
. SEKRETARIAT
. ADMINISTRASI
|
|
|
|
|
. PEREKAMAN
. SCRIPT
WRITER
. NARASUMBER
. PENG.
ACARA
.
ADMINISTRASI
|
|
|
|
|
|
.PEMELIHARAAN
. KEBERSIHAN
. KARYAWAN
. FANS
. TRAFFIC
. TEKNIK
. RECRUITMEN
. TRAINING
. LEGAL
. KURIR
. TRANSLATOR
|
|
|
|
|
Pembagian tugas pada struktur organisasi tersebut
dapat penulis kemukakan sebagai berikut : (lihat bagan II.2)
- Komisaris
Merupakan pimpinan tertinggi
di perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kelangsungan hidup
perusahaan. Komisaris memeriksa laporan keuangan 6 bulan sekali. PT. Radio Cakrawala Gitaswara
merupakan perusahaan yang dimiliki oleh tiga orang shareholder (pemilik saham),
sehingga komisaris adalah pemilik shareholder tertinggi dan menjalankan hak dan bertanggung jawab
terhadap segala kegiatan di perusahaan.
- Direktur
Direktur bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris atas semua aktivitas perusahaan.
Tugas dan wewenangnya adalah
sebagai berikut :
a. Mengatur staff administrasi,
penyiaran, produksi, dan keuangan .
b. Merencanakan, mengorganisasikan
serta mengatur distribusi pekerjaan tiap-
tiap
kepala unit/manager.
c. Mengambil kebijaksanaan dan
keputusan dalam mengendalikan jalannya
operasi
perusahaan.
d. Mewakili pemilik radio dalam mengembangkan
kebijakan stasiun
e. Memantau pelaksanaannya.
- Sekertaris
Seorang direktur akan memiliki
tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, sehingga sekertaris di sini berguna
untuk membantu meringankan pekerjaan direktur.Direktur dan Sekertaris memiliki
hubungan langsung.
- General Manager
Di posisi ini, general manager
memiliki wewenang, tugas, serta tanggung jawab terhadap 6 divisi di bawahnya,
di mana masing-masing divisi memiliki managernya sendiri. Sehingga general manager hanya berhubungan
langsung dengan manager dari tiap divisi, tidak berhunbungan langsung dengan
anggota di dalam divisi tersebut. Divisinya antara lain divisi
keuangan, divisi pemasara-penjualan, divisi program, divisi produksi, divisi
personalia umum, dan security.
- Security
Divisi ini memiliki tanggung
jawab dalam menjaga keamanan di perusahaan.
Radio Cakrawala merupakan perusahaan yang berkerja hampir 24 jam, maka
divisi security memerlukan 3 shift untuk menjaga perusahaan selama 24 jam
dengan 8 jam tiap shiftnya. Divisi ini dipimpin oleh general manager dan tidak
memiliki managernya sendiri.
- Manager Keuangan
Bagian Keuangan secara
langsung bekerja di bawah pengawasan general manager dan secara tidak langsung
bekerja di bawah pengawasan direktur dan komisaris.
Adapun tugas,
wewenang dan tanggung jawab bagian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyajikan laporan keuangan dan informasi
keuangan perusahaan.
2. Mengawasi pelaksanaan administrasi,
pengelolaan kas dan pembukuan.
3. Menyusun anggaran tahunan perusahaan.
Bagian-bagian
yang dibawahi oleh manager keuangan, yaitu :
- AR
- Administrasi
Perkantoran
Pihak yang
memonitor proses administrasi terkait pembuatan dokumen penjualan, seperti
invoice, purchase order, laporan penjualan harian, mingguan atau bulanan
(sesuai dengan kebutuhan kantor), melakukan follow up penjualan kepada pembeli.
- Inventory
Pihak yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan
yang harus dijaga, berapa besar jumlah persediaan yang harus ada, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan untuk menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat dan pada waktu yang tepat. Atau
dengan kata lain, sistem persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total
melalui penjadwalan dari persediaan secara optimal.
- Pajak
Mengurusi
administrasi perpajakan. Urusan dengan pemerintah dalam urusan pajak.
- Manager Pemasaran – Penjualan
Secara garis besar, divisi ini
bertugas untuk meningkatkan relasi dan pendapatan dari iklan, kerja sama iklan,
serta koordinasi promo on-air dan off-air. Posisi berikut menjabarkan tugas
staff pemasaran-penjualan dengan lebih detail :
a.
Pemasaran
Mengatur pemasaran
radio ke masyarakat, pendengar, maupun ke perusahaan pemasang iklan
b.
Iklan
Mengatur produksi
iklan, harga, dan jadwal siar iklan selama acara berlangsung
c.
Promosi
Mengurus promosi
kepada perusahaan pemasang iklan
d.
Kd.Penjualan
Membawahi langsung
bagian penjualan. Dan bertanggung jawab kepada Manager Pemasaran dan Penjualan.
e.
Penjualan
Mengatur penjualan
iklan di dalam radio
f.
Humas
Berhubungan
langsung dengan pendengar dan anggota fans club radio cakrawala. Serta, dengan
masyarakat lainnya ataupun sponsor.
g.
Sekretariat
Mengatur telepon keluar dan masuk, surat keluar dan masuk
h.
Administrasi
Mengatur
administrasi (keuangan) dalam bagian keuangan
- Manager Program
a.
Kd.Reporter
Membawahi reporter
langsung dari shift 1 - 3. Mengatur jadwal reporter liputan di lapangan.
Memberi informasi kepada para wartawan bila ada berita yang belum diketahui
wartawan.
b.
Kd.Penyiar
Membawahi penyiar
langsung. Mengatur jadwal siaran penyiar di tiap shift-nya.
c.
Penata acara
Menata keseluruhan
acara di dalam radio. Baik program rutin maupun program lepas. Selain itu,
penata acara juga mempunyai kewenangan dalam mengubah konsep atau ide dalam
program siaran.
d.
Reporter
Orang
yang meliput peristiwa, mengumpulkan bahan berita, dan melaporkannya kepada
publik melalui radio secara langsung. Bertanggung jawab dalam mencari
berita, mewawancara narasumber, kemudian
menulis berita yang telah diliput.
e.
Penyiar
Tugasnya adalah
membawakan atau memandu acara di radio, misalnya acara berita, pemutaran lagu
pilihan, talk show, dan sebagainya.
f.
Administrasi
Mengatur keuangan
di dalam divisi Program.
- Manager Produksi
Jabatan ini merupakan salah
satu posisi kunci dalam sistem organisasi, ia memiliki tugas antara lain untuk mengembangkan dan melaksanakan format
stasiun, membuat dan mengatur jadwal staff produksi dan penyiaran, memelihara
perbendaharaan musik, dan mengikuti perkembangan radio. Jabatan-jabatan yang
dibawahi olehnya, yaitu :
a.
Perekaman
b.
Script Writer
c.
Narasumber
d.
Pengisi Acara
e.
Administrasi
- Manager Personalia Umum.
a.
Pemeliharaan
b.
Kebersihan
c.
Karyawan
d.
Fans
e.
Traffic
f.
Teknik
Mengelola semua peralatan teknis
operasional radio, memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan kuaitas teknologi
g.
Recruitment
h.
Training
i.
Legal
j.
Kurir
k.
Translator
III.2.I. Karakteristik
Struktur Organisasi
Dilihat dari bagan struktur organisasi tadi, dapat
disimpulkan bahwa organisasi PT. Radio Cakrawala Gitaswara secara teori
merupakan organisasi formal atau birokrasi Weberian, karakteristiknya antara
lain:
1. Suatu organisasi terdiri dari
hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan, yaitu hubungan antara
komisaris, direktur, general manager, dan manager.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke
dalam tugas-tugas, tugas-tugas organisasi disalurkan di antara jabatan sebagai
kewajiban resmi. Setiap jabatan memiliki
job description-nya masing-masing.
Misalnya bagian keuangan hanya akan mengurusi hal-hal yang berhubungan
dengan perputaran ekonomi di dalam perusahaan, dan penjualan dan pemasaran
hanya akan mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan promosi, iklan, dan sponsor.
3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban
diberikan kdepada yang memegang jabatan.
4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur
menurut suatu tatanan hierarkis.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum
tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan
fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
6. Prosedur organisasi bersifat formal dan
impersonal.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan
suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi. Agar individu dapat bekerja dengan efisien,
mereka harus memiliki keterampilan yang diperlukan dan menerapkan keterampilan
tersebut secara rasional dan energik.
8. Anggota organisasi harus memisahkan
kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam
organisasi berdasarkan kualifikasi teknis.
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan
kecakapan teknis, kenaikan jabatan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Namun pada prakteknya, teori birokrasi Weberian
tidak sepenuhnya sesuai dengan yang terjadi di perusahaan Radio Cakrawala
Gitaswara. Jika di teori Weberian
mengatakan bahwa setiap jabatan memiliki job-desc nya masing-masing, di
Cakrawala tidak seperti itu. Karena
organisasinya yang bisa dikatakan terdiri dari jumlah karyawan yang tidak
terlalu banyak, dan dengan tugas masing-masing yang tidak terlalu berat, maka
ada beberapa karyawan yang pekerjaan merangkap.
Jika ia bisa berbahasa Mandarin, atau sudah mampu melakukan siaran, maka
suatu saat ia bisa juga ditugaskan untuk menjadi penyiar. Misalnya salah satu pegawai bernama Nauli,
jabatan dia sebenarnya sebagai humas, namun ia juga merangkap sebagai penyiar.
Cakrawala menggunakan sistem rolling, yang berarti selama sebulan ia
bisa ditugaskan sebagai penyiar merangkap pekerjaan pokoknya. Misalnya reporter Pudji, pada bulan Mei, ia
mendapatkan giliran sebagai penyiar pada program yang diadakan setiap Sabtu
pagi. Selama bulan Mei, ia bekerja
sebagai reporter pada hari Senin hingga Jumat, dan pada hari Sabtu ia bekerja
sebagai penyiar.
III.2.2.
Aliran Informasi Dalam Organisasi.
Proses penyampain pesan yang dilakukan di Cakrawala
menggunakan sistem penyebaran pesan secara berurutan yang dikemukan oleh Haney
(1962). Penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan bentuk komunikasi
diadik, yaitu komunikasi antara dua orang.
Komunikasi penyampaian pesan berjalan secara berurutan, mulai dari atas
ke bawah. Misalnya, Direktur
memerintahkan kepada menager program untuk merubah program acara, maka manager
program akan terus melanjutkan perintah tersebut kepada penata acara.
III.2.3.
Pola Aliran Komunikasi
Meskipun Perusahaan Radio Cakrawala mengandalkan
proses berurutan untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, ada pola khusus
aliran informasi yang berkembang dari kontak antarpersona yang teratur dan
cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Seperti yang dikatakan oleh Katz dan Kahn
(1966 ), bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa
komunikasi di antara para anggota sistem tersebut dibatasi. Dan pada akhirnya muncul dua pola yang
berlawanan, yaitu pola roda dan pola lingkaran.
Perusahaan Cakrawala menggunakan pola aliran
komunikasi yang berbentuk pola roda, yaitu pola yang mengarahkan seluruh
informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang berada di posisi sentral menerima
kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan
memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.
III.2.4. Komunikasi Dan Gaya Kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemilik PT.
Radio Cakrawala Gitaswara yaitu gaya kepemimpinan dengan teori Y, yang berpendapat
bahwa manusia sebagai organisme biologis yang tumbuh, berkembang, dan melakukan
pengendalian terhadap dirinya sendiri.
Asumsi teori Y, antara lain :
1. Para pekerja menganggap bekerja adalah
sesutu yang alamiah, pekerjaan adalah sesuatu yang menyenangkan.
2. Pengendalian
diri amat diperlukan agar pekerjaan dilakukan dengan baik.
3. Mereka memiliki keinginan untuk diterima
di lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi .
4. Mereka menginginkan suatu tanggung jawab
bila memperoleh bimbingan, pengelolaan, dan kepemimpinan yang tepat.
5. mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah secara kreatif dalam organisasi.
Pemilik atau atasan beranggapan bahwa bawahan
mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, sehingga atasan memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk bisa memiliki kebebasan dalam melaksanakan tugasnya dengan
baik dan benar. Mereka dapat mengambil
inisiatif sendiri, tanpa diatur-atur oleh atasan, sehingga bawahan bisa lebih
kreatif dalam menyelesaikn tugasnya, dan merasa bahagia karena memiliki kebebasan namun tetap
bertanggung jawab. Atasan bekerja
bersama-sama dengan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
III.2.5. Arah Aliran Informasi
- Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal terdiri
dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja
(divisi) yang sama. Divisi meliputi individu-individu yang ditempatkan pada
tingkat otoritas yang sama dalam perusahaan dan mempunyai atasan yang sama.
Kesimpulannya, di PT Radio
cakrawala menurut gambar III.2.1, dapat ditarik pendapat bahwa, semua anggota
masing – masing divisi (Keuangan, Program, Penjualan dan Pemasaran, Produksi,
dan Personalia Umum) dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Serta Sekretaris
Direktur dan General Manager dengan Direktur atau General Manager. Tujuannya
komunikasi dilakukan adalah untuk :
1. Koordinasi penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan
kegiatan
3. Untuk memecahkan masalah
4. Memperoleh pemahaman bersama
5. Mendamaikan, berunding, dan menengahi
perbedaan
6. Menumbuhkan dukungan antarpersona
Komunikasi horizontal ini
banyak terjadi ketika sedang mengadakan rapat komisi, interaksi pribadi, selama
waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan, dan kegiatan sosial.
- Komunikasi Vertikal
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang
lebih tinggi (penyelia). Semua pegawai dalam perusahaan, kecuali mereka yang
menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas dengan alasan yang
berbeda-beda, seperti :
1. Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan
– pekerjaan mereka, prestasi, kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu yang
akan datang
2. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang
belum dipecahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan
3. Memberikan saran atau gagasan untuk
perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu
keseluruhan
4. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan
perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan
organisasi.
Dalam analisis hubungan komunikasi
ke atas di PT Cakrawala Gitaswara, dilihat dari gambar III.2.1 dapat
disimpulkan bahwa :
a. Setiap semua anggota masing – masing
divisi (Keuangan, Pemasaran dan Penjualan, Program, Produksi, dan Personalia
Umum) wajib memberikan informasi kepada Manajer dari divisi masing-masing.
Wewenang, tugas, dan tanggung jawab mereka berada di dalam wilayah Manajer
Divisi masing-masing.
Untuk divisi Pemasaran dan
Penjualan, Program, dan Produksi yang memiliki kepala divisi, maka anggotanya
wajib memberikan informasi kepada kepala divisi masing-masing, dan kemudian di
sampaikan kepada Manajer Divisi.
b. Keseluruhan Manajer Divisi (Keuangan,
Pemasaran dan Penjualan, Program, Produksi, dan Personalia Umum) berhak
berkomunikasi dengan General Manager, karena General Manager merupakan orang
yang bertanggung jawab dalam operasional perusahaan. Termasuk Security.
c. General Manager kemudian berkomunikasi ke
atas langsung dengan Direktur dan Komisaris.
d. Direktur berwenang berkomunikasi ke atas
langsung dengan komisaris.
PT Cakrawala Gitaswara
menerapkan pola komunikasi ke atas ini, jika memang ada kebutuhan informasi
yang dibutuhkan dari bawahan.
- Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam
sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya
kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai,
namun, dalam organisasi, kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen.
PT. Radio Cakrawala
Gitaswara merupakan bagian dari Cakrawala Group yang juga bergerak di bidang
penyiaran radio. Stasiun radio tersebar
di berbagai kota kecil di Indonesia dan masing-masing berbahasa Indonesia serta
disesuaikan juga dengan bahasa daerah yang bersangkutan. Daftar Cakrawala Group antara lain :
No.
|
Nama Radio
|
Gelombang
|
KCTA
|
1.
|
Cakrawala
|
98.30
|
Jakarta
|
2.
|
Galaxy
|
101.00
|
Sukabumi
|
3.
|
Bimasakti
|
104.5
|
Sukabumi
|
4.
|
Mercury
|
107.2
|
Sukabumi
|
5.
|
Mandiri
|
103.6
|
Parung Kuda
|
6.
|
Mediatama
|
105.5
|
Brebes
|
7.
|
Multitama
|
101.8
|
Brebes
|
8.
|
Savana
|
93.7
|
Indramayu
|
9.
|
Omega
|
105.10
|
Lampung
|
10.
|
Kharisma
|
87.8
|
Semarang
|
11.
|
Bhima
|
94.9
|
Semarang
|
12.
|
Menata
|
89.2
|
Palembang
|
13.
|
Makmur
|
103.1
|
Pekalongan
|
14.
|
Mars
|
89.1
|
Garut
|
15.
|
Megaswara
|
91.9
|
Garut
|
16.
|
Jeremy
|
101.6
|
Garut
|
17.
|
Suara Serang
|
101.2
|
Serang
|
18.
|
Suara Cilegon
|
102.5
|
Cilegon
|
19.
|
Mitra
|
|
Cirebon
|
20.
|
Aloysia
|
91.6
|
Yogyakarta
|
BAB IV
HASIL
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
IV.1. Laporan
Hasil Kegiatan Magang
Selama melaksanakan kerja praktek di Radio
Cakrawala, penulis mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat
berguna. Teori yang diberikan saat
kuliah, ternyata tidak jauh berbeda dengan prakteknya di lapangan. Teori-teori yang sudah penulis dapatkan di
kelas, bisa penulis terapkan pada saat praktek kerja lapangan, dan tentunya
setelah menerapkannya secara nyata akan lebih diingat oleh otak, daripada hanya
teori atau hafalan yang didapat di ruang kelas.
Melaksanakan kerja praktek sangat bermanfaat, tidak hanya untuk saat
ini, tetapi juga untuk selamanya, karena pengalaman tidak akan pernah terlupakan
dibandingkan dengan teori saja.
Uraian kegiatan serta manfaat yang diperoleh selama kerja praktek, di lapangan
dan di dalam kantor, dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.
TABEL 2
HASIL KEGIATAN MAGANG DI LAPANGAN
No.
|
Kegiatan
|
No.
|
Keterangan
|
|
|
1
|
Mengikuti reporter ke lapangan,
membuat penulis mengetahui
|
|
|
|
bagaimana cara agar kita tidak
ketinggalan mendapatkan nara-
|
|
|
|
sumber dibandingkan dengan reporter lainnya. Kita harus tetap
|
|
|
|
siaga dan fokus terhadap terget narasumber
yang kita incar.
|
|
|
2
|
Mengetahui cara agar kita juga
mendapatkan kesempatan
|
|
|
|
bertanya kepada narasumber saat banyak
wartawan yang sedang
|
I
|
Mewawancarai
|
|
rebutan melontarkan pertanyaan. Saat bertanya, jangan
|
|
narasumber
|
|
berputar-putar, langsung pada intinya, dan
sebaiknya sudah
|
|
|
|
dipersiapkan sebelum melakukan wawancara.
|
|
|
3
|
Pertanyaan yang diberikan tidak
harus sesuai dengan agenda
|
|
|
|
kegiatan si narasumber
(maksudnya, saat jadi pembicara pada
|
|
|
|
suatu acara, wartawan tidak harus bertanya tentang
acara yang
|
|
|
|
dihadirinya), pertanyaan bisa mengenai hal-hal yang
sedang
|
|
|
|
update, misalnya tentang pemilu.
|
|
|
|
|
II
|
Menulis naskah berita
|
1
|
Menulis untuk radio tidak sama dengan
menulis untuk media tv
|
|
|
|
ataupun cetak. Bahasa yang digunakan harus bahasa sehari-
|
|
|
|
hari (bahasa tutur) yang mudah didengar dan
dipahami telinga.
|
|
|
|
Teori tata cara penulisan yang dipelajari saat kuliah,
|
|
|
|
diterapkan saat penulis melakukan
penulisan naskah berita.
|
|
|
|
Tata caranya antara lain :
|
|
|
|
a. spoken words
|
|
|
|
Berarti menggunakan kata tutur.
Contohnya untuk penulisan
|
|
|
|
waktu, menggunsakan jam 4 sore bukan pukul 16.00. Di radio,
|
|
|
|
kita harus memberikan pernyataan waktu
yang jelas, jangan
|
|
|
|
membiarkan pendengar untuk berpikir atau
menghitung sendiri.
|
|
|
|
b. Gelar atau jabatan seseorang
ditaruh sebelum penyebutan
|
|
|
|
nama
|
|
|
|
c. Jangan menggunakan kalimat
langsung saat mengutip
|
|
|
|
perkataan narasumber. Ini akan membuat pendengar bingung.
|
|
|
|
d. Hindari singkatan
|
|
|
|
e. Waktu sekarang. Karena berita di radio sifatnya aktual dan
|
|
|
|
informasi terkini, maka jangan menyampaikan berita yang
|
|
sudah berlalu atau basi.
|
|
|
|
f. Dash (tanda baca ”/ ”). Tanda dash berguna pada saat
|
|
|
|
membaca naskah, ini untuk membantu kapan
waktunya kita
|
|
|
|
mengambil napas, sehingga pembacaan
berita enak di dengar
|
|
|
|
dan tidak terkesan buru-bru, serta
jelas. Trik lainnya yaitu
|
|
|
|
dengan menulis sambil membaca dan tulis
apa yang ingin
|
|
|
|
disampaikan. Dengan begini berarti kita bisa mengetahui
|
|
|
|
pendengar mengerti atau tidak dengan apa
yang kita sampaikan.
|
|
|
|
|
III
|
Pembacaan Naskah
|
1
|
Sebelum menyampaikan informasi kepada publik
melalui radio,
|
|
( Melaporkan berita )
|
|
wartawan radio harus memberikan
cue ke studio. Cue adalah
|
|
|
|
info singkat yang dikirimkan ke studio
mengenai laporan yang
|
|
|
|
akan disampaikan oleh reporter.
|
|
|
2
|
Saat pembcaan naskah berita, harus
menggunakan suara perut
|
|
|
|
dan dengan lafal yang jelas, seerta intonasi yang tepat.
|
|
|
|
|
IV
|
Sosialisasi
|
1
|
Saat bertugas, penulis diperenalkan dengan
wartawan lainnya,
|
|
|
|
sehingga penulis mendapatkan banyak kenalan
di bidang
|
|
|
|
jurnalis dan itu bisa menjadi link
(jaringan) penulis saat lulus
|
|
|
|
kuliah.
|
|
|
|
|
V
|
Alternatif
|
1
|
Jika pada hari itu sepertinya, tidak ada
berita, seorang wartawan
|
|
|
|
bisa membuat tema berita sendiri, tentu saja
tetap berdasarkan
|
|
|
|
fakta.
Misalnya, mewawancarai narasumber yang kredibel
|
|
|
|
mengenai suatu masalah. Contoh, pada hari pertama bertugas,
|
|
|
|
penulis ke KONTRAS bersama
pembimbing. Saat itu info yang
|
|
|
|
sedang update adalah mengenai kampanye
menjelang pemilu
|
|
|
|
legislatif, maka pertanyaan membahas seputar
sikap KONTRAS
|
|
|
|
menilai kampanye yang sedang berlangsung.
|
TABEL 3
HASIL KEGIATAN
DI KANTOR (STUDIO)
No.
|
Kegiatan
|
No.
|
Keterangan
|
|
|
1
|
Memilih informasi yang sesuai dengan jenis
program acara
|
|
|
|
dimana
informasi tersebut akan disampaikan.
|
|
|
2
|
Umumnya, informasi yang dipilih adalah yang bersifat ringan dan
|
|
|
|
pengetahuan umum.
|
|
|
3
|
Belajar mengubah bahasa tulisan menjadi
bahasa tutur yang
|
I
|
Mengedit berita dari sumber
|
|
mudah dimengerti dan sederhana.
|
|
media lain, seperti surat
|
4
|
Kata-kata disusun dengan baik,
sehingga kata-kata tersebut bisa
|
|
kabar dan majalah.
|
|
membuat pendengar
tertarikmendengarkan hingga selesai.
|
|
|
5
|
Pembukaan naskah diawali dengan mengajak
pendengar untuk
|
|
|
|
menyimak informasi yang akan
disampaikan. Misalnya dimulai
|
|
|
|
dengan kata-kata " Pendengar
Cakrawala pasti sudah tidak
|
|
|
|
merasa asing lagi jika mendengar….".
|
|
|
1
|
Saat belajar rekaman di studio, penulis
diajarkan bagaimana
|
|
|
|
berbicara menggunakan suara perut agar suara
keluar lebih berat
|
|
|
|
dan tidak cempreng, sehingga suara lebih
enak di dengar.
|
|
|
2
|
Mempersiapkan materi yang akan disampaikan
saat siaran,
|
|
|
|
sehingga bisa berbicara dengan
lancar dan tidak mengeluarkan
|
II
|
Training
Perekaman suara
|
|
suara “e...” (bingung ingin
bicara apa).
|
|
atau latihan menjadi
|
3
|
Napas diatur saat berbicara, agar perkataan
dapat keluar
|
|
penyiar radio.
|
|
dengan jelas dan jangan sampai
terdengar saat kita sedang
|
|
|
|
menelan ludah.
|
|
|
4
|
Jangan terlalu sering menyebutkan nama
penyiar atau diri
|
|
|
|
sendiri saat siaran , tetapi lebih sering menyebutkan nama
|
|
|
|
station atau program acaranya.
|
5
|
Belajar untuk menggunakan kata-kata dan intonasi suara yang mampu membuat
pendengar ikut larut dalam perbincangan.
|
Berdasarkan uraian kegiatan di atas, perlu
ditambahkan bahwa pada saat melakukan pengeditan berita, penyiar di studio
maupun reporter dilapangan, diharuskan untuk membuat nsakah berita terlebih
dahulu, alasannya agar :
1. Naskah tulis bisa menjadi jaring pengaman
(safety net ) dari dampak yang timbul setelah berita disiarkan
2. Dapat dikoreksi jika terjadi kekurangan
informasi
3. Naskah bisa dijadikan sebagai penata alur
pikir yang logis dan menuntun alur tuturan
4. Memberi pemahaman dan interpretasi yang
baik terhadap naskah tulis akan melahirkan gaya tuturan yang menarik
5. Naskah menjadi dokumentasi dan arsip untuk
updating news.
Pengarsipan naskah berita berguna pada saat adanya
momentum yang penting, ataupun kejadian masa lalu yang terulang kembali,
sehingga dapat dijadikan data tambahan untuk melakukan penyegaran memori
kembali kepada pendengar. Selain itu,
arsip juga bisa digunakan sebagai bukti dan data, agar tidak terjadi
pengulangan pembacaan berita di lain waktu.
Data diarsip dalam bentuk cetak (hard copy ) dan
juga dlam bentuk soft copy yang disimpan di dalam komputer. Setiap data dilengkapi dengan tanggal dan jam
saat berita tersebut diudarakan, dan memiliki batas waktu hingga tiga bulan
untuk data tersebut dapat digunakan kembalai apabila informasi masih cukup
hangat untuk diangkat kembali. Data yang
telah melewati tiga bulan, tidak dapat digunakan lagi, namun tetap akan
disimpan.
Setelah menguraikan kegitan magang, kini akan
dipaparkan proses pembuatan berita, mulai dari tahap mencari berita hingga pada
tahap on-air (penyiaran berita ).
Berikut bagan proses pembuatan berita di lapangan dan di studio :
Radio Cakrawala memiliki 5
(lima) orang reporter yang disebar ke sejumlah kawasan yang berbeda di
Jakarta.
No.
|
Nama
|
Kawasan
|
1.
|
Ivan Iskandaryah
|
Departemen Sosial- Salemba
|
2.
|
M. Dwi Nursanti
|
RRI – Medan Merdeka
|
3
|
Noviana Sari
|
MPR/DPR – Gatot Subroto
|
4.
|
Pudjiono
|
Departemen Dalam Negeri – Medan Merdeka
|
5.
|
Eko Budi S
|
Lembaga Bantuan Hukum - Salemba
|
Para reporter tidak selalu berada di awasan
tersebut, mereka bisa berpindah atau bertukar kawasan sesuai dengan keadaan dan
sumber berita, antar reporter saling berkomunikasi dan berdiskusi untuk
menetapkan siapa yang bertugas mengejar berita di suatu tempat. Namun terkadang, mereka diatur oleh
koordinator liputan dari studio.
Walaupun jenis berita mereka berbeda, namun prosesnya tetap sama, yaitu
:
- Bagan proses pembuatan berita di
lapangan
- Bagan proses pembuatan berita di
studio
Penyiar yang akan melakukan
siaran, sebelumnya akan mempersiapkan topik acara dan informasi yang akan di
sampaikan selama acara berlangsung. Penyiar Radio Cakrawala biasanya mengambil
informasi melalui media cetak atau media online (internet). Informasi yang diambil umumnya adalah
informasi yang bersifat ringan. Berikut
proses pembuatan naskah berita siaran :
Berita di
salin kembali ke lembar naskah
|
|
Langkah-langkah proses pembuatan naskah perlu
diikuti satu-persatu agar tidak terjadi kesalahan naskah. Selain memperhatikan dan membuat naskah
berita sebelum siaran, penyiar pun harus membuat jadwal rundown acara yang akan
berlangsung. Rundown acara diperlukan
agar tidak terjadi kesalahan urutan acara dan juga menghindari kleupaan membaca
adlib ataupun informasi. Di bawah ini,
penulis memberikan contoh rundown acara :
TABEL 4
RUNDOWN SIARAN (Secara Umum)
Waktu
|
Keterangan
|
00.00 – 00.01
|
Opening Acara
|
00.01 – 00.09
|
Selingan 2 lagu
|
00.09 – 00.12
|
Bahas materi
|
00.12 – 00.20
|
Selingan 2 lagu
|
00.20 – 00.22
|
Iklan / Report /
Kuis
|
00.22 – 00.25
|
Selingan 1 lagu
|
00.25 – 00.29
|
Bahas materi
|
00.29 – 00.37
|
Selingan 2 lagu
|
00.37 – 00.39
|
Iklan / Report /
Kuis
|
00.39 – 00.43
|
Selingan 1 lagu
|
00.43 – 00.46
|
Bahas materi
|
00.46 – 00.54
|
Selingan 2 lagu
|
00.54 – 00.55
|
Closing (pada
jam terakhir acara)
|
Ketika acara sudah harus dimulai atau
ditutup namun lagunya masih berlanjut, lagu dapat dihentikan atau dijadikan backsound beberapa detik
selama opening/closing. Untuk Call sign
atau promotion artis, tidak mutlak diputar sebagai tanda pemisah acara, karena
akan mengulur waktu.
Sebuah Stasiun Radio mengandalkan pemasukan dari
iklan agar bisnisnya bisa tetap berlangsung. Berikut daftar pemasang iklan di
Radio Cakrawala :
TABEL 5
DAFTAR PENGIKLAN SEPTEMBER 2009
No.
|
Produk
|
Perusahaan
|
Bentuk iklan
|
1
|
Obat China
|
Bintang Surya
|
Spot
|
2
|
Mimbar Budhist
|
Vihara Padma Suci
|
Spot
|
3
|
Program Budhist
|
Yayasan Budha Subhasita
|
Spot, Talkshow
|
4
|
Program Kristen
|
Gereja PSDI
|
Spot
|
5
|
RS. Modern Guang Zhou
|
Rs. Modern Guang Zhou
|
Talkshow
|
6
|
Action Coaching
|
Action International PT
|
Talkshow
|
7
|
Klinik Sehat Alami
|
Sehat Alami Center PT
|
|
8
|
King Koil Spring Bed
|
Duta Abadi Primantara PT
|
Spot
|
9
|
Mall Golden Trully
|
Golden Retailindo PT
|
Spot
|
10
|
Soylicious
|
Zehat International PT
|
Spot
|
11
|
Accu Global
|
Global Battery Indonesia
|
Adlib, Spot
|
12
|
Buddha Amithaba
|
Yayasan Buddha Amithaba Indonesia
|
Spot
|
13
|
Mandarin Course
|
Mandarin Expert
|
Spot, Talkshow
|
14
|
Central Park Residences
|
DMN Advertising
|
Spot, Talkshow
|
15
|
Adam Khoo
|
Adam Khoo Learning Technology Group
|
Spot,Talshow
|
16
|
First Media
|
First Media design School
|
Spot
|
17
|
Indonesia Maritim Expo
|
Panorama Convex PT
|
Spot
|
18
|
Shangrila Palace Restaurant
|
Shangrila Palace Restaurant
|
Spot
|
19
|
In House Wedding Exhibition
|
Ricky L Studio Photo
|
Adlib, Spot
|
20
|
Mie Soa Cap Burung Layang Terbang
|
Burung Layang Terbang PT
|
Spot
|
21
|
Nan Xiang Restaurant
|
Nan Xiang Steambun Restaurant
|
Adlib, Spot
|
22
|
Wedding Exhibition
|
JJ Bride Salon
|
Adlib, Spot
|
Tabel 6
Daftar Latar Belakang Etnis, Pendidikan,
Serta Jabatan
Karyawan Radio Cakrawala
No.
|
Nama
|
Asal
|
Pendidikan
|
Jabatan
|
1.
|
Hariyono
|
Palembang
|
S1. Managemen
|
Manager HRD
|
2.
|
Diah Astorini
|
Jawa Tengah
|
D3 Broadcasting
|
Koordinator Liputan
|
3.
|
Ayu Kusumaningsih
|
Jawa
|
D3. Sastra Mandarin
|
Programmer
|
4.
|
S. Effendy Bayu
|
Jawa
|
S1. Managemen
|
Manager Marketing
|
5.
|
Vina Galih
|
Sunda
|
D3. Sastra Mandarin
|
Programmer
|
6.
|
Sofa Amalia
|
Jakarta
|
D3. Sastra Mandarin
|
Staff Administrasi
|
7.
|
Odelia
|
Medan
|
S1. Managemen
|
Staff Marketing
|
8.
|
Yasinta Barbosa
|
Nusa Tenggara Timur
|
D3. Accounting
|
Accounting
|
9.
|
Thomas Longa
|
Nusa Tenggara Timur
|
SMA
|
Staff Driver
|
10.
|
Nasimin
|
Jawa
|
SMA
|
Ekspedisi
|
11.
|
Prastyanto
|
Jawa
|
SMA
|
Staff Recording
|
12.
|
Ivan Iskandaryah
|
Jakarta
|
D3
|
Reporter
|
13.
|
M. Dwi Nursanti
|
Jawa
|
S1. Sastra Inggris
|
Reporter
|
14.
|
Noviana Sari
|
Jakarta
|
S1. Jurnalistik
|
Reporter
|
15.
|
Pudjiono
|
Jakarta
|
S1. Jurnalistik
|
Reporter
|
16.
|
Eko Budi S
|
Jawa
|
S1. Jurnalistik
|
Reporter
|
17.
|
Eri Susanti
|
Pontianak
|
D3. Sekretaris
|
Penyiar 1
|
18.
|
Fera Chai
|
Jakarta
|
S1. Accounting
|
Penyiar 2
|
19.
|
Jing Yun
|
Riau
|
D3
|
Penyiar 3
|
20.
|
Andy Qiu
|
Riau
|
S1. Informatika
|
Penyiar 4
|
21.
|
Xiao Yan
|
Riau
|
S1, Accounting
|
Penyiar 5
|
22.
|
Xiao Wei
|
Pontianak
|
S1. Managemen
|
Penyiar 6
|
23.
|
Freddy Su
|
Jakarta
|
D3. Sastra Mandarin
|
Penyiar 7
|
24.
|
Peter Ongki
|
Medan
|
D3
|
Penyiar 8
|
25.
|
Linda
(XiaoLing)
|
Sukabumi
|
S1 Akuntansi
|
Penyiar 9
|
26.
|
Su She
|
Jakarta
|
S1
Informatika
|
Penyiar 10
|
27.
|
Nelly
|
Riau
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 11
|
28.
|
Edo
|
Jakarta
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 12
|
29.
|
Steven
|
Jakarta
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 13
|
30.
|
Elva
|
Jakarta
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 14
|
31.
|
Rani
|
Bagan
Siapi-api
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 15
|
32.
|
Phei-phei
|
Jakarta
|
D3 Sastra Mandarin
|
Penyiar 16
|
33.
|
Vonny
|
Pontianak
|
S1 Akuntansi
|
Penyiar 17
|
34.
|
Tony Huang
|
Jakarta
|
S1 Manajemen
|
Penyiar 18
|
35.
|
Cunne
|
Jakarta
|
D3 Sekretaris
|
Penyiar 19
|
36.
|
Yanti
Carolina
|
Jakarta
|
S1 Akuntansi
|
Penyiar 20
|
37.
|
Henny
|
Jawa
|
D3
Broadcasting
|
Penyiar 21
|
38.
|
Andre
|
Jakarta
|
D3
Broadcasting
|
Penyiar 22
|
39.
|
Faisal
|
Jakarta
|
D3
Broadcasting
|
Penyiar 23
|
Perusahaan Radio
Cakrawala memiliki karyawan perempuan lebih banyak daripada karyawan laki-laki
. Jumlah karyawan perempuan sebanyak 22
orang, sedangkan karyawan laki-laki sebanyak 17 orang, dan total karyawan
sebanyak 39 orang.
Karyawan Radio
Cakrawala berasal dari latar belakang pendidikan dan etnis yang
bervariasi. Walaupun perusahaan ini bergerak di bidang media massa
yang membutuhkan ilmu komunikasi sebagai latar pendidikan, namun pada
kenyataannya tidak semua bahkan hanya sedikit karyawan yang memiliki latar
belakang pendidikan di bidang komunikasi.
Untuk lebih
rincinya, bisa dilihat pada tabel 6 mengenai hubungan antara jabatan,
pendidikan dan asal karyawan PT. Radio Cakrawala Gitaswara di halaman berikut.
Setiap program
acara, penyiar menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia, dan lagu-lagu yang diputar menggunakan bahsa mandarin. Radio Cakrawala tidak memiliki program khusus
untuk berita, namun di setiap acara pasti disisipkan selingan berita secara
langsung melalui laporan dari reporter di lapangan.
Semua berita
disampaikan dengan bahasa Indonesia, karena tidak semua pendengar Radio
Cakrawala memahami Bahasa Mandarin, maka untuk mempermudah penyampaian berita
straight news digunakan bahsa Indonesia.
Program yang diudarakan di atas Pk.21.00, menggunakan bahasa Indonesia,
tidak lagi dicampur dengan bahasa Mandarin.
Untuk program
acara talkshow dan mendatangkan bintang tamu, apabila bintang tamu didatangkan
dari luar negeri, mayoritas didatangkan langsung dari Guang Zhou, China. Bintang tamu yang tidak bisa berbahasa
Indonesia, selalu ditemani dengan transleter yang dibawa sendiri oleh bintang
tamu.
Radio cakrawala
menggunakan bahasa Mandarin dengan logat asli Pu Tong Hua yang digunakan di
Cina Utara dan Barat Daya. Bahasa
Mandarin berasal dari rumpun Sino –Tibet yang sama dengan bahasa daerah lain
yang sering digunakan oleh para etnis tionghua di Indonesia, namun logat atau
dialek yang digunakan berbeda. Berikut
penjelasannya :